Legenda mengatakan bahwa hanya dua kali putri duyung naik ke daratan, ketika ia jatuh cinta atau ketika ia hendak membalas dendam.
Itu yang aku dengar dulu mengenai cerita putri duyung dari kakek buyutku, aku kira itu hanyalah cerita dongen biasa.
Hingga suatu hari ketika aku dewasa dan merasa butuh menenangkan pikiran ruwetku dari hecticnya hidup di kota, aku memutuskan untuk berkunjung ke kampung halaman kakekku guna menikmati syahdunya suasana lautan yang sunyi.
Di malam itu, kala ku arungi tenangnya deburan ombak. aku melihatnya.
Seseorang yang juga tengah menikmati suasana laut yang sama jua di bawah langit malam yang sama. ku perhatikan dengan seksama.
Sampai waktu aku menyadari, bahwa dia tidak memiliki kaki yang sama dengan apa yang aku punya. tempat yang harusnya bertengger dua kaki ayal terlihat seperti sirip ikan. Indah.
Teramat indah. sepersekian detik membuatku terperangah.
Telah coba ku dekati, namun ia pergi.
Setelah hari itu, terus ku ulangi kegiatanku. Tiap malam selalu aku pergi ke lautan.
Untuk menemukannya dan mengobati rasa dihatiku yang entah bagaimana selalu meletup mengingat wajahnya yang lungguh dengan ekor cantiknya yang elok dipandang.
Namun entah berapakali ku mencoba, dia tak nampak jua. apakah aku yang sudah gila? mungkin halusianasiku sudah mencapai stadium akut.
Di kesempatan terakhir diriku menghabiskan masa cuti, kudatangi tempat itu. sekali lagi. untuk terakhir kalinya. Dan yap, ternyata aku tidak gila, dia kembali hadir dan bahkan memberiku senyuman yang teramat manis.
Akhirnya ku tau namanya, dia adalah irene.
Namun apa bisa dikata, kala itu aku harus kembali pada realita kembali ke kota. ku tinggalkan dia.
Tetapi aku berjanji akan kembali kepadanya kala aku menyelesaikan urusanku disana.
---
Waktu terus barlalu. 5 tahun tak terasa, aku kembali menginjak tanah tempatku jatuh cinta pertama kali.
Seorang diri, hal pertama yang kudatangi adalah pesisir laut saat aku bertemu dengan dia. Irene. Putri laut yang berparas layaknya bidadari surga.
Kebetulan kala itu tengah senja, tak ku sangka dia ada. Kembali tersenyum dan menghampiri ku.
Kami menghabiskan waktu yang lama untuk sekadar mengobrol dan melepas rindu.
"Tidakkah kau merindukanku?" pertanyaan pertama yang ku ucapkan untuk pembuka obrolan.
Dia tersenyum kembali dan menjawabnya dengan lugas bahwa ia sangat merindukanku.
Timbul sedikit nyeri di hati, menyadari betapa jahatnya aku meninggalkan dia dalam beratnya rasa rindu. aku menyadari rindu ku masih bisa teralihkan dengan pekerjaanku, sedangkan dia?
Lalu hingga putar jam berlalu, kami mulai membicarakan hal-hal yang membuatku penasaran sedari lama.
"Benarkah bahwa sosok sepertimu hanya bisa datang ke daratan dua kali?"
"Hemm" dia mengangguk..
"Hanya ketika dia jatuh cinta atau ketika dia ingin membalaskan dendam sakit hatinya." lanjutnya.
"Setelah ke daratan, apa yang bisa ia lakukan?"
"Ketika jatuh cinta, kami hanya memiliki dua pilihan. Memilih kehilangan kaki dan merelakannya atau memilih kembali dan melupakannya."
"Lalu kalau berniat balas dendam?"
"Ketika balas dendam.." dia malah berhenti bercerita.
Namun aku tak kehilangan semangat untuk menunggu jawaban selanjutnya.
"Ketika balas dendam, kami hanya dapat membalaskan dendam apabila benar-benar patah hati.."
Aku hanya mengangguk-angguk tanda mengerti.
"Apakah putri duyung yang membalas dendam tidak memiliki pilihan? ketika dia mencapai daratan?"
"Ada. selalu ada pilihan."
"Apa itu??"
"Emm ada dua pilihan juga, yang pertama tentu membalaskan dendamnya dengan membunuh si pelaku.."
"Lalu??" tanyaku dengan sangat penasaran.
"Yang kedua..." dia menggantungkan jawabannya.
"Akau ku beri tahu lain kaliii, haahahaha" dia pergi menuju lautan sembari meledekku.
Kala itu aku hanya ikut tertawa melihat betapa bahagianya dia.
Tak kurasa malam sudah menjemput dan kami berpisah untuk menjemput lembaran-lembaran menyenangkan selanjutnya.
Kebetulan tengah libur cuti panjang, ku lewati hari dengan menghabiskan waktuku bersamanya. Berkeliling desa, menikmati bermain pasir, membentuk istana yang indah, mencoba berkeliling menikmati kuliner yang ada, bersepeda dan bahkan menghabiskan malam indah bersama di bawah terangnya rembulan. sungguh, ia teramat cantik kala mengerang di bawahku.
Ahh ya, aku belum menceritakannya. Ia memutuskan ke daratan untukku, berarti dia jatuh cinta padaku bukan?
Namun sayang beribu sayang..
Sebenarnya.. aku tak pernah merasakan hal yang sama.
Untuk kala pertama bertemu mungkin aku merasakan jatuh cinta, namun kurasa setelah ku pertimbangkan.. itu hanyalah rasa kagum.
Karena ketika aku kembali ke kota, aku menemukan cintaku yang nyata. dia istriku saat ini.
Tepat hari ini istriku menyusul ku ke sini, dia cantik. Selalu cantik. Datang memelukku dan memberikan ciuman cintanya, tentu aku sambut dengan perlakuan yang sama.
Kurasa dia melihatnya, irene melihat itu semua. Ada setitik rasa bersalah dalam hatiku. Namun bukannya sedari awal aku memang tak pernah memintanya untuk jatuh cinta kepadaku?
°°°
makasii udah bacaa
all pic on pinterest.