4. Telefon?

95 9 0
                                    

Win masih terbaring di kasur Rumah Sakit dengan tangan nya yang di infus. Bright sudah beberapa hari tidak pulang untuk menjaga Win di Rumah Sakit karna ia takut terjadi sesuatu pada Win. Perawat pun masuk ke kamar Win dan memberi tahu Bright kalau Win hari ini sudah bisa pulang ke rumah.

Win pun bangun dan mengganti baju rumah sakit dengan baju Rumahan nya yang di bawakan oleh Bright, Bright pun membantu Win untuk berjalan karna badan Win belum sepenuhnya sehat. Dirumah Tu sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Win karna sudah seminggu ia tidak melihat Win karna ia tidak sempat menjenguk kakaknya. 

"Kak Win!!" Tu pun berlari saat mendengar suara mobil Bright yang sedang memarkir mobilnya didepan Mansion.
Pintu mobil berwarna hitam itu pun di buka kan oleh Bright untuk Win seorang, seorang perempuan berusia 19 Tahun itu keluar dari pintu Mansion yang berwarna putih hitam. Tu yang terlalu semangat pun tersungkur saat berlari mendekati kakaknya, lutut perempuan itu pun bercucuran darah.

"Kak win, sakit" mata Tu sudah mulai berkaca kaca karna luka di kakinya yang terasa perih itu semakin banyak mengeluarkan darah. "Nahkan, jangan lari lari mangkanya!" Gumam Win sambil menuturkan tangan nya dan menuntun Tu ke ruang tamu untuk mengobati luka Tu,
"Kak!! Pelan pelan!!!" Perempuan itu mulai merengek kesakitan di lutut kakinya yang merah pucat.

Win pun memasangkan plester di kaki Tu, "nah, besok-besok jangan lari larian lagi!!" Win mengingatkan Tu untuk tidak berlari lagi."Kakak itu layaknya orang tua kamu!! Kakak gak mau kamu terluka di fisik maupun hati"
Peringatan Win memperlihatkan bahwa ia benar benar sayang dengan adik kesayangan nya. Orang tua mereka meninggal karna kecelakaan mobil saat Win masih berusia 12 Tahun.

Tu pun di bantu Win untuk ke kamarnya. Win pun kembali ke kamar nya dan merehatkan dirinya di kasur dengan sprei nevy, "Akhirnya setelah seminggu di rumah sakit bisa balik lagi tiduran di kasur lagi" Celetuk Win sambil membaringkan badannya. Handphone di kantong celakanya pun bergetar, "huh? Telfon? Siapa ini" Gumam Win. Saat telefon itu diangkat tidak ada yang berbicara sama sekali hanya sunyi.

Di telefon

W:halo?

??: ........

W:ini siapa ya?

??: ..........

Telefon pun di matikan oleh Win. "Ngapain sih ni orang? Gajelas" Ucap Win. Win pun menaruh handphone nya di meja nakas sebelah kasur, "kenapa sih? Marah marah mulu" Bright pun bertanya pada Win mengapa muka Win terlihat marah. Badan Win pun berbalik ke arah Bright,
"Tadi ada yang telfon, tapi dia tuh cuma diam!" Ucap Win.
Bright pun mengelus tangan Win "udah, palingan orang iseng doang" Tutur Bright pada Win.

______ ______ ______ ______ ______
17.45 PM

Laki laki dengan jas hitam pun membopong badan Win ke mobil nya. "Uhmm" Win yang sadar badan nya di bopong oleh seseorang pun bangun, Saat Win bangun mereka sudah ada di tengah perjalanan menuju suatu tempat. "Huh? Kita mau kemana phi?" Win pun bertanya, belum sempat Bright menjawab Win sudah merengek pulang karna ia ingin di rumah saja. "METAWIN! Diam, dan tenang" Ucap Bright dengan nada yang agak tinggi pada Win.

Win pun sontak kaget saat mendengar pertama kalinya Bright bicara dengan nada tinggi padanya. "P-phi, maaf" air mata win pun mulai membasahi pipi nya, bukan nya tangisan Win mereda malah semakin membasahi pipinya yang chubby. "M-maaf phi, win d-diam kok" Gumam Win dengan suara nya yang mulai sesenggukan, "EH! phi gak bermaksud ngebentak.." balas Bright. Tangan Bright pun mengelus pipi Win yang chubby itu dan membersihkan air mata Win yang terjatuh di pipinya.

Mereka pun sampai di tempat itu, Bright mengambil kain merah untuk menutup mata Win dan mengikatnya.  Win pun perlahan di tuntun oleh Bright jalan ke suatu tempat, kain merah itu pun di buka. Terlihat meja bulat dari bahan kayu itu berada di pinggir sungai dengan tatakan berwarna merah. Bunga mawar merah segar yang ada di vas bunga itu, mengingatkan Win saat ia kecil ia suka sekali menanam bunga mawar di halaman rumah nya.

"Phi, tapi aku hanya memakai baju rumahan. Tidak apa apa?" Win pun memainkan pinggir bajunya yang berwarna abu abu, "gapapa, ini date pertama kita kan?" Bright pun tersenyum pada Win. Bright pun menarikan kursi untuk Win duduk, dan ia juga duduk di depan Win.

-

-

-

-

-

-

-

Telat up lagi deh🙏🏻, selama lebaran author pergi mulu dan banyak kegiatan jadi baru senin ini di up🙏🏻🙏🏻

Sorry na🙏🏻😁

DRUNK MAFIA || BRIGHTWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang