Semenjak Kematian Wijaya [ Dharmapoetra ] merenggut senyum gadis itu yang mengurung diri dalam bilik kamarnya, Begitupun Gayatri yang semakin terpuruk dalam kamarnya menangisi kepergian suaminya yang meninggal secara tragis dan disemayamkan di Blitar.
Kabar itu terdengar cepat luas sampai ditelinga Koesno dan Adjihasoko yang sama-sama hancur mendengar kematian saudaranya dan tidak bisa berbuat apa-apa karena keadaan yang tidak berpihak, Ditempat lain laki-laki berpenampilan lusuh bersurai gondrong menangis perih dalam waktu lama merasa emosional karena menyeret saudaranya untuk ikut dalam rencananya menjaga Kameswari disaat pernikahannya baru lima windu.
"Swargi langgeng Kangmas Dharmapoetra, Pangapurane adimu.." [ "Swargi langgeng kakak Dharmapoetra, Maafkan adikmu.." ]
Surat terkirim pagi-pagi buta sampai di kediaman rumah Koesno Widjaja membuat sepasang pasutri tertidur pulas terganggu apalagi keadaan sang istri tengah berbadan dua membuat pria itu berat hati meninggalkan istrinya karena ketukan pintu terus menerus menganggu.
"Ada apa? Aku sudah mengatur keberangkatanku bulan depan, Andari membutuhkanku aku tidak bisa meninggalkannya.." Ucap Koesno matanya tertutup rapat karena kelelahan meladeni keagresifan Andari semalaman.
"Maaf Tuan ada surat pos terkirim dari Semarang atas nama 'Kameswari' bersama kedatangan pemuda gelandangan didepan ingin bertemu Tuan sejak semalam." Paijo menunduk menyerahkan amplop coklat yang berharum melati sukses membuat mata Koesno terbuka lebar rasa kantuk yang menyandera hilang sekejap
Koesno cepat merobek surat cokelat itu tergesa-gesa hatinya terasa teriris sekian lama mendengar kabar gadis itu hilang senyap meninggalkan luka dalam baginya, Harum melati yang sama hanya beraroma lebih pekat menusuk indra penciumannya.. Pernikahannya dengan Andari cukup lama membuahkan benih-benihnya tumbuh dalam rahim subur Andari secara cepat bahkan keberangkatannya ditunda sampai keadaan sehat setelah gejala-gejala pusing, mual muntah, terus dirasakannya..
Sejatinya semua pria turut merayakan mamun aku merasakan kehancuran, kepahitan hidup akan kehadiran jabang bayi didalam rahim Andari.. Rencana untuk mencari Kameswari terus gagal akan kemanjaan Andari dan tingkah lakunya yang seperti bocah sangat-sangat menghabiskan waktu.
~
Semarang, 1930.
Rahayu, Kangmas Koesno..
Semoga hidupmu terus berbahagia bersama Raden Ayu Andari Soelastri.Meskipun terlambat, Kameswari ucapkan selamat atas pernikahanmu.. Aku turut bahagia mendengar Raden Ayu Andari berbadan dua. Kangmasku paling manja, rewel dan menghanyutkan akan menjadi Romo.
Aku tidak membencimu, Kangmas Koesno. Aku hanya kecewa. Selama ini mungkin adikmu ini cukup merepotkan tapi aku berjanji tidak akan merepotkan siapapun termasuk kekasihku nanti.
Kabar Kematian Kangmas Dharmapoetra mungkin sudah terdengar cepat ditelinga Kangmas Koesno, Itu murni kesalahpahaman atas dasar amarah Kangmas Dharmapoetra mendengar bentakan Tirto temanku kejadian itu berlangsung secara cepat didasari amarah emosi, Istri Kangmas Dharmapoetra Raden Ayu Gayatri Laksani mengandung aku harap Kangmas bisa mengerti, memahami semuanya atas isi suratku ini..
Untuk sementara waktu aku akan menetap di Semarang dalam waktu lama, Mbakyu Gayatri terus memaksakan diri untuk pulang ke Blitar aku tidak tega dalam kondisi kehamilannya masih muda.. Kangmas Koesno hanya harapanku satu-satunya karena sangat tidak mungkin kami meminta bantuan kepada Kangmas Adjihasoko yang kondisinya lebih tertekan, Aku mohon segera membawa Mbakyu Gayatri untuk sementara menetap di Solo bersama Raden Ayu Andari..
KAMU SEDANG MEMBACA
A Past Rania Van Java [ MERDEKA ]
Ficción histórica𝑹𝒐𝒎𝒂𝒏𝒔𝒂 𝑺𝒆𝒋𝒂𝒓𝒂𝒉 - 𝑴𝒂𝒔𝒂 𝑯𝒊𝒏𝒅𝒊𝒂 𝑩𝒆𝒍𝒂𝒏𝒅𝒂 𝟏𝟗𝟐𝟗-𝟏𝟗𝟒𝟒 Dalam kepercayaan ada yang menyebutkan adanya reinkarnasi manusia masa lampau terlahir kembali dalam kehidupan kedua, adanya ikatan kekeluargaan atau pinilih rag...