Alessio Emilia

Bab 8 (Tugas Penting)

Di dalam istananya yang megah, Raja Diego duduk di atas takhta dengan peta Kerajaan Valha terbentang di depannya. “Persiapkan pasukan kita,” perintah Raja Diego kepada panglima perangnya yang setia. “Kita akan menaklukkan Kerajaan Valha. Ini adalah saatnya untuk merebut wilayah itu bagi kejayaan Kerajaan Valley.”

Panglima perang mengangguk seraya menjawab, “Tentu, Yang Mulia. Pasukan kita akan siap untuk bertempur.”

Permaisuri Grace yang masih memikirkan kondisi putrinya hanya bisa terdiam tak berdaya atas kuasa penuh sang raja untuk menguasai Kerajaan Valha terlebih dahulu sebelum terfokus pada pencarian Emilia. Ya, suaminya, Raja Diego mulai fokus untuk melanjutkan niatnya menguasai Kerajaan Valha.

Semua ini adalah pengaruh dari sang penasihat raja. Hampir setiap hari ia selalu memberikan masukan-masukan agar sang raja berani mengambil keputusan dalam persiapan penguasaan Kerajaan Valha, bukan malah terfokus pada pencarian putri semata wayangnya.

“Yang Mulia, saya pikir kita bisa melakukan serangan mendadak di malam hari saat mereka lengah. Saya usulkan kita menyerang barak utama mereka.”

“Saya setuju bahwa serangan mendadak bisa memberikan dampak yang bagus. Namun, kita harus mempertimbangkan kemungkinan terburuk. Bagaimana jika tidak berhasil? Kita harus memiliki rencana cadangan dan memastikan ada jalan keluar bagi pasukan kita. Saya berpikir kita bisa menggunakan tipu muslihat untuk memecah kekuatan mereka sebelum serangan utama,” usul penasihat raja.

“Bagaimana rencanamu, Penasihat? Jelaskan lebih detail,” pinta Raja Diego.

“Kita bisa menyebarkan desas-desus bahwa pasukan kita akan menyerang dari arah timur. Ini akan memaksa mereka memindahkan sebagian besar pasukan ke sana. Sementara itu, pasukan utama kita akan menyerang dari barat, di mana pertahanan mereka lebih lemah. Kita juga bisa menempatkan beberapa pasukan pengalih di timur untuk memperkuat tipu muslihat ini.”

“Rencana yang menarik. Dengan begitu, kita bisa menyerang bagian yang lebih lemah. Namun, kita membutuhkan pasukan kecil yang siap mengorbankan diri untuk menyebarkan desas-desus dan menarik perhatian musuh. Apakah kita memiliki pasukan yang cukup terlatih untuk tugas ini? Panglima, bagaimana kesiapan pasukan kita? Apakah mereka siap untuk menjalankan rencana ini?” tanya Raja Diego, kali ini kepada Panglima Perang.

“Yang Mulia, kita memiliki pasukan elit yang terlatih dalam operasi rahasia. Mereka siap menghadapi risiko dan menjalankan tugas ini dengan sempurna. Saya yakin mereka bisa menyebarkan desas-desus dan menarik perhatian musuh ke arah yang salah.”

“Kita juga perlu mempersiapkan logistik untuk pasukan utama kita. Jika serangan mendadak ini berhasil, kita harus bergerak cepat untuk mengambil alih wilayah Valha sebelum mereka bisa mengorganisir pasukan kembali. Kita perlu memastikan pasokan makanan, air, dan perlengkapan lainnya cukup untuk mendukung operasi ini,” timpal Penasihar Raja.

“Baiklah. Penasihat, siapkan rencana logistik secara rinci dan pastikan kita memiliki semua yang dibutuhkan. Panglima, latih pasukan elit kita dan siapkan mereka untuk operasi ini. Kita akan melancarkan serangan dalam waktu satu minggu. Ini adalah kesempatan kita untuk menunjukkan kekuatan dan keberanian Kerajaan Valley.”

“Baik, Yang Mulia. Saya akan segera memulai pelatihan intensif bagi pasukan elit. Mereka akan siap dalam waktu seminggu. Selain itu, saya akan mengatur patroli tambahan di perbatasan untuk memastikan tidak ada mata-mata Kerajaan Valha yang menyadari persiapan kita,” sahut Panglima Kerajaan.

“Baik, Yang Mulia. Saya akan mengatur pengadaan dan distribusi logistik. Kita juga perlu berkomunikasi dengan sekutu-sekutu kita untuk mendapatkan dukungan jika diperlukan. Pasukan pengalih di timur juga harus dipersiapkan dengan baik,” kata Penasihat Kerajaan.