15

71 14 1
                                    

15


“tak seperti hari biasanya Ravandra berjalan kaki untuk menuju Rumah namun tiba-tiba saja langkah nya terhenti disaat ia melihat toko bunga yang berada di sebrang jalan”

"hm apa aku kesana aja yah lagian dirumah juga aku ngk ngapa-ngapain".ucap Ravandra pada dirinya sendiri

“Ravandra pun lalu berjalan kearah toko tersebut dan masuk ke kota itu dan disana ia dia buat kagum saat melihat banyak sekali bunga-bunga yang begitu indah”

“Ravandra pun mulai melihat satu persatu bunga yang ada ditoko itu dan saat ia melihat bunga mawar ia mulai mengambil setangkai bunga mawar itu”

"bunga mawar ini indah banget seperti mas Dimas".ucap Ravandra yang lalu teringat sesuatu

"Ravandra kalau aku pergi tolong berikan aku Bunga mawar"

“Ravandra pun lalu terdiam dan jantung nya kini terasa sesak saat mengingat kejadian 4 tahun yang lalu”

"4 tahun udah berlalu tapi aku tetap inget sama kejadian itu mas".ucap Ravandra yang hampir saja meneteskan air mata nya

“Ravandra pun lalu menaruh Bunga mawar itu ketempat nya dan ia lalu segera berlari keluar dari Toko tersebut ”

BRUKKK

“saat Ravandra ingin keluar ia tidak sengaja menabrak seorang pria yang ingin masuk ke toko itu”

"Maafkan saya, saya tidak sengaja".ucap Ravandra yang kembali berlari

“Pria tersebut lalu menatap Ravandra dan ia mulai menatap kearah lantai dan terlihat ada sebuah cairan merah yang nampaknya berasal dari Ravandra, Pria itu lalu mengecek cairan merah tersebut dan ternyata itu adalah darah”

"Pantes dia lari taunya tangan nya luka".ucap Pria itu yang lalu masuk kedalam toko

••••••

“Raka kini sedang termenung sendirian di kelas dan ia mulai menatap kearah jendela”

"Dimas sebenarnya kamu itu dimana sih asalkan kamu tau aku dan yang lainnya kangen banget sama kamu, aku tau mungkin kamu ngilang karna kamu marah sama kita karna kita selalu aja jahat sama kamu tapi aku mohon tolong jangan ninggalin kamu begitu lama".ucap Raka yang tanpa sadar meneteskan air matanya

"Asalkan kamu tau disaat pertama kali aku ketemu kamu aku benar-benar ngerasa bahwa kamu adalah hadiah terbaik yang emang dikirimkan Tuhan untuk kami ,aku tau semua orang pasti ngira bahwa kamu adalah musibah bagi kami namun itu semua salah karna kamu adalah Malaikat tak bersayap".Lanjut Raka yang terus menatap Jendela

"hahahaha kenangan itu berputar di kepala ku seakan-akan mereka lagi bermain-main dengan pikiran dan juga hatiku".ucap Raka yang lalu mengingat kembali kenangan ia bersama Dimas dulu

FLASHBACK

“Dimas kecil hanya bisa duduk sendirian dibawah pohon besar yang ada di sebuah gedung kosong yang biasanya menjadi Tempat bermain kelima saudara tirinya itu”

“Dimas hanya bisa melihat saudara tirinya yang nampak asik bermain rasanya Dimas ingin sekali ikut namun ia sadar bahwa saudara tirinya sangat membencii dirinya”

“Namun Raka yang sedang asik bermain bersama saudara-saudara nya mulai menatap kearah Dimas yang hanya bisa diam menatap mereka bermain, dan entah kenapa Rasanya Raka begitu kasihan dengan Dimas yang selalu saja di benci dan dikucilkan di dalam keluarga nya”

BUTIRAN YANG KEMBALI (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang