BAHTERA

233 30 15
                                    

━━━ ■■ ━━━

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

━━━ ■■ ━━━

"Waktu kita udah nggak banyak. Menuju hari-H bahkan udah nggak sampai 2 Minggu. Buat sementara ini, kurangi bercanda, dan fokus latihan. Push terus diri Lo sampai dirasa mentok pada batas maksimal. Gue ingetin sekali lagi, setlist kita ada 10 lagu belum termasuk encore. 8 lagu akan dibawakan secara live, 2 lagu secara VCR selama kita lagi break. Dan jadwal latihan kita, seenggaknya setiap hari harus ngelakuin practice 2 sampai 3 lagu, buat monitoring di hari yang sama, terus digladi pada hari selanjutnya.

Sama gue juga mau bilang, jangan lupa ke masing-masing unit buat latihan performance apa yang bakal kalian tunjukin nanti. Tolong bisa buat  bagi-bagi waktunya, ya. Jangan sampai latihan kita buat performance inti sama spesial performance tiap unit punya masalah di bentrok waktu. Sampai sini, kira-kira ada yang mau ditanyakan?" Jendral menatap satu persatu Nahkodanya. Membaca setiap raut wajah di sana yang sedari tadi mengatupkan bibir guna memperhatikan dari awal hingga akhir ucapannya.

Jayen mengangkat tangan, mengundang kesembilan wajah untuk serempak beralih menatapnya, "Lagu encore gimana, Bang? Kita belum mutusin itu sampai sekarang gegara setiap kepala punya pendapat berbeda."

Hazi reflek menepuk tangannya sekali, naluri menginterupsi BAHTERA sebagai tanda bahwa kini gilirannya lah yang berbicara, "Kita udah bahas ini kemarin, kan? Tapi sayangnya belum bisa ditentuin sekiranya lagu mana yang mau dijadiin penutup. Mayoritas dari kita sebenarnya udah sejalan buat bawain Dariku untuk Kita, tapi karena tampil sebagai grup, itu artinya kita nggak boleh mengabaikan pendapat serta alasan dari minoritas yang ternyata milih lagu lain." Papar Hazi menjelaskan. Selanjutnya, Nahkoda tertua itu menatap satu-persatu wajah di sana guna kembali berdiskusi soal encore. Kembali, iya kembali. Karena sesungguhnya, persoalan ini sudah dibahas ketika pertemuan kemarin. Hanya saja, kemarin itu belum menemukan titik terang, alias belum bisa ditentukan.

Ada Juna, Nanda, Hilal, dan Awan yang ternyata berbeda pendapat. Ketika 6 Nahkoda lain memilih lagu dengan bahasa lokal, mereka justru memilih lagu dengan judul Hello, Goodbye!

Entah apa bagusnya lagu itu. Umar— sebagai produsernya bahkan sudah muak mengingat lagu itu adalah salah satu lagu lawas BAHTERA. Yang merupakan salah satu lagu b-side dari album resmi ketiga mereka yang telah dirilis sejak hampir 5 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2019.

Anehnya lagi, di setiap konser entah konser tunggal ataupun tour nasional Hello, Goodbye! tak pernah sekalipun terlewatkan. Tak peduli apabila harus menjadi lagu opening, inti, VCR ataupun encore. Seakan— tak ada Hello, Goodbye! maka tak boleh ada konser.

Pelopornya sendiri adalah Nanda dan Jaali, si dua bokem BAHTERA yang memang mempunyai pola pikir selaras dengan mas-mas pos kamling komplek sebelah. Akan tantrum jika Hello, Goodbye! diabsenkan. Maka dari itu, tak heran kan apabila keduanya memilih lagu ini untuk dijadikan penutupan.

BAHTERA || TREASURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang