Step Brother 🔞

8K 39 11
                                    

2️⃣0️⃣2️⃣0️⃣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

2️⃣0️⃣2️⃣0️⃣

Calon istri dan anak tiri Ferdi sudah tiba di Jakarta. Keduanya begitu disambut hangat oleh Ferdi dan Jena. Dalam waktu singkat, Jena juga langsung akrab dengan calon saudara perempuannya, Carissa.

Sementara itu, Jayus tak pernah pulang ke rumah sejak kehadiran ibu baru dan anaknya. Ferdi juga masa bodo, mengabaikan ketidaksetujuan Jayus akan pernikahannya. Ferdi optimis lama-lama Jayus akan menerima juga. Pria paruh baya itu yakin, sesama lelaki pada akhirnya akan saling memahami kalau sudah waktunya. Terpaksa, hari ijab qobul Ferdi dan calon istri di KUA, Jayus absen tak menunjukkan batang hidungnya.

Sudah sebulan lamanya, pernikahan pasangan tua yang sedang dimabuk asmara itu mengakar. Selama itu pula, Jayus tetap bersikukuh tak pulang ke rumah barang sebentar.

"Bang Jayus kuliah dimana, Kak?" tanya Carissa malu-malu pada Jena. Meski mereka seumuran, rupanya Jena lebih dulu lahir makanya dia ingin dipanggil kakak oleh adik barunya.

"Kekeke.. Ris. Jangan manggil Abang pake nama asli. Dia gak suka. Maunya dipanggil Jay aja. Ntar kalo ketemu jangan manggil Jayus pokoknya. Dia bisa ngamuk," jelas Jena sambil tertawa.

"Oh, kenapa gak suka?" tanya Carissa tanpa ikut tertawa sama sekali. Baginya, nama Jayus normal-normal saja.

"Tau tuh. Gak keren katanya. Udah koar-koar mau ganti nama tapi gak jadi-jadi. Tadi nanya dia kuliah dimana ya? Abang tuh kuliah di Bogor. Dia ngekost, sih. Wajar jarang pulang," jelas Jena berbohong di kalimat terakhir. Tidak mungkin Jena jujur alasan Jayus tak pulang karena menolak kehadiran Gayanti dan Carissa di hidup mereka.

Carissa hanya ber-oh ria.

"Eh, Ris? Nanti kalo kita kuliah di kota yang sama, kost bareng aja, yuk?" sambung Jena mengalihkan topik.

"Aduh, Kak. Kuliah masih lama lagi. Baru juga kelas 1 SMA."

"Jena? Rissa?" Suara panggilan menginterupsi percakapan keduanya.

"Iya, Pa?" timpal Jena.

"Lusa Papa dan Bunda ada kondangan ke Palembang. Kalian ijin aja sekolahnya. Ikut, ya? Kita naik kapal sama-sama."

Kedua putri Ferdi bak kembar itu berbinar riang membayangkan akan seseru apa perjalanan mereka nantinya. Terutama Carissa yang tak pernah merasakan kasih sayang sosok bapak atau setidaknya pengalaman liburan bersama keluarga.

Ferdi mengulas senyum menyaksikan ekspresi girang dua putrinya. Setelah selesai menjelaskan segala rencana perjalanan ke Palembang nanti, Ferdi balik ke kamar lanjut menelpon sang putra.

"Halo, Jay. Papa cuma mau ngomong lusa kami mau ke Palembang lima hari. Sekiranya mau pulang ke rumah sebentar, silahkan. Papa kasih kesempatan."

Jayus hanya menyimak lalu memutus sambungan begitu saja tanpa membalas sepatah kata.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SEX APPEALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang