"Karena senja tak pernah memintamu menunggu"
*
*
*08:00
Brak
Brak
Braak!!
"Tuan muda kecil!!" Rio mendobrak paksa pintu kamar mandi yang semalam menjadi tempat tidur untuk Zio.
Rio tidak bisa tidur ia selalu menunggu di depan pintu sampai pagi tapi sayang saat malam menjelang semua anggota keluarga Edward pergi ke rumah sakit karena putra bungsu mereka terkena demam tinggi melupakan seseorang yang berada di ruang gelap dengan penuh ketakutan seakan trauma yang di alaminya hanya hal sepele yang tak perlu di khawatirkan.
Rio tidak bisa tinggal diam saat siang menjelang pun tuan besarnya tak kunjung datang untuk sekedar membukakan pintu kamar mandi belakang itu,
jadilah Rio mendobrak paksa dan betapa terkejutnya ia saat menemukan tuan muda kecilnya yang meringkuk tak sadarkan diri dengan bibir yang sudah membiru di sertai tubuh yang menggigil.
Rio segera membawa tubuh dingin nan lemah itu ke gendongannya membawa Zio ke kamar milik Zio.
Setelahnya Rio segera mengganti baju Zio dengan yang baru menyelimuti tubuh dingin itu dengan selimut tebal.
"Eunghh hiks hiks A-abang hiks" Zio bangun langsung menangis lirih
"Iyaa Abang di sini" Rio segera membaringkan tubuhnya langsung memeluk Zio erat menyalurkan kehangatan.
"Abang hiks gelap Abang hiks gelap Z-zio takut Abang hiks Zio t-takut" Zio sesegukan dengan di iringi isak tangis yang membuat hati Rio merasa terkoyak.
"Abang di sini Ade jangan takut sekarang udah ngga gelap lagi" Cup Rio mengecup kening Zio sayang.
Setelah beberapa saat Zio mulai tenang hanya tinggal sesenggukan kecil saja. Tapi Rio tau bahwasanya Zio mencoba menguatkan diri agar tidak menangis atau merintih ia bisa melihat bagaimana mata dengan erat terpejam dan jangan lupakan tangan mungil tuan mudanya itu menggenggam erat baju yang Rio pakai.
"Ade jangan di tahan Abang ada di sini hmmm" Rio mengelus punggung yang sedikit bergetar itu.
"Hiks A-abang Zio takut hiks hiks" pecah juga tangis yang Zio berusaha tahan agar meredakan rasa takutnya.
Rio bangun dari tidurnya mengangkat Zio ke gendongan koalanya menimang tuan mudanya itu jangan lupakan selimut yang menyelimuti tubuh kecil itu agar terus hangat.
Rio mengambil handphone miliknya dan
"Bi bawa bubur dan obat Paracetamol bawa ke kamar Zio"Tuttt
Rio langsung memutuskan sambungan ia langsung memusatkan perhatiannya kepada Zio yang masih menangis sesenggukan dengan mata hazel yang kini mulai terbuka meski sayu dan Rio bisa merasakan suhu tubuh Zio sudah mulai naik ia sudah bisa menebak bahwa tuan mudanya ini akan demam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenizio Senja .R.
De TodoKENIZIO SENJA REGANANTA. Zio ia yang menyukai senja, ia yang begitu suka melukis, ia yang selalu ceria dalam hal apapun, ia yang selalu bisa menutupi luka lukanya dengan senyum manisnya itu, si anak tengah yang selalu di paksa untuk menjadi sempurna...