Lanjutan Love Sunday.
2️⃣0️⃣2️⃣3️⃣
"Jay?" lirih Isa saat ibu jari Jay tiba-tiba bertengger menyentuh bibir bawahnya.
"Can I?" ijin Jay menatap netra Isa tanpa berkedip lalu turun menatap ranum merah itu penuh harap.
Isa mengangguk kecil sebelum akhirnya Jay mendekat menyatukan bibir mereka untuk kali pertama. Di bawah terangnya sinar bulan, pasangan itu memagut rasa candu itu begitu lama. Di sisi sungai Han yang dingin, tubuh mereka justru memanas sampai keluar keringat amat deras padahal hanya bercumbu bibir saja.
"Hh.. hh.." Deru napas keduanya begitu berat setelah ciuman pertama mereka. Masing-masing seakan berebut oksigen yang sangat tipis beredar di sekitar mereka. Netra keduanya masih beradu tajam, menyiratkan perasaan cinta yang begitu dalam.
"Kamu suka langsung ke intinya, kan? Ramyeon meokgo gallae?"
Isa tersentak kecil mendengar kalimat keramat itu. Ekspresi kagetnya jelas sekali ditangkap lelaki kelahiran 2002 itu.
"Hehe. Gak, gak. Aku bercanda," ralat Jay cepat. Reflek tangan kanannya mengusap tengkuk lehernya sendiri singkat.
"Aku mau, kok. Kebetulan aku laper, belum makan," lirih Isa.
"Eh? Maksudku.. oh, kamu laper, ya? Kita pergi aja cari makan." Jay melupakan candaannya barusan. Dia tak enak gadisnya kelaparan.
Tak buang waktu, Jay mengaitkan jemarinya pada jari-jari dingin Isa lalu menuntunnya meninggalkan kawasan sungai Han.
"Kenapa gak bilang kalo laper? Aku jadi gak enak gak nawarin kamu makan dari awal," cicit Jay agak kesal.
"Baru aja kok rasa lapernya. Gapapa, Jay. Ini bukan sesuatu yang besar."
"Kamu manggil aku Jay?" Langkah Jay berhenti lalu menatap dalam netra bulat milik kekasihnya.
"Emangnya kenapa?"
Isa masih tidak paham arah bicara Jay.
"Kan kita udah-" Jay jeda ucapannya. Tiba-tiba dia malu sendiri untuk menjelaskan maksudnya.
Begitu mulut Jay membuka, Isa sudah menyela, "Aku lebih dulu lahir daripada kamu, tahu. Tapi kamu ingin aku memanggilmu... Oppa?" goda Isa diakhiri ringisan.
Jay tak kuasa tersenyum memamerkan deretan gigi rapinya. Bahkan gigi taring kecil di sisi kiri buat Jay tampak makin manis hingga Isa terpesona.
Tautan tangan mereka reflek terlepas karena Jay tak mampu menghalau kupu-kupu beterbangan di perutnya. Apa sebaiknya ia bawa pulang saja gadis lucu ini? Berapa orang yang harus Jay lewati untuk mendapatkan izin? Orang tuanya? Agensi atau cukup Isa sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX APPEAL
Short Story🔞 setiap pertemuan, diakhiri dengan desahan pelepasan. kenal atau tidak, cinta atau tidak, yang penting dua-duanya sama-sama enak. (one-shoot collection:) Happy reading!! 🧡 SEX APPEAL ; daya tarik seksual ©seonjakala, 2024