2️⃣0️⃣2️⃣4️⃣
Enam tahun karirku sebagai housekeeper, baru kali ini aku merasa begitu bahagia datang bekerja. Sudah tiga hari ini aku bersemangat meminta shift pagi demi membersihkan kamar seorang nyonya muda.
Tiga hari lalu, aku tak sengaja satu lift dengannya. Harum tubuhnya juga senyum manisnya padaku membuatku berdebar hingga tak bisa melupakannya. Sejak saat itu aku terus memburunya, mengejarnya, mencari kesempatan sekecil apapun agar bisa berinteraksi dengannya. Persetan kalau dia sudah menikah, aku terobos saja.
Itulah diriku. Bujang lapuk rendahan yang tidak tahu malu.
Seperti biasa, aku memasuki kamar yang ia tempati. Harum wangi tubuh wanita itu bahkan masih tertinggal begitu aku membuka pintu. Ah, segarnya. Aku bisa gila.
Katakan aku sekarang memang gila. Bukannya kerja, aku justru berdiri mematung di depan pintu. Menutup mataku rapat lalu menghirup aroma wanita itu kuat-kuat.
Begitu aku buka mata, hal paling konyol dan memalukan menimpa. Ternyata wanita pujaanku masih di sana. Baru saja keluar dari kamar mandi dengan bathrobe dan lilitan handuk di kepala. Dia menatapku dengan heran, mungkin berpikir aku gila.
Aku segera bungkukan badan. "Ah, maaf, Nyonya. Saya kira Anda sudah pergi seperti biasanya."
Badanku kaku mendadak menggigil sampai dalam tulangku. Aku keringat dingin takut pujaan hatiku marah dan mengusirku.
"Tidak masalah. Hari ini aku tidak keluar rapat. Silahkan bersihkan. Aku tidak terganggu."
Ya Tuhan. Suaranya merdu sekali. Andai saja aku sempat merekamnya untuk bahanku masturbasi. Eh!
"Baik, Nyonya." Aku kembali menegakan badan.
Dia tersenyum samar padaku sebelum berjalan ke meja kerja lalu membuka laptopnya. Aku tebak dia akan bekerja lagi seperti biasa. Dia benar-benar pekerja keras di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Dunia kita semakin jauh saja mengingat aku pria yang bukan tandingannya. Sepertinya harus ku kubur dalam-dalam keinginan untuk memilikinya.
Kembali ke realita, aku mulai membersihkan bekas sarapannya dulu, lalu ke kamar mandi membersihkan apa yang sekiranya perlu dibersihkan dan diganti. Aku menemukan sebuah cairan mirip susu pada wadah setengah lingkaran di atas wastafel kamar mandi. Aku coba tanyakan untuk memastikan apa barang itu penting, ketinggalan atau memang akan dibuang nanti.
"Maaf, Nyonya Gamma? Apa benda ini tertinggal atau hendak dibuang?" tanyaku sembari menunjukan wadah cairan putih setengah lingkaran itu.
Sang nyonya menoleh padaku dan menatap apa yang aku pegang. Matanya membulat sempurna seperti terkejut bukan kepalang.
Wanita itu beranjak bangun menghampiriku. "Astaga, ya ampun. Aku lupa. Ini ASIku. Untung saja kamu menemukannya. Kalau tidak segera ku simpan, bisa basi," jelasnya tersirat kelegaan di akhir kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEX APPEAL
Short Story🔞 setiap pertemuan, diakhiri dengan desahan pelepasan. kenal atau tidak, cinta atau tidak, yang penting dua-duanya sama-sama enak. (one-shoot collection:) Happy reading!! 🧡 SEX APPEAL ; daya tarik seksual ©seonjakala, 2024