¡! MOHON BACA DESKRIPSI SEBELUM MEMBACA !¡
ALERT!
14+
-----•
Alas Pati, Yang berarti 'Hutan Mati'. Disini, Boboiboy dan Kawan-kawan yang sudah berkuliah, Karena membutuhkan Uang untuk membayar kontrakan mereka, Mereka semua pun membuat channel YouT...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
_ _ - • -
Beliung selalu memikirkan tentang apa yang terjadi dengan adik birunya itu. Bayangan-bayangan kejadian bahwa adiknya itu tidak baik-baik saja telah memutar di otaknya.
Kuputeri, Sebagai ibundanya Taufan dan juga Beliung memiliki firasat yang buruk. Mereka tau pasti bahwa Halilintar dan Gempa menyembunyikan sesuatu.
Beliung menghampiri Ibundanya yang sedang duduk disofa ruang tamu. "Ibun, Liung mau samperin si Lintar. Udah gabener ini, Sudah hampir seminggu Ufan tidak pulang-pulang, dan Lintar bilang dia tidak mengetahui itu." Ucapnya dengan sedikit emosi.
Kuputeri berdiri dari acara duduknya. "Bunda ikut. Ufan pernah bilang dia akan pergi ke sebuah Hutan dengan Mereka."
Beliung mengangguk. "Ayo bun."
• • •
Halilintar sedang berbaring di Kasurnya. Mengingat suara Taufan yang pernah didengarnya di Alat Palacak 'Hantu'.
"Taufan.. Maaf." Lirihnya. Dia seperti tau bahwa Taufan sedang diberadanya.
TIT! TIT! TIT!
Halilintar bangun dari kasurnya, Melihat Alat pelacak itu bunyi. Dia dengan was-was melihat sekitar.
CRACK-!
Halilintar menolehkan kepalanya ke suara pecah tersebut. Dia melihat Foto dirinya dengan Taufan pecah. Firasatnya mengatakan bahwa dia di ganggu.
"K-ku mohon.. Maafkan aku Taufan.." Ucapnya sembari ketakutan kecil. Dia menatap foto Taufan yang di bingkai yang pecah itu. Ada darah.
Halilintar sontak kaget. Ditambah dengan suara-suara dentuman besar dari lantai satu. "Hah.."
TRING-TRING-TRING!
Suara nada dering diponselnya, Iya. Halilintar mengambil ponsel itu, Dan melihat foto profil yang dia kenalin sangat.
TAUFAN.
Halilintar semakin ketakutan, Tidak mungkin Taufan menelponnya?, Ia tau pasti ponsel Taufan masih berada pada kantong celana milik Taufan.
Gulp.
Halilintar meneguk ludahnya kasar. Dia takut. Dia pun swipeikon telepon hijau itu. Dia loadspeaker.