Welcome to chapter III
Vote dulu sebelum baca
Happy reading"—dua orang pasien yang meninggal dunia pada hari ini akan langsung dipulangkan ke rumah duka."
'kondisi tubuhnya mengenaskan sekali,' batin seseorang yang melihat tayangan berita tentang dua pasien meninggal dunia yang terdaftar lagi sebagai korban penyakit misterius.
Dalam cuplikan berita tersebut, diselipkan foto-foto pasien rumah sakit ternama di kota Ordwen. Foto itu diedarkan dan berasal dari sumbernya langsung— pihak rumah sakit, terkait perkembangan kulit pasien yang semakin hari semakin memburuk semasa hidupnya.
Remaja yang sedari tadi berdiri memasang dasinya di depan cermin dan memasang telinganya untuk mendengar berita yang tampil di televisi analognya itu mengalihkan padangannya penuh pada berita yang ada. Ia berjalan semakin mendekat ke layar televisi untuk mengamati gambar terakhir yang diambil dua hari sebelum pasien-pasien tersebut meninggal dunia.
Seperti kasus-kasus lainnya, daging di tubuh mereka seolah termakan habis, perlahan-lahan menunjukkan luka yang membesar hingga tulang mereka hampir terlihat.
Segera setelah berita itu berganti menjadi iklan produk pembersih lantai, remaja tersebut menjauhkan kepalanya dan memundurkan langkahnya dari televisi analog rumahnya. Ia mengedipkan matanya beberapa kali akibat menerima sinar yang sangat besar dalam waktu yang cukup lama dari benda elektronik yang satu itu.
Dasi dirasanya sudah rapi, tag namanya juga sudah terpasang, hanya kurang almamaternya dan langkah selanjutnya sebelum berangkat ke sekolah ialah memasang sepatu. Remaja itu melakukan semuanya tak lebih dari lima menit.
Semuanya seperti hari-hari biasa baginya hingga ia tiba tepat di depan ruang kelasnya. Saat hendak masuk, langkahnya berhenti mendadak karena dikejutkan oleh seseorang yang tiba-tiba saja muncul keluar di depannya.
"Demi tuhan apa yang kau lakukan! Bikin kaget saja," ucap Frezy sembari mengelus dada.
Yang mengejutkannya bersidekap dada menatap nyalang. "Bagus sekali. Janjiannya jam berapa, datangnya jam berapa." Martin menyinggung Frezy yang telat hampir 15 menit dari kesepakatan.
Kemarin, sepulang sekolah, Eris, Martin, dan Frezy sepakat untuk berdiskusi setengah jam sebelum jam pertama dimulai. Mereka akan berbagi tugas untuk penyusunan laporan metode praktik yang akan mereka lakukan pada Rofter Project.
"Menyindirnya bisa dibelakangku saja? Aku sudah berusaha datang cepat, tapi yah apalah dayaku. Kemarin aku terinspirasi cara siput berjalan," sahut Frezy.
"Siput lebih cepat dari kelinci. Kau tak menonton kartun fabel yang terkenal itu, ya?" omel Martin.
Frezy pun langsung menyingkirkan Martin yang berada tepat di pintu masuk kelas. Ia meletakkan ranselnya di bangkunya dan berjalan menuju Eris yang tengah melambai melihat kedatangannya.
Frezy yang mendudukkan dirinya itupun disusul oleh Martin yang turut bergabung duduk di samping Eris.
"Baiklah, diskusi pada hari ini resmi dibuka!" seru Eris lalu mengetuk meja menggunakan pulpen sebanyak tiga kali.
"Baiklah para hadirin yang kami hormati, hal yang akan saya bahas pada diskusi kali ini yaitu metode apa yang kita gunakan dalam menyelesaikan proyek yang kita dapatkan," ucap Martin berlagak bagaikan host di acara breaking news.
Frezy hanya menghembuskan napas kasar melihat sikap kedua rekan tim nya melakukan drama yang sangat tidak dibutuhkan untuk menjalankan diskusi. "Pagi hari, sebelum aku tidur, aku sudah memikirkan metode yang harus kita gunakan. Menurutku metode yang cocok kita gunakan adalah mixed method di mana kita meneliti dengan cara mengamati sekaligus mewawancarai objek secara langsung," jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLOBAL WARMING
RandomPernahkah kalian membayangkan keadaan kota sangat sepi, sunyi, dan tidak ada seorang pun yang berani menampakkan dirinya di luar rumah saat matahari mulai terbit? Global Warming. Dua kata sederhana yang berhasil mengurangi populasi manusia secara dr...