Welcome to chapter IV
Vote dulu sebelum baca
Happy readingBerbanding terbalik dengan jumlah peserta didik yang saat ini hanya ada siswa-siswi tingkat akhir saja, jalan setapak menuju sekolah justru begitu ramai dengan siswa dan siswi SMA Ordwen. Mereka semua serempak membawa tas ekstra atau tas bawaan berlebih yang di mana berisi keperluan-keperluan mereka selama menginap esok harinya.
"Tak hanya sedikit yang berpikiran menyicil barang bawaannya, bahkan dapat kupastikan delapan puluh persen dari kami semua juga satu pemikiran dalam waktu untuk keluar rumah," ujar Martin sambil mengalihkan tas yang ia tenteng dari tangan kirinya ke tangan kanannya.
Dalam kasus ini, Martin menganggapnya lucu. Mereka semua hanya berjalan menuju ke sekolah seperti biasa namun nampak seperti rombongan yang sedari awal memang berencana pergi bersama-sama. Ditambah lagi, kebetulan lain bahwa mereka menyicil barang bawaan mereka semua membuat Martin merasa sedikit terguncang.
"Aku tidak heran mengapa setiap mobil yang lewat akan memelankan lajunya dan memandang ke arah kita, mungkin saja mereka mengira kita mengadakan semacam parade." Martin bersuara kembali.
Frezy di sampingnya hanya manggut-manggut dan berdeham pelan menanggapinya. Tunggulah hingga mereka telah tiba di gerbang SMA Ordwen dan mendapati sebuah banner besar yang menginstruksikan agar seluruh murid kelas 3 itu menuju ke gedung D atau yang dikenal juga dengan nama Mega building.
Semua murid satu-persatu mengamati gedung tersebut dari luar sebelum mereka masuk. Eris yang berada di kerumunan para murid tak kaget lagi mengetahui bahwa di gedung inilah mereka semua akan menginap dan menyelesaikan Rofter project. Gedung tersebutlah yang tempo hari Eris lihat terasa seperti sengaja dibuat berbeda dan menggganggu pikirannya sesaat.
Sebagai informasi, SMA Ordwen yang terdiri dari 4 bangunan utama memiliki 3 bangunan lainnya dalam area sekolah yang digunakan untuk menunjang keperluan proses belajar mengajar.
Satu bangunan di antaranya ialah bangunan 3 lantai yang khusus sebagai penunjang pembelajaran olahraga, di dalam gedung tersebut terdapat arena menembak, kolam renang, dan dengan lapangan golf di rooftopnya. Sedangkan dua bangunan lainnya digunakan sebagai tempat pertemuan skala besar dari pendatang-pendatang yang memiliki kepentingan khusus, sebagai tempat les atau try out yang diadakan pihak sekolah, serta aula tambahan yang besar untuk keperluan kelulusan.
Kembali pada gedung D atau gedung terakhir yang dibangun di atas area sekolah ini, gedung tersebut telah dibenahi dari jauh-jauh hari. Para murid mengetahui hal itu setelah melakukan tour yang dipandu oleh map di lantai 1.
Secara lengkap, gedung ini memiliki 5 lantai. Lantai pertama disulap sebagai tempat bersantai dengan ruang tanpa sekat. Pada lantai kedua tersedia Cafetaria dan kedai-kedai yang telah sekolah sewa bagi para murid. Lantai ketiga sendiri, adalah tempat menginap para putra sedangkan lantai empat merupakan kamar bagi para putri. Di lantai teratas terdapat berbagai ruangan, mulai dari laboratorium kimia, laboratorium fisika, laboratorium komputer, dan belasan ruangan lain sebagai tempat diskusi pribadi.
"Aku merasa kita cukup diperhatikan. Hanya saja aku tak menyangka di kehidupan SMA ku ini aku bisa merasakan rasanya tinggal asrama," ucap Greva menuju kamarnya.
"Tidak. Kita sudah diperhatikan sekali, kau lihat saja kedai roti Zi and V ! Aduh, itu kedai roti kalangan atas,"sahut Hania.
"Aku hanya kecewa gedung ini tak punya rooftop."
"Benar. Tapi mungkin itu alasannya lantai dasar dibiarkan sebagai ruangan tanpa sekat dengan jendela tanpa tirai."
Greva yang mendengarnya hanya bergumam dan langsung menghentikan langkah Hania di penghujung koridor. "Sebaiknya kau tidak perlu menggunakan kamarmu." Ia berhenti tepat di depan pintu kamarnya dan kamar Hania yang bersebrangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLOBAL WARMING
RandomPernahkah kalian membayangkan keadaan kota sangat sepi, sunyi, dan tidak ada seorang pun yang berani menampakkan dirinya di luar rumah saat matahari mulai terbit? Global Warming. Dua kata sederhana yang berhasil mengurangi populasi manusia secara dr...