19

241 21 2
                                    

Letak rumah Jay seperti nya sudah menjadi zona nyaman untuk nongkrong. Buktinya, pagi hari seperti ini Heeseung sudah bertamu kerumah Jay.

"Kopi lu abis?" tanya Heeseung ke Jay setelah melihat stock kopi yg habis.

"Ada di lemari coba liat" jawab Jay sambil bermain Billiard yg dekat dengan coffee section.

Heeseung pun membuka lemari dekat mesin kopi tersebut lalu ia menemukan sebungkus biji kopi, tak pakai lama ia pun membuat segelas kopi yg dingin.

"Baru?" Heeseung menempelkan tubuhnya ke tembok yg berdepanan dengan meja billiard.

Jay berhenti sejenak. "Apa?"

"Ini meja billiard"

"Iya baru, bokap gua yg beliin" Jay lanjut bermain.

"Lu gamau ikutan?" lanjut Jay.

Heeseung menggelengkan kepalanya. "Bosen"

"Lebih bosen lagi kalo lu ngeliatin doang"

"Bukan bosen main, tapi bosen libur gini² aja"

"Trus?"

"Pengen ke—"

"Halo abang²ku" Niki tiba² datang.

"Heh ngapain dateng?" tanya Jay.

Niki langsung mengambil tongkat billiard dan ikut bermain dengan Jay.

"Gua ga tidur semalem trus sampe sekarang mata masih cerah, makanya gua kesini" jawab Niki.

"Ngopi mulu, gimana ga cerah" saut Jay.

"Lu pengen kemana tadi?" Jay bertanya lagi ke Heeseung.

"Ke Bandung mybe"

"Kenapa Bandung?" tanya Niki sambil fokus.

"Gatau, asal nyebut aja"

"Et kocak, ke luar negri lah"

"Swiss?" Jay mengide.

"Kejauhan" tolak Heeseung.

"Thailand dah, cewenya cakep²" usul Jay lagi.

"Tapi banyak juga yg bukan cewe anjir" jawab Niki.

"Ah ga membantu jawaban lu"

"Korea?" kata Jay.

"Anjir iya tu korea" ucap Niki.

"Ayo aja" Heeseung mengangguk².

"Ah tapi gua gabisa ikut, gua balik ke jepang" ucap Niki.

"Gua juga, bokap gua ngajak liat² tanah buat bangun perumahan"

"Ck yaudah gajadi" Heeseung pun berjalan ke arah sofa lalu duduk.

Sebenarnya Heeseung tidak perlu memikirkan tentang per healingan ini, tetapi ntah kenapa ia jadi semakin berpikir keras ingin libur kemana. Negara yg sudah di sebutkan Jay juga sudah pernah Heeseung injak, tetapi Korea ia baru pernah kesana sekali. Mungkin menarik bagi nya untuk berlibur lagi kesana.

Heeseung mengecek harga pesawat di HP nya. "Tapi gaenak kalo cuma sendiri" ucapnya pelan.

"Jake kemana Ki?" Heeseung bertanya kepada Niki yg masih bermain Billiard.

"Mana gua tau, abang gua juga bukan"

"Coba telfon"

"Ah lagi—" Niki memotong perkataannya karena melihat Heeseung yg menatapnya tajam.

"Minta tolong gaboleh?" Heeseung meyakinkan.

Niki pun serentak langsung mengambil HP di kantong celananya lalu menghubungi Jake.

Tuuut.. tuuut..

"Halo, lu dimana?" tanya Niki.

"Rumah, ngapa?"

"Dirumah bang katanya" ucap Niki ke Heeseung.

"Suruh kesini" jawab Heeseung.

"Disuruh kesini" kata Niki ke Jake.

"Ah mager ah siang² gini"

"Disuruh Abang lu"

"Siape?"

"Heeseung"

"Otw"

Tuuut.. tuut..

"Otw katanya, tungguin aja" Niki lanjut bermain.

Sembari menunggu Jake, Heeseung pun menggantikan Jay dan ikut bermain Billiard.

"Yg kalah tf sejuta, bodo amat" ucap Heeseung.

"Dih, ogah. Tadi ama Jay ga begitu gua"

"Sejuta buat Jay mah apaan si? seribu perak paling"

"Ga gamau"

Heeseung tersenyum miring. "Iya lu belom kerja lupa gua"

"Kerja mah nanti kalo udah punya cewe, kaya abis itu nikahin, beres"

Tongkat Billiard melayang ke arah lengan Niki. "Palalu beres, belom lagi punya anak"

"Ah sakit anjrit, pokonya yg penting punya cewe dulu"

Heeseung berhenti sejenak seperti berpikir.

"Ngapa diem? giliran lu ini" lanjut Niki.

"Jadi pengen punya cewe" ucap Heeseung lalu bermain lagi.

"Tuh si Ceya nganggur" saut Jay.

"Jangan di tungguin kalo gua udah jadian sama dia, tau² ciuman nanti gaboleh pada kaget"

___

NGEBAYANGIN HEESEUNG ATTRACTIVE GASI AAAAKKK
MAKIN GILA GUA SAMA ELU HISEEEUUNKKK
jgn lupa vote sama follow youeiiii
stayyytune ♡

KATING || lee heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang