Rhythm (chapter 9)

63 19 1
                                    

Astaghfirullah, maaf ya kawan): lupa banget. Puasa ini rasanya lagi ga pingin ngapa ngapain banget. Pengennya cuma ngebo ngebo mulu. Maaf yaaa, makasih banyak buat yang udah ngebaca sama yang ngevote. Selamat berpuasa bagi yang menjalankan

Aku melihat peringatan itu. Disana sedang ada sebuah konstruksi bangunan. Dan bahan-bahannya sangat lah besar. Oh Tuhan... Bodoh sekali aku

"Terimakasih nona. Telah memberitahuku:)"

"Itu bangunan orang tuaku. Disini aku dan adikku harus mengawasinya agar cepat selesai. Dan tidak ada satupun orang yang sampai menemui kecelakaan gara gata ini. Karena jika sampai terjadi, keluargaku bisa dipenjarakan. Kau paham?"

"Haahhh? Bagaimana bisa?"

"Hmmm, ini sudah perjanjian kami dengan pihak kepolisian. Ini akan menjadi sebuah rekor muri jika kita berhasil membangunnya, tapi jika tidak kamilah yang akan terpenjara."

Aku masih bingung, bangunan apa yang akan dibuat oleh keluarganya(?) Sehingga dia sampai seperti itu. Tidak seperti adiknya yang menatapku dengan santai.

"Namaku Stefany. Panggil saja Stef atau Fany. Tapi jangan pernah memanggilku S-T-E-P! Karena itu adalah sebuah penyakit kata momku. Mengerti?"

"I-i-iyaa."

"Dan ini adikku, Johny. Dia lebih suka dipanggil John."

"Baiklah, aku akan pulang. Terimakasih untuk hari ini:)"

"Tunggu, ini masih terlalu pagi untuk pulang. Kau mampirlah kerumah kami. Tidak jauh dari sini. John bisa memboncengmu."

"Tap tapi...

Belum selesai menjawab dia sudah menyeretku menemui adiknya.

*****

Rumah keluarga Stefany

Didepan rumahnya, aku melihat seorang ibu yang masih cukup cantik diusianya yang mungkin 40 lebih.

"Hello dear, gimana? Disana lancar? Siapa ini?" tanyanya.

"Hello mom. Disana baik mom. Ini teman baru kami mom. Namanya Ridh Rich....

"Ridhie Abrian Richard tante." lanjutku

"Oh, you look so beautiful dear. I love you so much"

Aku hanya tersenyum malu malu mendapati momnya Stef memberikan pujiannya bagiku.

"Oh my God mom. Aku juga cantik, kenapa muji dia terus?"

"Iya, honey. Kamu juga cantik kok. Ayo ajak kamu Ridi masuk. Dan kamu Ridi, panggil saja aku mom."

"Oh, mom. Aku lelah membonceng gadis ini. Dia sangat berat." kata John

Aku melotot mendengar John berkata seperti itu. Dan ibunya hanya tertawa melihatnya.

"Iya sayang. Kita masuk, mom udah masakin masakan yang enak buat kalian"

*****

Gila ini rumah, depannya biasa tapi dalamnya luar dari biasanya Tuhan. Indah banget, disini ada sebuah foto keluarga yang dipajang besar salah satu temboknya.

"Hey, lo mau ikut gue?" tanya Stef tiba tiba.

"Kemana?"

"Ke adik gue. Dikamarnya. Dia pasti seneng ketemu lo."

"Boleh"

*****

Aku masuk kedalam kamar adiknya Stef bersama Stef. Tapi ini bukan adiknya si John itu, ini adik ceweknya.

"Hello, Angel. How are you? I have a new friend. She's beautiful like you Angel. Please, get well fast Angel."

Aku melihat Stef memeluk adiknya. Dia meneteskan air matanya lalu melempar senyum ke arahku.

"Ini adik gue setelah John. Dia lumpuh dan otaknya ga bisa berjalan dengan baik lagi setelah beberapa tahun lalu. John, yang dulu selalu kemana mana sama Angel. Dia terpukul banget dengan kejadian itu. Dan jangan heran kalau dia suka banget sendiri."

"Aku prihatin dengan adikmu. Tapi dia cantik. Sangat cantik sesuai namanya."

Aku mendekatinya. Dia melihatku dengan tajam, kemudian tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Hallo, kakak. Namaku Angel. Kakak cantik banget."

"Hallo, Angel. Panggil aku Ridi ya? Kamu juga cantik kok."
"Stef, dia ga ikut kita ke bawah?"

"Enggak Rid. Dia gamau keluar kamar. Dia sedih banget ngelihat John terpuruk kek gini. Kita turun aja yuk!"

"Oke"

****

Dibawah ada mom sama John. Aku melihat John melamun, menatap meja makan dengan kosong. Benar memang kata Stef.

"Hay, John. Lagi ngelamunin apa kamu?"

"Eh, elo. Enggak, gue ga ngelamunin apa-apa. Fany mana?"

"Itu dia lagi sama mom. Aku bantu mom dulu ya?"

"Hmmm"

Mungkin aku kayak sok kenal tapi aku berharap ini akan cepat berakhir.

"Mom, aku bantu ya?"

"Eh, iya honey. Ini tolong dibawa kesana yaa?"

"Siap mom"

*****

Setelah makan aku masih belum ingin pulang. Aku ngabari mama.

"Hello ma. Gd morning. Aku lagi dirumah teman baruku. Mereka baik banget. Mungkin entar sore aku pulang ma. Loveyou❤"

*****

"Stef, kamu suka musik?"

"Suka. Eh, elo jangan 'kamu-akuan' dong. Ga enak tau. 'Lo-guean' aja ya?"

"Oke deh. Lo bisa main alat musik?"

"Gue ga bisa. Ga bisa banget. Tapi adik adik geu jago main musik. Si John jago main gitar dan Angel piano. Mereka dulu sering duet. Tapi kejadian itu menghancurkan segalanya."

"Oke deh. Oke. Gue gamau lo sedih lagi, jadi gausah dibahas aja. Udah sore nih, anter gue pulang ya?"

"Gue ga bisa. Habis ini gue ngajar balet di sekolah. Lo dianter sama John aja ya?"

"Yahh, yaudah deh. Daripada ga pulang."

"Alah, sok banget lo. Lo udah kelepek-kelepek juga sama John. Sok banget tau."

"Anjeer lo, ga juga keles."

"Idihhh, sok bohong pula. Gue ngerestui kok kalau kalian berdua jadi. Lagian John juga udah jatuh sama lo, hehe."

"Udah dehh, antar pulang. Ntar kesorean nyokap marah lagi."

*****

Setelah pamitan sama mom dan Stef. Gue *eh Aku pulang diantar John naik mobilnya. Di mobil ga ada yang dibicarain. Krik krikk banget╥﹏╥

Tapi tidak setelah....

Ayo dong vote butuh banget ini. Happy reading yaa guys. Thanks a lot

RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang