Rhythm (chapter 10)

53 18 1
                                    

Hallo semua:) makasih ya yang udah setia sama ceritaku. Makasih juga vomment kalian

Tidak setelah dia me-rem mendadak mobilnya.

"Ada apa John?"

"Eh, ada kucing lewat tadi."

"Uhh, gue kira apa John. Syukurlah. Yaudah lanjut nyetir gih!"

"Hehe, oke oke. Eh-emm, elo udah diceritain Stefany kan tentang Angel."

"Eh-emm, iya udah. Gue turut prihatin dengernya."

"Sorry ya? Gue sebenernya ngintip pembicaraan lo waktu dikamarnya. Dia seneng banget waktu kedatangan lo. Besok dia pingin lo kerumah lagi. Lo mau kan?"

"Emm, tapi..."

"Gue antar jemput lo deh. Gue janji✌ ga bakalan bohong."

"Oke deh. Besok langsung aja ke rumah gue kalau lo mau jemput gue. Ehh, entar itu belok kanan yee? Rumah hue udah deket."

"Makasih ya Rid. Santai aja ama gue."

"Hmm."

*****

At 8 a.m

*knock*knock*dorr*

"Eh, kamu pasti John ya? Masuk yuk! Ridi udah cerita tentang kamu semalam."
"Ridi...Ridi... Ada John dibawah. Cepetan turun."

"Ok ma. Wait a few minutes."

"Tante tinggal ke dapur dulu ya John?"

"Iya tante."

*****

Gue membatin : ni cewek lama banget yak? Udah mau ke pesta dansa aja dandan segala. Gue ngelihat Ridi berjalan dari atas kebawa. Gue terpesona banget sama penampilannya yang juga bawa gitar. Anjirrr>< udah kek malaikat ajee.

"Woy, lo ngapain bengong ngelihatin gue? Gue cantik ya? Emang:p"

"Anjirr lo, jadi cewek ke pd-an banget."

"Haha, udah gausah bohong. Yuk berangkat."

Ridi menggandemg tanganku. Aduhh, hatiku jadi makin ga karuan ya ampun-__-

*****

Gue sama Ridi langsung menuju kamar Angel. Gue ga ikut masuk, takut gue ganggu suasananya nanti:(

"Hello, Angel."

Dia ngelihat gue lalu tersenyum. Senyum yang sangat manis.

"Kakak datang lagi?"

"Iya Angel. Kakak mau ajak kamu jalan-jalan. Kamu mau kan?"

Dia tertunduk sedih. Kemudian air matanya keluar.

"Hello, baby. R u okay?"

"I'm fine. Nothing wrong."

"Please, don't cry. Tell me why? Now!"

"Kak, aku malu sama keadaanku saat ini. Teman-teman pasti bakalan ngejekin aku. Mereka pasti ngejauhin aku kak. Lihat kak John, dia yang dulu sayang banget sama aku. Gara-gara kejadian ini kak. Dia malu punya adik kayak aku. Dia ga pernah main lagi sama aku. Mom Dad kurung aku dikamar ini. Semua keluargaku malu kak sama keadaanku(个_个) semenjak ada kakak, aku ngerasa kalau aku punya temen disini. Kakak mau kan selalu temenin aku?"

"Denger ya Angel? Mereka sama sekali ga malu sama keadaanmu sayang. Mereka juga ga ngejauhin kamu. Mungkin ini cara mereka nunjukin rasa sayang sama kamu. Kak John, kak Stef, Mom n Dad semua sayang kamu. Tapi mereka tau cara agar kamu bahagia. Menurut mereka mungkin kamu bahagia kalau seperti ini. Bukankah ini permintaanmu?"

"Iya kak. Ini emang permintaanku. Tapi ini juga sebuah protes untuk mereka. Dan mereka sama sekali tak pernah mendengar protes ini."

"Angel, kakak janji bakalan temenin kamu. Tapi kakak juga punya rumah. Kakak ga bisa 24 jam sama kamu. Mengerti?"

Gue ngepeluk Angel kenceng. Dia meluapkan semua kesedihannya lewat air mata. Dia hanya anak 10 tahun yang diasingkan, maybe.

"Kita ke taman yuk."

Dia menggeleng.

"Taman dibelakang rumahmu itu. Kata John dibelakang rumah kalian ada taman kecil yang indah."

Dia tetap menngeleng.

"Ayolah...."

Gue menarik kursi rodanya. Dan mendorongnya sampai taman belakang.

****

At taman

Iya, ternyata tamannya emang indah. Hebat banget keluarga John bisa desain rumah sekeren ini.
Gue melihat Angel tertunduk ke bawah.

"Hey, kenapa kamu sedih?"

"Aku gapapa kak."

"Ayolah, cerita! Entar kakak bantu:)"

"Dulu aku sama kak John sering banget main disini kak. Tapi, udahlah kak. Kakak pasti tau kan?"

Gue melihat ada sebuah gitar dikursi taman ini. Eh eh eh tunggu, bukannya tadi gue bawa gitar ya? Kemana gitar gue? Ett dahh, itu gitar gue ternyata. Masak jalan sendiri? Ahh bodo amat

"Amgel, kakak mau mainin lagu buat kamu. Kamu dengerin ya."

Aku mengajak Angel untuk mengambil gitar dan duduk disana.

*jreng*jreng*jreng*jreng*jreng

Angel tersenyum ngelihat gue main gitar.

"Bagus kak."

"Kamu bisa main gitar?"

Angel menggeleng.

"Terus kamu bisa main alat musik apa?" (Gue sok bego)

"Pian.. Eh, enggak kak. Aku ga bisa main alat musik apapun."

"Eakkk, gausah bohong keles. Terus piano segede diruang tengah itu buat siapa? Stef ga bisa main piano. John juga."

"Iya deh kak. Aku dulu bisa mainin piano. Tapi aku udah ga lupa caranya main."

"Emmmm..."

Gue langsung mendorong kursi rodanya ke ruang tengah. Hari ini rumah Angel emang sepi. John sama Stef ga dirumah. Mom n dad juga ga dirumah. Disini tinggal gue, Angel, sama beberapa pembantu yang sibuk bersih-bersih.

-Ruang tengah-

"Coba mainin." Gue majuin kursi rodanya ke depan tuts piano.

"Gabisa kak...."

"Bisa, coba aja dulu."

*tung*tung*tung*tung*tung (suaranya misal aja ya)

"Keren kamu, kita bisa duet kapan-kapan."

Dia cuma senyum tipis.

*dert*dert*dert
Ada sms dari John

"Rid, gue didepan rumah. Gue mau ngajak lo sama Angel ke universal studio. Mom, ngasih tiket prioritas buat kita bertiga kesana. Lo cepetan kesini."

"Ok, wait."

Gue langsung mendorong kursi roda Angel. Dia kayaknya pasrah banget gitu gue dorong kesana kemari.
Gue ngegendong Angel kedalam mobil. Cukup berat sih, tapi ga apa:')

*****

-Universal studio-

Disini sama aja kek di Dufan. Bedanya disini permainannya leboh menantang daripada di Dufan.
Tanpa mengantri panjang kami langsung bisa masuk berkat tiket prioritas John tadi. Didalam kita seneng bareng-bareng. Disini gue lihat Angel sama John mulai akrab lagi. Sekarang John yang mendorong kursi rodanya Angel. Gue malah kek babysister yang ngejaga John sama Angel. Duhhh

*****

Gimana ceritanya? Jelek?Gimana ceritanya? Jelek? Duhhh:(
Please vomment guys. Thanks:*

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RhythmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang