14

59 13 2
                                    

14



"Bastian termenung didalam kamarnya sambil menatap kearah Jendela"



"kenapa setiap hari Hujan selalu saja turun? apakah langit sedang bersedih".Tanya Bastian pada dirinya sendiri



CLECK

"Lamunan Bastian terhenti disaat Dimas membuka pintu kamarnya"


"Eh Dimas kenapa kamu kesini".Tanya Bastian yang menatap Dimas

"aku kesini cuma karna aku bosan aja dikamar sendirian".Sahut Dimas

"oh kirain ada apa".ucap Bastian yang kembali menatap ke arah jendela


"Bas kamu udah nemuin saudara aku ngk".Tanya Dimas yang membuat Bastian kaget dan lalu menatap nya

"kenapa tiba-tiba kamu nanyain itu".ucap Bastian yang sedikit gugup

"aku nanyain itu karna aku kangen sama mereka secara kamu tau kan aku udah 4 tahun ngk ketemu sama mereka".ucap Dimas dengan wajah yang sedih dan kecewa

"Jujur saja Hati Bastian terasa sesak mendengar nya ia benar-benar bingung apakah ini adalah waktu yang tepat untuk mempertemukan Dimas pada saudara tirinya"


"Mas aku bakal usahin kamu untuk bisa ketemu sama mereka lagi".ucap Bastian sambil menatap Dimas

"Makasih yah Bas makasih".ucap Dimas yang lalu tersenyum


"aku janji akan mempertemukan kamu pada saudara mu secepatnya".Batin Bastian








•••••••



"Revan berlari mengejar Bus yang ingin ia tumpangi"


"Pak tolong berhenti".teriak Revan pada Bus itu

"namun Revan terhenti karna kelelahan mengejar bus"


"Arghhhh sial banget aku hari ini kenapa bus itu ngk mau berhenti padahal aku kan udah teriak kenceng banget".ucap Revan yang nampak frustasi

"mau ikut bareng gue ngk".ucap pengendara motor yang membuat Revan kaget karna itu adalah Davin yang merupakan saingan dari teman Raka yaitu Bastian



"emangnya boleh kak?".tanya Revan yang sedikit ragu dan juga takut dengan tatapan Dingin Davin

"kalau gue ngk bolehin mana mungkin gue nawarin lu tumpangan".Jawab Davin dengan tatapan dinginnya yang membuat bulu kuduk Revan bergidik ngeri

"y-audah aku naik kak".ucap Revan yang lalu duduk

"pegangan entar takutnya lu melayang".ucap Davin yang lalu dituruti oleh Revan


"Davin pun lalu melajukan motor nya dan nampak Revan sedikit takut dan gugup karna ulah Davin yang membawa motor secara ugal-ugalan"





"beberapa menit kemudian Davin sudah sampai didepan pintu gerbang sekolah Revan"

"Revan pun lalu turun dengan hati yang nampak lega"

BUTIRAN YANG KEMBALI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang