9» Ibarat Hujan

13 4 0
                                    

Felix melahap gigitan es terakhir kemudian mendekat bibirnya ke telinga Livia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Felix melahap gigitan es terakhir kemudian mendekat bibirnya ke telinga Livia. "Jual ginjal orang"

Livia melotot. Refleks ia menoleh kearah Felix dan mendorongnya menjauh

"È- hahahaha. Mukanya biasa aja dong"

"Abisnya pekerjaanmu ngeri amat"

Felix masih setia tersenyum lantas bangkit meninggalkan Livia "aku antar pulang"

"JUJUR DULU, KERJANYA APA?!" Livia berlari menyusul Felix yang kian menjauh.

Felix diam saja. Lalu Livia bertanya lagi saat langkahnya bisa mengiringi kaki Felix.

"Naik mobil kan?!"

"Jalan kaki"

Livia berhenti dan misuh-misuh di tempat. Bibirnya condong ke depan dan alisnya mengkerut. "Gak mau. Gendong! Pokoknya gendong"

Felix berhenti dan berbalik badan "Tuhan kasih kaki buat apa, Olivia Friska?"

"Buat pajangan" Jawabnya singkat

"Oh ya audah. Kamu stuck disini temenin patung air mancur itu"

Livia makin kesal tapi akhirnya dia berjalan dibelakang.

•••

Putri Chandra bangkit dari meja belajar menuju dapur. Terlihat mba Gendhis tengah membuat mendoan untuk camilan sore.

"Non Livia, jangan lupa besok ada jadwal les. Tuan sudah bilang, setelah makan malam beliau akan telpon putrinya"








Panggilan dari ayah berakhir sepuluh menit yang lalu. Dia tidak menanyakan kabar putrinya melainkan ulangan fisika.

"Mba Gendhis, temani Livia menonton TV"

Gendhis mendekat membawa segelas susu vanilla hangat untuk Livia. "Tumben nonton TV. Udah bosen buka buku ya non?"

Livia mengangguk singkat. "Mbak, gimana rasanya jatuh cinta?"

︵‿‿︵


Senin 31 Juli

Hari ini orang tua Livia tiba di kediaman Chandra. Tetapi Livia memilih berangkat sekolah lebih pagi agar tidak berjumpa dengan mereka. Memang tidak sopan, tapi ia benar-benar bosan dengan basa-basi yang mereka buat.


•••


Livia duduk di kursi perpustakaan. "Halo" Ucapnya setelah telepon diangkat.

"Hoamm... Apaan si. Jam 6 telpon"

"Gue udah di sekolah. Temenin dari telepon ya. Gue mau cerita"

"Tentang pak Bisma? Hari ini kan beliau pulang, kenapa lu udah sampe di sekolah"

ᴅᴏɴ'ᴛ ʟᴇᴀᴠᴇ ᴍᴇ || 𝐅𝐄𝐋𝐈𝐗 🅷🅸🅰🆃🆄🆂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang