"Dia indah tapi tak abadi"
*
*
*
Klik
Semua yang berada di ruang operasi seketika berdiri dari duduk mereka
"Dokter bagaimana keadaan anak saya" Diana segera bergegas mendekati sang dokter.
"Alhamdulillah operasinya berjalan dengan lancar nyonya,tuan dan tuan muda Leo akan kami pindahkan ke raung rawatnya" ujar sang dokter
"VVIP" Sean singkat
"Baik tuan" setelahnya pintu kembali terbuka menampilkan seorang remaja yang tertidur di atas berangkatnya.
Diana,Sean,dan bian langsung mengikuti brangkar milik sang adik Leo beda dengan Edward ntahlah ia seperti merasakan ada yang menahan tubuhnya.
Klik
"Dokter kondisi pasien pendonor drop" ujar salah satu suster dengan raut paniknya setelahnya sang dokter kembali masuk.
Deg
Edward hanya menatap datar pintu ruang operasi setelahnya melangkah untuk menemui sang bungsu, ntah apa yang di pikirkan oleh Edward.
"Dia kuat aku tau itu" monolog Edward.
.
.
.Ceklek
"Ayah" itu Leo dengan suara lemahnya.
Edward tersenyum dan
"Anak ayah sudah bangun hmm" Edward mengelus rambut Leo lembut."Yah siapa yang mendonorkan ginjalnya untuk Leo Leo ingin berterimakasih pada orangnya langsung"
"Iyaa mas aku juga ingin bertemu dengannya" Diana dan di angguki oleh si sulung dan si tengah.
Deg
"I-itu ayah juga tidak tau.... Dokter bilang ia tidak mau di sebutkan namanya dan identitas makanya sampai sekarang ayah juga tidak tau"dusta Edward ( -_- author).
"Ahh sayang sekali lalu apa yang ayah berikan untuknya sebagai imbslannya" bian
"Ayah memberinya uang dari perantara dokter" Edward.
"Ouh seperti itu ya sudah yang penting sekarang anak bunda udah sehat dan bisa beraktivitas seperti biasa lagi iya kan" Diana mengusap lembut Surai Leo. (Tanpa mengetahui bahwa anak yang selama ini ia sakiti juga sedang berjuang melawan hidup dan mati).
"Terimakasih ayah bunda" Leo tulus.
"Tidak perlu berterimakasih sayang ini sudah kewajiban kami" Edward. (Kewajiban ya)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenizio Senja .R.
RandomKENIZIO SENJA REGANANTA. Zio ia yang menyukai senja, ia yang begitu suka melukis, ia yang selalu ceria dalam hal apapun, ia yang selalu bisa menutupi luka lukanya dengan senyum manisnya itu, si anak tengah yang selalu di paksa untuk menjadi sempurna...