23

114 14 8
                                    

Selama berjalan di tengah kepadatan anak muda, Heeseung dan Ceya melipir sedikit ke arah toko bunga.

Ceya mencium aroma bunga. "Wangi bangettt" katanya girang.

Heeseung yg sedari tadi mengikuti Ceya pun turut bosan.

"Ck, ayo kesana. Di bunga² mulu" ketus Heeseung.

"Lo aja sendiri, jangan ganggu gue" lalu Ceya lanjut menghirup wangi bunga.

"Dih yaudah" Heeseung tak pikir 2x, lalu ia berjalan menyusuri toko musik.

Setelah masuk, betapa berbinarnya mata Heeseung. Gitar yg di pajang rapih di dinding membuatnya ingin segera menggapainya. Tetapi sayang, tulisan di samping gitar tersebut tertera bahwa gitar tidak di perjual belikan.

"Aduh bagus lagi" keluhnya.

Memilah milih kaset berbau jadul adalah kesibukannya saat ini. Banyak kaset yg bentuknya bermacam-macam, tetapi Heeseung lebih menyukai kaset piringan.

Mahal bukanlah persoalan, ia beli karena hobinya jadi ia tidak pernah merasa rugi. Setelah membeli satu piringan musik, Heeseung kembali ke toko bunga tempat Ceya barusan.

Tokonya tidak jauh, mungkin Ceya masih bisa tau Heeseung pergu kemana. Tetapi, Ceya tidak ada di tempat.

Heeseung menyusuri toko tersebut dan sayang hasilnya nihil. Ceya entah pergi kemana. Hilangnya Ceya cukup membuat Heeseung panik, ia pun langsung menghubungi Jake.

"Halo bang kenapa?" tanya Jake duluan.

"Si Ceya sama lu ga?"

"Lah kan sama lu, gua mah sama Nibi anjir"

"Tadi gua misah sebentar sama Ceya, terus pas gua balik Ceya nya ga ada"

"Hah serius? udah lu cari belom?"

"Gua belom cari ke sekitaran sini, tapi kalo lu nemu dia disitu please kabarin gua cepet-cepet"

"Aduh bang.. bang. Yaudah lu cari dulu disitu, kalo ga ketemu telpon gua lagi biar di bantu cariin sama polisi sekitar"

Tuut.. tutt..

Sedetik kemudian, Heeseung berlari kecil mencari sosok Ceya. Ia ingat, baju yg Ceya pakai warna pink muda lalu celana nya biru langit.

Di tengok sampai lehernya pegal, Ceya tak juga di temukan. Panik pun bertambah, Heeseung tak bisa mencari nya sendiri. Heeseung menepi ke pinggir gang, lalu menelpon Jake.

"Halo, ga ketemu nih gimana?" tanya Heeseung panik terengah-engah.

"Bang sabar, gua udah nyari juga tapi ga ketemu. Di telpon Nibi juga ga di angkat, gua rasa dia belum jauh dari tkp. Lu balik ke tempat awal Ceya hilang aja bang, tungguin sampe polisi dateng" Jake menjelaskan.

"Oke" Heeseung pun terbirit lagi ke tempat toko bunga yg Ceya datangi tadi.

Heeseung melihat perempuan berpakaian sama seperti Ceya dari kejauhan. Ia pun berlari sekeras mungkin ke dekatnya.

"CE, CEYA" teriak Heeseung.

Perempuan tersebut membalikan badannya sampai rambutnya terkibas dibawa angin.

"Ce, astaga Ceyaaa" Heeseung memeluk Ceya tanpa sadar.

"Ih ngapain si meluk-meluk ah" Ceya mendorong Heeseung pelan.

"Astaga gua nyariin lu, Ceee" ucap Heeseung yg masih terengah-engah.

"Ngapain? orang gue abis dari toilet" jawab Ceya.

"HAH?"

___

sumpah si ceya bener², sampe di peluk heeseung donggg
apakah sengaja? atau gara² panik doang yaaa? staytune kalo mau tauuu
jgn lupa vote plus follow yaw makasi uda bacaaa ♡

KATING || lee heeseung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang