First Line

37 12 8
                                    

✧༺ Happy Reading ༻✧



"Jika bukan karna skenario Tuhan
Pertemuan antara kita tidak akan pernah ada"

--Laksana Aiden Graham

༶•┈┈⛧┈♛ 𝓕𝓲𝓷𝓲𝓼𝓱 𝓛𝓲𝓷𝓮 ♛┈⛧┈┈•༶

Dentuman musik Dj terdengar mendominasi di seluruh sudut ruangan. Lampu disco yang berkedip sejujurnya sangat menyilaukan di dalam retina. Para manusia yang haus akan belaian menjadikan tempat ini sebagai destinasi hiburan semata. Melihat para wanita yang meliuk-liukan tubunya di sana sangat membuat Karina merasa mual.

Berada di tempat ini bukanlah keinginan-Nya namun sebuah keharusan. Ya, mungkin begitu yang dikatakan teman laknat-Nya ini.

"Kar, ngapain diam aja di pojokan?, sini kali main bareng kita."

"Tau nih anak, di ajak kesini buat hiburan, bukan malah merenung ga jelas lo di situ."

Karina, gadis itu menoleh saat mendengar celotehan teman-temannya. Sejenak Karina melirik arloji yang menempel di pergelangan tangan kirinya. Pukul dua belas malam, bukankah sudah waktunya untuk pulang, ini sudah terlalu larut.

"Sorry Vee, gue harus pulang" ujar-Nya sedikit mengeraskan suara. Karina meraih sling bag, lalu bergegas melangkah keluar, meninggalkan tempat haram ini.

Melihat Karina yang keluar dengan wajah memerah bak kepiting rebus, ketiga gadis yang tadi sedang hura-hura di sana tergelak kecil. "Dasar si Kari, baru ke tempat ginian aja udah mual kayak gitu."

Gelengan kepala gadis itu mengatakan bahwa ia meremehkan Karina.

" Udah biarin, kita lanjut aja. Bersulang, "

Tanpa para gadis itu sadari, sepasang mata dengan tatapan tajam menyorot lurus memandang kepergian Karina. Dia tersenyum. Senyuman yang penuh dengan kebencian.

oOo

Remuk. Tubuh-Nya terasa remuk. Aktivitas Karina terlalu banyak hari ini, ia ingin cepat-cepat pulang ke rumah agar bisa merebahkan diri.

Papa is calling

Deringan posel mengalihkan atensi Karina yang sedang fokus menyetir. Tangan kirinya berusaha meraih sling bag yang berada di jok samping, namun entah bagaimana ceritanya, tas itu malah jatuh ke bawah dasbor. Membuat Karina mau tak mau harus menunduk untuk menggapai tas-Nya.

"Haduh dimana sih," decak sebal gadis itu, tangan-Nya sibuk teredar, meraba.

TTIIINNN

Gadis itu terlonjak mendengar suara klakson yang nyaring terdengar. Karina membulatkan mata kaget. Tepat di depan-Nya sebuah truk yang terlihat kehilangan kendali melaju cepat, seakan ingin menghabisi dirinya. Tanpa berfikir panjang, Karina segera banting stir ke kiri, mobil gadis itu terguling ke depan setelah menghantam dasyat pembatas jalan.

Tubuh Karina terlempar, melayang di udara lalu kembali jatuh ke tanah. Pelipis gadis itu koyak, hingga mengucurkan banyak darah, begitupun dengan kondisi kaki dan tangan-Nya yang lecet parah. Namun aneh-Nya tak ada ringisan sakit yang keluar dari mulutnya. Dalam hitungan detik, pandangan Karina mengabur, berakhir matanya terpejam indah dalam kesakitan.

Finish Line [ Karina's Secret ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang