Nothing special.
Tuhan tidak pernah bercanda dalam hal memisahkan, setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya. Hal yang wajar jika didengar, tapi sangat tidak adil jika dialami.
Setelah kepergian Silvana minggu yang lalu, semuanya kembali seperti semula, seperti dimana Silvana hilang tanpa kabar. Mereka sudah terbiasa. Namun, hanya ada kehampaan, tidak ada yang spesial.
Ayah Keisha dan Kalila mulai lebih sering diam, tidak seperti dulu. Kalila juga sudah menjadi kakak yang baik untuk Keisha, seperti nasehat ibunya sebelum meninggalkan mereka.
Namun, Kalila menyadari. Ada yang janggal disini, kenapa rasanya asing? tidak ada kebahagiaan, kemana hilangnya semua itu. Kalila merindukan suasana rumahnya yang dulu.
“Kalila, nanti setelah kamu lulus sekolah. Kita bakal pindah di tempat kelahiran papa.” ujar Arga, kepada Kalila yang membuat Kalila kebingungan, Arga yang menyadari kebingungan Kalila pun menjelaskan.
“Kita sudah tidak bisa tinggal disini lagi, ada hal yang memaksakan kita untuk pindah. Nanti ketika Kalila sudah dewasa, Kalila bakal mengerti.” Kata Arga, setelahnya hanya ada keheningan diantara mereka berdua.
Kalila ingin bertanya lebih jauh lagi mengenai kepindahan mereka, kenapa harus pindah? dan kenapa ibunya tidak ikut?
Namun, Kalila terasa sulit untuk mengeluarkan sepatah katapun, dia hanya bisa terdiam.
•••
Waktu terus berjalan, semua masalah yang kemarin begitu cepat bisa dilupakan. Kita hanya harus bersabar dan memahami semua keadaan, tanpa perlu memaksakan untuk menuruti kehendak diri sendiri.
Kalila sudah menduduki bangku kelas 6 Sekolah Dasar, yang sebentar lagi akan lulus dari Sekolah Dasar, sedangkan Keisha sudah memasuki bangku kelas 2 Sekolah Dasar.
Hari demi hari berlalu dan waktu yang terus berputar, serta mereka yang menjalani hidup seperti biasa.
Kalila dan Keisha yang setiap paginya akan pergi sekolah, Arga yang setiap pagi juga akan pergi bekerja, setelah pulang sekolah. Kalila dan Keisha akan pergi mengaji dan bermain. Hal itu terus berjalan seiring waktu tanpa tahu bahwa perjalanan hidupnya akan dimulai sebentar lagi.
“Baru pulang, dari mana saja anak kecil ini. Mandi dulu sana sebelum maghrib.” ujar Arga, kepada Keisha. Gadis kecil itu baru saja pulang bermain, dengan kondisi yang sudah berantakan dan kotor.
“Papa, nanti habis mandi, Keisha main lagi ya.” seru Keisha sembari berjalan menuju kamar mandi untuk cepat-cepat mandi.
Selang beberapa menit, gadis kecil itu sudah bersih dan juga wangi. Keisha segera memakai bandul kesayangannya dan menenteng potongan semangka yang sudah dia makan separuhnya.
“Sudah cantik, sini papa foto dulu.” ujar Arga dan disetujui oleh Keisha, Keisha pun mulai bergaya dengan gaya centilnya.
Setelah berfoto, gadis kecil itu berjalan menuju arah luar.
“Mau kemana lagi, itu.” ucap Arga kala melihat anak bungsunya itu sudah berjalan untuk kembali pergi keluar.
“Mau pergi main, Papa.” ujar Keisha
“Harus pulang sebelum maghrib.” ujar Arga dan disetujui oleh Keisha untuk pulang ke ruma sesuai perintah Ayahnya.
•••
Keluarga bahagia itu tengah berkumpul di ruang keluarga. Arga yang duduk di kursi, sedangkan Kalila dan Keisha sedang berdiri di samping lemari kaca, entah apa yang mereka lakukan di samping lemari besar yang berisi berbagai macam hiasan dan bahan antik lainnya.
Walaupun mereka kekurangan satu anggota keluarga, yaitu Silvana. Ibunda mereka, tapi, tidak membuat kebahagiaan dan keharmonisan keluarga mereka luntur, mereka tetap akan menjalani hidup seperti biasa walaupun tidak selengkap dan se-spesial dulu.
“Keisha, ayo kita main acting-acting mermaid.” ajak Kalila kepada adiknya dan diangguki oleh Keisha dengan antusias.
“Ayo, Keisha jadi Ariel yang baik ya.” ucap Keisha
“Yaudah, kakak jadi ratu mermaid yang jahat aja.” ujar Kalila
Mereka pun mulai melakukan acting abal-abalannya itu, yang nantinya Kalila akan mendorong Keisha.
Saat Kalila sudah melakukan aksinya, tanpa disangka-sangka Keisha terdorong hingga sampai didepan pintu keluar, dan terhantam oleh pintu yang sedikit terbuka itu.
Semuanya menjadi hening ketika Arga berdecak melihat kelakukan Kalila kepada Keisha, Kalila takut jikalau ayahnya akan memarahinya. Walaupun ayahnya itu begitu baik, namun disaat marah dia begitu menyeramkan.
Kalau kata Keisha Seperti Monster.
“HAHAHA,”
Suara ketawa itu membuat suasana kembali menjadi cair dan menyelamatkan sang kakak dari tatapan singa yang ingin menerkam hidup-hidup Kalila.
Suara tawa Keisha tertular yang membuat Kalila ikut tertawa dan kembali merekam ingatannya saat mendorong Keisha, begitu lucu. Arga pun kembali bermain hand phone seperti semula.
•••
tandain klo ada yg typo.
Senin, 04 maret 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
Sesuai jalur
Short StorySudahkah berjalan sesuai jalur? Berjalan tanpa adanya sebuah harapan untuk hidup lebih lama di dunia. Jalani saja apa yang sudah kamu rangkai sebelumnya, entah hasil akhirnya seperti apa. "Jangan mati, sebelum bahagia." ... ig : @reskyymhrn dan @mhr...