6. Meet Fans

180 17 5
                                    

Happy reading!
Tandai jika ada typo ⚠️

Want to read better?
Play this song🎵 - Kapital Letters by Hailee Stainfeld.

Amora mengamati kamar hotel miliknya, sangat bagus, rapi dan wangi. Dan yang paling penting adalah, pelayanannya yang luar biasa.

Amora baru saja mandi dengan sabun dan sampo hotel yang berkualitas bagus, tidak ada yang kurang, hotel ini sempurna seperti pemiliknya.

Amora mulai memakan sarapannya yang sudah di antarkan khusus untuknya. Amora memesan susu, sandwich dan salad sayur. Sekedar informasi, Amora adalah gadis pemuja sayuran, dia tidak bisa makan tanpa sayur.

Edward sendiri sudah pergi ke kamarnya yang merupakan presiden suit dan khusus pemilik hotel. Lokasinya berada di lantai teratas gedung hotel, Amora sempat berfikir apakah pria itu memiliki rumah di New York selain hotelnya?, namun mengingat artikel yang di bacanya Edward sempat mengatakan tentang hal itu dalam wawancaranya dengan para wartawan.

"Saya memang mengelola perusahaan di bidang perhotelan dan properti, tapi itu tidak menjadikan saya seorang yang boros properti. Saya memiliki hotel di berbagai negara, jika ada pekerjaan Saya akan menginap di hotel saya sendiri. Lagi pula saya tidak menyukai rumah di tengah perkotaan."

Jawab Edward memang bijak, untuk apa membeli banyak rumah jika jarang di tempati. Apalagi pria seperti Edward tidak bisa berdiam diri di satu negara dalam jangka panjang.

Amora meraih ponselnya dan mengirimkan pesan pada Sandra bahwa dirinya sudah tiba di New York, gadis itu membuka aplikasi kamera dan memotret pemandangan kota New York dari jendela kamar hotelnya, lalu gadis itu memotret sarapannya di meja.

Amora segera mengunggahnya ke akun Instagram miliknya dalam bentuk story. Hanya pemandangan kota dan makanan, Amora tidak pernah mengunggah foto selvie di Instagram. Gadis itu hanya mengunggah foto hal-hal yang menjadi aktivitasnya, seperti yang dirinya lakukan sekarang ini.

Jikapun Amora memposting fotonya, itu pasti tidak memperlihatkan wajahnya, hanya bagian belakang tubuhnya, gadis itu terbiasa membelakangi kamera. Alasannya hanya satu, dia tidak percaya diri, apalagi semenjak kejadian Elsa dan Farhan mempermalukannya.

Atau paling tidak, foto-foto ramai saat peluncuran bukunya bersama penggemarnya, banyaknya orang di foto membuat wajahnya tidak terlalu jelas.

Intinya Amora tidak pernah memposting foto wajahnya secara jelas dan terang-terangan di media sosial, dia hanya tidak siap menerima komentar tidak menyenangkan tentang fisiknya. Karena dari yang Amora lihat, komentar di media sosial jauh lebih kasar. Apalagi pengikutnya di Instagram tidak hanya para pembacanya, namun teman-teman sekolahanya sejak smp sampai dengan kuliah.

Satu-satunya foto yang memperlihatkan wajahnya dengan jelas hanyalah di bagian belakang buku yang sudah di terbitkannya, di bagian profil penulis. Karena hanya di sana, tempat dimana tidak ada yang menghakiminya, tidak ada yang peduli bagaimana wajahnya, dan bagaimana penampilannya.

Hanya buku, tempat Amora menjadi dirinya sendiri.

Ponselnya berbunyi notifikasi Instagram, Amora melihat Noah membalas story-nya, gadis itu membuka room chat dan membaca pesan kakaknya.

"Ternyata kau tidak mendengarkan ucapan ku kemarin malam, semua orang membicarakan mu sekarang."

Amora tersenyum sinis lalu mengetik balasan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let Me Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang