"lihat, kaki belakangnya sudah kelihatan, berarti sudah ada perkembangan bukan"
"Bukan begitu caranyaa!!!" jiraiaya frustasi, sudah hari ke 15 sebelum tahap final, tapi naruto masih belum menunjukkan perkembangan nya sama sekali, bahkan sampai hari ini pun hewan kuchiyose yang dia panggil masih berbentuk kecebong. Walau hari ini sudah ada perubahan, iya, kecebongnya berubah jadi punya kaki.
"Harus kujelaskan berapa kali biar kau mengerti dasar buodooohhhh!!!"
"Berisik!! Aku kan sudah berusaha semampuku-ttebayou!!"
Tak pernah sennin legendaris itu sangka kalau naruto sangatlah tidak berbakat, padahal jiraiaya menaruh harapan setinggi langit padanya karena dia anak dari nandaime yang seorang ninja jenius.
Mengusap wajahnya kasar, jiraiya beranjak dari tempat itu "Hahh, yasudahlah , kita istirahat saja dulu"
Keduanya lalu berteduh di bawah pohon besar. Sembari menghabiskan perbekalan yang mereka bawa dan berbincang banyak hal, sesekali jiraiya menceritakan pengalaman nya selama berkelana mencari inspirasi untuk novel yang ia tulis.
"pertapa genit, apa kau yakin sudah mengajariku dengan benar, mungkin saja caramu itu salah makanya hasil latihanku tidak berubah sama sekali" Cibir Naruto
"kalau itu sih emang kamunya saja yang sulit diajari" balas jiraiya tidak terima.
Tiba-tiba saja anak itu menjadi murung
"Soalnya, kemarin aku gagal melindungi kedua temanku.....karena itu, kali ini, aku harus menjadi kuat agar bisa melindungi mereka" Naruto mengerucutkan bibirnya, sebenarnya ia sadar kalau dirinya itu payah, walau ia tak akan menyerah untuk menjadi kuat, hanya saja terkadang ia merasa pesimis. Apalagi di hari itu, yang ia tau sasukelah yang sudah melindungi dirinya.
Melihat naruto yang keliatan putus asa begitu, jiraiya yang baru saja selesai menghabiskan makanannya segera menutup kotak makan, lalu berdiri di hadapan Naruto.
"Yoshh, kalau begitu sudah diputuskan
Hari ini kita akan berlatih sampai malam!"
"Ti-Tiidaakkk!!!"
.
.
.
..
.
"Hari ini sudah cukup bagus, sasuke'"Belum, aku masih sanggup melakukannya lagi" ucap si bungsu Uchiha itu, dengan nafas terengah-engah menandakan ia sudah mencapai batasnya
Kakashi menghela nafas panjang, mau bagaimana lagi, murid-muridnya itu, baik Naruto ataupun sasuke, keduanya sama-sama keras kepala. dia lalu menunjuk tumpukan batu-batu di atas tebing yang hampir semuanya hancur dan berlobang akibat tembakan chidori sasuke.
"sudah tidak ada lagi yang bisa kau hajar, pulanglah! besok kita lanjutkan lagi" Kakashi beranjak lebih dulu. walau menurut Kakashi perkembangan chidori sasuke sudah bagus tapi tidak dengan sasukenya sendiri. dia teringat bagaimana Naruto yang saat itu berubah dalam mode kyubinya melawan si sosok misterius kemarin, jika bukan karena Naruto yang mengamuk, sudah bisa dipastikan, sasuke pasti tewas saat itu juga.
Tapi sayangnya Kakashi benar, dia sudah tidak sanggup, chakranya sudah habis.
"masa cuma segini saja- "
"sialan"
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Road To Sakura: Back To The Past
Fanfictionaku kembali ke masa lalu untuk mengubah semuanya tujuanku tidak akan berubah, akan kuselamatkan Naruto dan Sasuke dari kematian nya