Pada malam hari
Malam yang lain, mimpi yang lain. Kali ini tentang ... elemen anginku? Sepertinya aku telah mencapai tingkat kedua ketika aku masih kecil. Aku melihat diriku yang lebih muda, dalam bentuk Taufan, berdiri di atas hoverboard sambil berbicara dengan dua orang. Sayangnya, aku tidak bisa melihat wajah keduanya.
"Aku tahu. Kalian sebenarnya ingin mengambil kekuatanku, 'kan?"
"Eh? Kenapa kami ingin mengambil kekuatanmu?"
Suara orang lain terdengar sangat mirip dengan suaraku ... tapi ... itu tidak mungkin, 'kan?
"Karena ... kalian lemah!"
Setelah itu, yang kulihat hanyalah warna merah dan biru muda yang muncul dan menghilang di langit. Pertarungannya terlalu cepat hingga aku sendiri tidak bisa mengejar kecepatan mereka. Aku bisa mendengar tawa bergema di atmosfer.
"HAHAHAHAHAHA!!!!"
Aku tersentak dan aku terbangun dari mimpiku. Ya, itu pasti sesuatu. Aku mengendalikan pernapasanku dan berpikir, 'Sepertinya sifat elemen anginku adalah bahagia. Tapi, jangan membuatnya terlalu bahagia.'
Hari kedua magang
Setelah aku selesai mandi dan mempersiapkan diri, aku berjalan ke dapur. Rumah ini sangat besar. Terlalu besar untuk seseorang yang tinggal sendirian, menurutku.
Setidaknya ada 4 ruangan di lantai dua dan satu perpustakaan. Salah satu ruangan itu adalah tempat kerja Pak Amato. Aku tidak masuk ke sana karena ruangan itu harus dikunci dengan kata sandi. Perpustakaannya cukup besar dan ada banyak buku. Aku harap aku bisa membacanya jika aku punya waktu.
Lantai pertama, ada ruang tamu, meja makan, dapur dan satu lagi tempat kerja Pak Amato, tapi yang ini tidak dikunci dan tidak ada kata sandinya. Aku langsung menuju dapur dan melihat Pak Amato sedang memasak sesuatu. Dia mengenakan pakaian kasualnya, bukan baju besinya. Begitu dia menyadari kehadiranku, dia segera menyapaku.
"Ah, selamat pagi. Sepertinya kau sudah bangun."
"Iya, pak. Ada yang bisa aku bantu?"
"Tidak. Aku hampir selesai. Kau bisa duduk di meja. Aku akan ke sana membawa sarapan sebentar lagi."
"Baiklah." Aku menurut.
Aku pergi ke meja makan dan duduk di salah satu dari 6 kursi. Sekarang aku bertanya-tanya, apakah Pak Amato pernah merasa kesepian tinggal di sini sendirian? Dan apakah meja makan panjang ini diperlukan?
Tiba-tiba aku mendengar suara seseorang dari atas. 'Tunggu, apakah ada orang lain yang tinggal di sini?' batinku.
Dalam beberapa menit, robot berbentuk bola melayang ke meja makan saat Pak Amato selesai memasak. Entah kenapa, sepertinya aku pernah melihat robot itu sebelumnya, tapi di mana?
"Oooh, kue kari!!!"
Robot itu duduk di depanku sementara Pak Amato menyiapkan sarapan kami di atas meja.
"Dasar robot tua. Kenapa kau tidak membuatnya sendiri?" kata Pak Amato.
"Hmph. Buat apa aku membuang-buang tenagaku untuk melakukan pekerjaanmu?" kata robot itu sambil mulai memakan makanannya.
"Haish. BoBoiBoy, perkenalkan temanku, Mechabot."
"Temanmu? Aku tidak tahu kalau robot bisa makan? tanyaku. "Tidak bermaksud menyinggung."
"Kenapa orang-orang terus bertanya seperti itu? Aku juga perlu makan sesuatu untuk memulihkan kembali tenagaku. Aku juga perlu makan sesuatu untuk mendapatkan kembali energiku. Ditambah lagi, siapa di galaksi yang menolak makanan?" kata Mechabot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amnesia In Different World (BoBoiBoy X MHA Crossover) [ Sedang Di Revisi ]
FanfictionPernahkah kau membayangkan terbangun tanpa kenangan apa pun? Kenangan tentang dirimu, orang-orang yang kau sayangi, dan kehidupan masa lalumu semuanya hilang? Meski begitu, kau tetap harus menjalani hidupmu di dunia yang luas ini. Pasti sulit, bukan...