8» Kesialan

20 7 0
                                    

masih 27 Juli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

masih 27 Juli



Sore ini cuacanya kembali terik. Mungkin kemarin adalah hujan pertama di bulan Juli. Livia berjalan disisi Felix.

"Oliv kepanasan? Lelah?" Tanya Felix karena mereka berjalan cukup jauh menuju apartemen Felix.

"Pindah posisi" Ucap Felix seraya mengganti posisi berjalan agar Livia terhalang gedung besar dari sinar matahari.

Livia tersenyum kecut. "Abisnya kamu punya mobil buat apa kak? Buat pajangan?"

"Hhehe, iya! Kan setiap hari juga jalan kaki. Kemarin hanya mencoba-coba saja"

Lima menit berlalu, mereka telah sampai. Livia merebahkan diri ke sofa panjang Felix. "Mau minum apa?"

"Air putih es aja"

"Sederhana banget" gumam Felix.

Felix menuangkan air es dan menyajikan setoples kukies.

Livia membaca soal yang akan mereka kerjakan

"Matematika itu tidak pernah dewasa, selalu minta diselesaikan masalahnya" kata Felix.

•••


"......jadi angka 6 ini asalnya dari yang ini dikali ini terus dibagi ini deh. Sampe sini paham?"

Felix mengangguk. "Ini rumus buat yang positif. Kalau nilai depannya negatif?"

"Rumusnya sama. Hanya beda hasil. Karena negatif dikali positif jadinya negatif"

Livia terus menjelaskan materi kakak kelas hingga 2 jam lamanya.

Felix membunyikan otot-otot punggung setelah ±120 menit duduk. "Capek?" Tanya Liv

"Kamu tidak bosan? Minimal makan dulu brownies-nya"

"Bosan? Ini belum seberapa. Sehari aku menghabiskan 9 jam sekolah. 5 jam belajar di rumah. Dan tidur 6 jam, sisanya untuk bermain"

Felix melongo, "5 jam belajar... Sisanya hanya 4 jam?!"

Livia mengangguk. "Apa yang memotivasi-mu belajar sekeras itu?"

"Ayah. Lebih tepatnya bukan motivasi tapi kekangan"

"Harusnya beliau bersyukur memiliki putri yang ambis sepertimu"

"Bersyukur bagaimana? Dia ingin aku masuk kelas 11-1 tapi aku masuk 11-2"


"Sial, tapi dia sendiri dimintai akur dengan istrinya tidak mau" Umpat Livia



"Eh- ini bukan PR kan? Harusnya bukan si. PRmu kerjakan sendiri ya" Livia bangkit dan duduk bersender di sofa sembari memejamkan mata.

Felix tersenyum lebar. "PR selesai. Makasih Liv"

Netra Livia terbuka, alisnya ia satukan. Arah pandangnya mengikuti Felix yang jalan berjingkrak menuju halaman belakang.

ᴅᴏɴ'ᴛ ʟᴇᴀᴠᴇ ᴍᴇ || 𝐅𝐄𝐋𝐈𝐗 🅷🅸🅰🆃🆄🆂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang