Dalam keheningan hutan di pagi hari, Alessio membangunkan Emilia dan kedua bandit untuk bersiap pergi ke istana Kerajaan Valha. Alessio memberikan tempat untuk Emilia duduk di depannya. Kuda bergerak perlahan menyusuri jalan setapak di hutan menuju ke istana diikuti kedua bandit yang berjalan dengan tali kekang membelit tangan mereka. Tiba-tiba saja, Alessio merasa gugup. Wajahnya sedikit memerah.
Ini pertama kalinya aku berkuda dengan seorang wanita. Aku tak pernah merasa sekaku ini sebelumnya. Emilia begitu dekat. Aku bisa merasakan setiap gerakan dan tarikan napasnya.
Emilia duduk dengan tenang, sementara Alessio berusaha menjaga kendali kudanya.
Aku adalah putra mahkota Kerajaan Valha, seharusnya aku sudah terbiasa dengan situasi seperti ini, tapi mengapa sekarang rasanya berbeda? Ada sesuatu tentang Emilia yang membuatku gugup. Mungkinkah karena senyumnya yang begitu menawan atau matanya yang penuh kelembutan?
Kuda terus berjalan perlahan, melewati pepohonan tinggi dan semak-semak lebat.
Tarik napas, Alessio. Ini hanya perjalanan singkat. Fokus pada jalan dan keselamatan Emilia. Kau sudah menyelamatkannya, sekarang pastikan dia sampai di Valha dengan selamat.
Emilia sedikit berpaling dan tersenyum kepada Alessio, membuatnya semakin gugup. “Terima kasih, Tuan Alessio. Anda sangat baik.”
Alessio sontak terkejut dan canggung. “Oh, tidak perlu berterima kasih, Nona Emilia. Itu sudah menjadi tugasku.”
Mereka melanjutkan perjalanan dengan hanya diisi suara langkah kuda.
Setidaknya, saat ini aku bisa melindunginya. Meskipun malu, aku bangga bisa melakukan ini untuknya. Aku harus menjadi lebih kuat dan percaya diri, sebagai putra mahkota dan sebagai seorang pria.
Mereka mendekati pintu masuk istana Kerajaan Valha dan Alessio merasa sedikit lega meskipun rasa malu masih menyelimutinya. Perasaan berbeda justru dirasakan oleh Emilia. Perlahan mendekati gerbang besar, hatinya kian berdebar, antara takut dan kagum.
Istana Kerajaan Valha ... aku tak pernah membayangkan akan melihatnya dari dekat, apalagi memasukinya. Bagaimana mungkin aku yang seorang putri dari kerajaan musuh ini bisa berada di sini?
Kuda melangkah melewati gerbang istana, di mana para penjaga memberi salam hormat kepada Alessio. Seketika itu juga, Emilia melihat kemegahan dan kebersihan istana, taman-taman yang terawat dengan baik, dan orang-orang yang sibuk dengan tugas mereka.
Semuanya begitu indah. Istana ini megah, tapi yang lebih mengesankan adalah bagaimana orang-orang di sini bekerja dengan penuh semangat dan senyuman. Tidak ada ketakutan atau tekanan. Mereka semua tampak bahagia dan dihormati.
Alessio memandu kudanya melewati halaman istana. Di sana, Emilia melihat anak-anak bermain dan para pelayan bekerja dengan wajah ceria.
Kerajaan Valha benar-benar memperlakukan rakyatnya dengan baik. Tidak ada tanda-tanda kekerasan atau penindasan. Semua orang tampak hidup dengan damai dan sejahtera. Ini sangat berbeda dengan cerita-cerita yang sering kudengar.
Kuda berhenti di depan pintu besar istana dan Alessio membantu Emilia turun. Wanita itu pun melihat kemegahan pintu besar yang diukir dengan indah.
Aku harus mengakui, aku merasa takut. Bagaimana aku harus bersikap di tempat yang megah ini? Apakah aku akan diterima di sini? Tapi, melihat bagaimana rakyat Kerajaan Valha diperlakukan, aku merasa sedikit tenang. Jika Alessio dan keluarganya begitu baik kepada rakyat mereka, mungkin aku tidak perlu terlalu khawatir.
Alessio tersenyum kepadanya, memberi isyarat bahwa semua akan baik-baik saja. Emilia merasa sedikit lega.
Aku harus berterima kasih kepada Alessio. Bukan hanya karena telah menyelamatkanku, tapi dia juga telah menunjukkan kepadaku bahwa ada tempat di dunia ini di mana keadilan dan kebaikan benar-benar ada. Semoga aku bisa menemukan tempatku di sini dan mungkin, suatu hari, aku bisa berkontribusi untuk kebaikan di Kerajaan Valha.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alessio Emilia
RomanceBencana alam melanda Kerajaan Valley dan Kerajaan Valha, dua kerajaan yang selama bertahun-tahun bermusuhan. Berbeda dengan Kerajaan Valha yang mampu memulihkan diri dengan cepat, Kerajaan Valley justru mengalami keterpurukan. Penasihat Raja Kerajaa...