𝐂𝐇𝐀𝐏𝐓𝐄𝐑 𝐎𝟔: Will you be my pagar?

70 40 7
                                    

SUDAH sekitar dua minggu setelah Haikal mengungkapkan permintaannya kepada Lunara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SUDAH sekitar dua minggu setelah Haikal mengungkapkan permintaannya kepada Lunara. Tapi sampai sekarang, Lunara belum juga menghubungi Haikal.

Haikal yang kesabarannya setipis tisu berkali kali berniat menghampiri Lunara dan meminta kejelasan tapi selalu dicegah oleh Reyhan

"Sabar Kal. Lunar itu orangnya hati-hati, pasti dia lagi mikirin ajakan lo dari sisi baik buruknya buat diri dia. Hikmahnya lo jadi tau partner lo bukan tipe orang ceroboh dan mudah dibegoin"

"Gue gak begoin dia!" jawab Haikal cepat, "apa dia tipe orang yang butuh imbalan ya? duh, kenapa waktu itu gue gak kasih penawaran imbalan ke dia ya"

Reyhan menghela nafas, "Terserah lo. Gimana keadaan Tante Trisha?" tanyanya rapihin kartu yang sedang mereka mainkan.

"Yah gitu, gak ada progress. Tapi akhir-akhir ini nyokap gak nangis, gue gak tau ini pertanda baik atau buruk. Nyokap emang gak nangis, tapi sekarang sunyi bener-bener gak ngeluarin suara apapun" jelas Haikal yang kemudian menyeruput caffein di depannya demi menyamarkan getaran di suaranya.

Perasaan sedih dan takut itu harus ditutupi rapat oleh Haikal seolah perasaan itu adalah aib.

Kehilangan kakaknya sama dengan kehilangan seluruh kebahagian dihidupnya. Semenjak kakaknya dinyatakan hilang, hidup kedua orang tua Haikal digandrungi bayangan hitam. Dua orang yang sama-sama putus asa tidak bisa disatukan. Mereka terlalu letih untuk saling menguatkan satu sama lain.

Ayahnya yang merupakan laki-laki terhormat mulai menjadi seorang alcoholic. Ibunya mulai melupakan dunia nyata, dunia dimana ia masih mempunyai anak laki-laki berusia 15 tahun. Anak yang sedang butuh banyak perhatian itu, mulai tumbuh sendirian.

"Lo?" tanya Reyhan.

"Apa?"

"Keadaan lo"

"As you can see"

"Fragile" jawab Reyhan sambil menatap sahabatnya. Mau ditutupi bagaimanapun, Reyhan selalu mengerti perasaan Haikal.

"Apa sih, ambil tuh gofood" jawab Haikal sambil mengibaskan tangannya menyuruh Reyhan pergi ke sumber suara bel yang datang disaat yang tepat bagi Haikal untuk menghindari Reyhan.



TIDAK mengindahkan nasihat Reyhan. Lelaki jangkung itu bergegas menuju kelas Lunara. Saat melihat papan kelas XI-MIPA Haikal langsung meminta tolong seseorang untuk memanggilkan Lunara.

Setelah melihat Lunara keluar, Haikal langsung menarik tangan Lunara menuju lorong menuju UKS.

"Sorry, tapi kayaknya gue harus tau keputusan lo sekarang," ucap Haikal terburu-buru.

Saat Lunara hendak membuka mulutnya, Haikal melanjutkan, "Tapi, tolong lo pikirin baik-baik. Gue naro harapan besar ke lo, karena itu udah pasti ini gak gratis, gue bakal kasih apapun yang lo mau asal lo mau bantu gue"

Lunara terbelalak tidak menyangka Haikal berkata begitu, tapi, 'mari kita lihat, pikir Lunara'

"Apapun?" tanyanya.

"Apapun" ulang Haikal sambil mengangguk mantap.

"Lamborghini?" pinta Lunara.

"Ya lo mikir sedikit lah sat" ucap Haikal gak habis pikir dengan jawaban Lunara.

Lunara ketawa kecil, "Gue terima ajakan lo, awalnya gue mau ngajuin penawaran lagi ke lo, tapi, kayaknya lo udah banyak uang ya? 'apapun' yang lo maksud itu berarti apapun kan? termasuk diri lo" jawab Lunara sambil menunjuk dada Haikal.

"Apa? tete gue?" jawab Haikal dengan menatap Lunara horror.

Lunara menggerlingkan matanya, "Lo goblok ya?"

"Terus?"

"Beberapa hari terakhir, gue baru sadar lo punya potensi"

"Potensi apa?"

"Energi lo kuat. Gue bisa berinteraksi sama arwah tapi gak lama karena energi gue lemah, kalo gue paksain, gue bisa kesurupan tanpa bisa gue kendaliin kemungkinan terburuknya, arwah bisa ngikis jiwa gue. Nah, dalam hal ini, gue mau lo jadi pager gue, jobdesk lo ngebatasin aktivitas arwah disekitar atau di dalam gue"

"Caranya?"

"Stay by my side, jangan kemana-mana"

"Itu doang?" tanyanya. Haikal tidak tau kalau ini adalah pertanyaan terbodohnya.

"Gak semudah itu, tapi semoga beruntung" kata Lunara sambil tersenyum jahil lalu melenggang pergi.

Sebelum menghilang Lunara berbalik, "'Apapun' yang lo maksud gak berarti satu hal doang kan?"

Baru hendak Haikal mengajukan keberatan perempuan berambut hitam legam itu sudah menghilang.

Satu hal yang Haikal pikirkan, cewek itu gila.

Jangan lupa pencet simbol bintang di pojok kiri bawah, kalo mau sekalian follow aku juga boleh banget ;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa pencet simbol bintang di pojok kiri bawah, kalo mau sekalian follow aku juga boleh banget ;)

Diary of Lunara - sound of the other side . æspa [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang