Third Line

29 10 11
                                    

✧༺ HAPPY READING ༻✧



"Hal terburuk yang dapat mengubah sifat manusia
adalah benci yang menjalar menjadi
sebuah dendam."

--Karina Amerta Dekanwara

༶•┈┈⛧┈♛ 𝓕𝓲𝓷𝓲𝓼𝓱 𝓛𝓲𝓷𝓮 ♛┈⛧┈┈•༶

Bosan adalah hal yang di rasakan Karina saat ini. Rumah berlantai tiga ini terasa sepi, walaupun banyak maid yang berlalu lalang di sekitar rumah. Rumah Karina sangat luas. Bahkan terlalu luas untuk dihuni tiga orang saja.

Karina meraih ponsel yang berada di atas nakas, lalu dengan malas gadis itu menuntun kursi roda-Nya sendiri menuju ruang tengah. Kamar-nya yang awal berada di lantai dua kini berpindah di lantai satu. Tentu saja itu atas kehendak dirinya. Alasan-nya, ia pasti akan kesulitan saat akan naik dan turun tangga. Lukan sudah pasti tidak ingin di libatkan dalam membantu dirinya. sedangkan Karina juga terlalu malas meminta bantuan para maid. Alhasil ia lebih memilih memindahkan kamarnya sementara ke lantai dasar.

"Nona, ini ada kiriman untuk Nona. " Salah satu maid, menyodorkan kotak berwarna coklat dengan pita putih yang melilit indah di atasnya.

Karina mengernyit, ia rasa ia tak pernah memesan paket atau apapun. "Dari siapa Bi shila?..." tanya Karina sopan. Meskipun ia seorang majikan, namun rasa hormat-nya kepada orang tua tidak lah berkurang.

"Tidak tau Non, tadi satpam yang menitipnya kepada Bibi. " sahut Bi Shila. Bi Shila adalah maid paling lama yang bekerja di rumah ini. Bahkan sejak Lukan berumur tiga tahun saja Bi Shila telah berkerja di rumah ini. Jadi jelas, Karina lebih akrab dengan Bi Shila dibanding para maid lain-nya.

"Oh, kalau gitu makasih Bi. "

Karina menatap aneh kotak coklat ini. Setelah kepergian Bi Shila, Karina membuka Kotak itu penasaran. Alisnya menyatu ketika melihat isi di dalam kotak itu.

Hanya ada sebuah bunga mawar hitam dan sebuah pesawat kertas berwarna putih. Karina meraih, membuka pesawat kertas tersebut. Terdapat tulisan aneh di atas-nya.

13-1-18-9 2-5-18-13-1-9-14 11-1-18-9-14-1

Oh ayolah. Angka apa ini, bikin pusing kepala saja.

"Menggile, angka apaan nieh, perasaan mtk ga gini-gini amat dah angka-nya ... Mumet dah gua. " Karina memasukan kembali bunga serta pesawat kertas itu kedalam kotak. Tak mau ambil pusing, gadis itu meraih ponsel lalu memakainya. Dari pada pusing memikirkan angka,lebih baik Karina mendengarkan musik saja.

oOo

"KARINA ... KARINA LO DIMANA SIALAN!!"

Lukan berteriak dengan suara menggelegar di seluruh penjuru rumah ini. Karina yang merasa terpanggil, dengan segera menuntun kursi roda-nya menghampiri sang kakak.

"Kenapa kak?..." tanya gadis itu, yang baru saja kembali dari ruang masak.

"SINI LO SIALAN!!" Lukan memaki kejam.

Karina yang kebingungan segera menghampiri sang kakak, gadis itu perlahan mendorong kursi roda-nya sendiri. "Kenap-"

"Lo apain kamar gue?!." sentak Lukan, tepat di atas Karina. Lelaki itu terlihat sangat marah malam ini. Sepertinya Kirana tidak melakukan kesalahan apapun padanya, kenapa ia jadi marah kepada gadis malang itu.

Finish Line [ Karina's Secret ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang