"Senja akan selalu seperti itu"
*
*
*Jam makan malam pun tiba Zio baru sampai saat para keluarganya tengah memulai makan malam,
sebenarnya ia bisa saja memesan ojek online atau menggunakan ojek biasa namun karena jarak antar mansion dan tempat kerja nya cukup jauh bisa bisa uang hasil kerjanya tadi untuk ia tabung langsung habis hanya karena menggunakan ojek untuk pulang
Jadilah Zio berjalan kaki meski sesekali ia akan beristirahat duduk di tempat atau ruko yang sudah tutup mengistirahatkan dirinya ataupun duduk di mesjid menjalankan solat magribnya terlebih dahulu setelahnya ia akan melanjutkan langkahnya.
"Selamat datang tuan muda" ujar salah satu Bodyguard/ tangan kanan sang ayah bernama GIO.
"Terimakasih om" Zio tersenyum manis melangkah masuk dan
"Bang baru Dateng sini makan" itu Leo dan karena itu lah semua atensi keluarganya mengarah padanya.
Zio Tersenyum dan mendekat
"Ckk Lo tuh baru sampe mending Sono mandi jangan ikut gabung bau keringet tau ngga" sinis kakak atau Abang kedua Zio yaitu SABIAN DERICKO REGANANTA"Apaan sih bang orang bang Zio ngga bau kok" Leo membela
"Ckk gue selesai makan" bian
"Ehh b-bang tunggu" Zio menggenggam tangan Abang keduanya itu dan
Plak
"Jangan sentuh gue sialan!" Bian langsung menghempaskan tangan milik adik ketiganya itu kuat.
"Maaf" Zio menunduk
"Bang Lo apa apaan si!" Leo berdiri dari duduknya.
"Ngga usah bela dia" dingin Bian menatap Leo datar
"Dia yang Abang sebut sialan itu juga Ade Abang!!" Leo berujar emosi ia sungguh tidak mengerti dengan jalan pikiran dari seluruh anggota keluarganya.
"Gua ngga punya adek bodoh ke dia" dinginnya. Leo ingin membalas tapi urung
"Leo, bian duduk di tempatmu son" dingin sang ayah
"Dan kau pergi lah ke kamar tidak seharusnya kau bergabung kau harus membersihkan diri terlebih dahulu" ujar sang ayah menatap Zio datar. Leo ingin protes namun urung kembali
"Iyaa ayah Zio juga ngga niat buat gabung kok Zio permisi.... Zio mau bersih bersih dulu" Zio Tersenyum manis
"Tapi bang..." Leo
"Ade makan duluan ajh nanti Abang kan bisa nyusul lagian Abang baru pulang takutnya nanti malah bawa kuman" ujar Zio meyakinkan Leo dengan senyum teduhnya dan hanya di balas anggukan kecewa oleh Leo.
Setelahnya Zio berjalan memasuki lift dengan senyum kecil yang tidak hilang dari celah bibirnya seakan kejadian barusan adalah angin lalu baginya.
Saat pintu lift tertutup Zio menunduk tak terasa air mata yang ia tahan dengan senyuman tadi jatuh begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenizio Senja .R.
RandomKENIZIO SENJA REGANANTA. Zio ia yang menyukai senja, ia yang begitu suka melukis, ia yang selalu ceria dalam hal apapun, ia yang selalu bisa menutupi luka lukanya dengan senyum manisnya itu, si anak tengah yang selalu di paksa untuk menjadi sempurna...