02

136 15 4
                                    

02

“selang beberapa lamanya akhirnya kereta pun sampai di stasiun pemberhentian para penumpang”

“para penumpang yang ada dikereta pun mulai bergegas keluar dan lagi-lagi Raga berpaspasan dengan pria yang ia senggol tadi namun karna tidak ingin memikirkan kejadian tadi dengan cepat Raga lalu keluar dari kereta”

“dan tanpa ia sadari gantungan kunci berbentuk bintang itu pun jatuh dan pria yang disenggol oleh Raga tadi lalu mengambil gantungan kunci itu dan dia lalu menatap Raga yang kini sudah berjalan jauh”

"Dia kembali".ucap pria itu yang terus mengenggam gantungan kunci tersebut




“kini Raga dan Evan bergegas menuju kampus dan mereka berlari secepat mungkin untuk tidak terlambat”

“dan saat detik-detik pintu gerbang akan ditutup Raga dan Evan berhasil masuk kearea kampus dan lalu bergegas menuju kelas”

“saat mereka berjalan menuju kelas mereka sangat heran dengan suasana kelas yang nampak ramai seperti tidak ada dosen yang masuk sama sekali”

"Kok kelas kita rame banget yah apa pak Arta ngk masuk".tanya Evan pada Raga yang juga tidak tahu

“daripada penasaran mereka berdua pun lalu masuk kedalam kelas dan memang benar bahwa tidak ada satupun dosen yang masuk di kelas itu bahkan pada mahasiswa yang ada di kelas itu sibuk dengan urusan masing-masing”

“sehingga Raga dan Evan pun lalu menghela nafasnya dan kini mereka berdua pun lalu duduk di bangku mereka masing-masing”

“saat Raga duduk ia mendengar pembicaraan para anak-anak perempuan yang sedang membicarakan seseorang”

"Sumpah Iyah banget mana udah ganteng ramah lagi sumpah yah Raka itu emang cowok idaman banget".celetuk seorang perempuan yang lalu diiyakan oleh kedua teman perempuan nya

“Raga terdiam dan ia nampak tidak asing dengan nama Raka yang dimaksud oleh siswi dikelasnya”

"Raka?namanya kayak ngk asing".batin Raga yang lalu menoleh kearah jendela

“diluar Raga melihat bahwa kini Hujan lalu turun dan membasahi taman kampus dan mata Raga tertuju oleh rintik hujan dan juga pohon besar yang ada di tengah-tengah taman”

“dan entah kenapa Raga mengingat sesuatu yang membuat kepalanya pusing dan hampir saja dirinya akan terjatuh”

"Dimas ayo kita berenam mulai dari awal dengan hidup yang bahagia dan kehangatan layaknya keluarga"

“Kata-kata itu terdengar jelas dipikiran Raga sehingga entah kenapa tiba-tiba dia berteriak seakan memanggil nama seseorang”

"MAS ALVIAN".teriak Raga yang membuat seisi kelas kaget dan menatap kearahnya

“Evan yang sedari di kereta merasa aneh dengan tingkah laku Raga yang terlihat begitu aneh seakan-akan ada sesuatu yang sedang terjadi kepada nya”

“sedangkan Raga ia kaget pada dirinya sendiri yang tiba-tiba saja meneriaki nama itu dan ia jelas heran dengan dirinya sendiri dan berpikir keras apa yang terjadi kepada dirinya sendiri”

BUTIRAN YANG KEMBALI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang