Bab 4 (Hilangnya Putri Kerajaan Valley)

12 7 0
                                    

Di dalam istana Kerajaan Valley, Permaisuri Grace dan Raja Diego tengah bersama dalam suasana yang terasa mencekam.

“Yang Mulia, putri kita hilang! Aku sudah mencarinya di kamarnya, taman, bahkan di ruang-ruang istana, tapi dia tidak ada di mana-mana! Apa yang harus kita lakukan?”

Permaisuri Grace panik bukan main. Beberapa menit yang lalu, pelayan pribadi Emilia memberi tahu bahwa Emilia tidak dapat ditemukan di mana pun. Merasa tidak percaya, ia pun memimpin sendiri pencarian Emilia di sekitar istana, tetapi hasilnya nihil.

Raja Diego menghela napas berat, mencoba tetap tenang meskipun hatinya cemas. “Permaisuri, kita harus tenang. Mungkin putri kita hanya pergi berjalan-jalan dan tersesat. Dia sering seperti itu.”

Permaisuri Grace menatap suaminya dengan mata berkaca-kaca. “Tidak, Yang Mulia. Ini berbeda. Dia tidak pernah pergi lama seperti sekarang. Terlebih tanpa memberi tahu kita ataupun pelayannya. Ini bukan kebiasaan Emilia. Sesuatu pasti telah terjadi padanya.”

Raja Diego berdiri dan mendekati Permaisuri Grace, memegang kedua bahunya.

“Permaisuri, aku memahami kekhawatiranmu. Aku juga sangat khawatir. Tapi, kita harus berpikir jernih. Aku akan memerintahkan semua pasukan dan pelayan untuk mencarinya di setiap sudut kerajaan. Kita akan menemukan putri kita.”

“Bagaimana jika dia diculik? Bagaimana jika musuh-musuh kita telah mengambilnya? Yang Mulia, aku tidak bisa membayangkan sesuatu yang buruk terjadi padanya. Kita harus bertindak cepat!” sergah Permaisuri Grace nyaris putus asa.

“Aku akan segera mengumpulkan para penjaga dan mengerahkan mereka untuk mencari putri kita.” Raja Diego bergegas memberikan perintah kepada para penjaga dengan suara keras dan tegas. Suasana di istana semakin panik. Pelayan dan prajurit berlari ke segala arah, mencari di setiap sudut dan celah.

Raja Diego kembali menghampiri Permaisuri Grace. “Pasukan kita akan mencari di setiap sudut kerajaan. Kita akan menemukannya, Permaisuri.”

“Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpa dia, Yang Mulia. Dia adalah segalanya bagi kita. Aku merasa sangat bersalah karena tidak bisa menjaganya dengan baik,” ucap Permaisuri Grace dengan suara yang semakin putus asa.

Raja Diego memeluk Permaisuri Grace erat-erat. “Jangan menyalahkan dirimu, Permaisuri. Kita akan melakukan segalanya untuk menemukan putri kita.”

Hilangnya putri Kerajaan Valley membuat Permaisuri Grace sakit berhari-hari. Ia selalu ke kamar putrinya untuk memastikan apakah putrinya sudah kembali atau belum.

Di luar istana sendiri suasana kian runyam. Beberapa orang prajurit sudah dikerahkan mencari Emilia ke sekitar perbatasan, tetapi mengingat kondisi kerajaan sedang bersitegang dengan Kerajaan Valha, hal ini sangatlah berbahaya dan tidak mudah.

Pagi berganti siang, siang berganti malam. Sang putri belum juga ditemukan. Permaisuri Grace berdiri di jendela kamarnya, menatap langit yang berangsur gelap. Seminggu sudah berlalu sejak Emilia, putri tercintanya, menghilang. Kegelisahan yang awalnya menekan hatinya, kini berubah menjadi ketakutan yang menghantui setiap saat. Matanya yang dulu cerah, kini memerah dan bengkak karena kurang tidur dan menangis terus-menerus.

Sudah satu minggu, Emilia. Di mana kau berada? Mengapa kau pergi tanpa meninggalkan jejak sedikit pun? Rasanya seperti mimpi buruk yang tak kunjung usai. Bagaimana mungkin seorang ibu bisa terus hidup dengan ketidakpastian seperti ini?

Permaisuri Grace berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya, mencoba mengingat setiap detil kecil dari hari-hari terakhir sebelum Emilia menghilang. Pikirannya terus berputar, mencari jawaban yang mungkin tersembunyi di balik ingatannya.

Alessio EmiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang