SETELAH menembus pengelihatan sosok penunggu pohon itu. Lunara semakin tidak bisa tidur, setiap malam ia selalu mendapatkan 'pengelihatan' dari sudut pandang sosok itu. Lagi-lagi pengelihatan tentang pohon dan segerombolan remaja perempuan itu.Karena itu semakin hari Lunara semakin terlihat kusut dan suram. Ia butuh menyelesaikan urusan dengan penunggu pohon itu yang memiliki wajah penuh sisik ular. Semenjak ia mendapat vision itu makhluk halus disekitarnya menjadi semakin berani mendekatinya dan mengajaknya berinteraksi. Lunara kewalahan menghadapi makhluk-makhluk itu.
Seperti sekarang, sosok bersuara kodok yang menempeli Farah sedang tersenyum lebar menatap Lunara. Sepertinya sosok itu semakin sadar bahwa Lunara dapat melihatnya.
Hal ini terjadi karena energi Lunara sangat lemah. Haikal, sang pagar sedang sibuk dengan urusannya sendiri. Semenjak meditasi itu Haikal menghilang tanpa kabar. Bahkan pesan yang dikirimkan Lunara sejak dua hari lalu belum juga dibalas.
Lunara berusaha menemui Haikal di kelasnya, tapi sayang, lelaki itu juga tidak masuk sekolah setelah kejadian itu. Reyhan juga tidak bisa ditemui karena lelaki itu sedang mengikuti olimpiade science tingkat nasional di luar kota.
Lunara merasa dikhianati. Ia tidak tau lagi ingin meminta bantuan kepada siapa.
Lunara kembali di rumah saat petang. Ia langsung menuju kamar ibunya dan gadis itu mendapati ibunya sedang tertidur dengan posisi miring membelakanginya.
Lunara merebahkan diri di samping ibunya. Tidak lama Lunara terlelap. Sebelum benar-benar jatuh tertidur, Lunara merasakan tangan ibunya mengelus rambut gadis itu dengan lembut.
Di dalam tidurnya, Lunara kembali mendapat 'pengelihatan' dari sosok itu. Pola pengelihatan itu masih sama. Pohon. Helena dan temannya. Tetapi kali ini, pengelihatannya sangat jelas. Kali ini Lunara bisa mendengar tawa dari Helena dan temannya. Lunara mendekat ke arah mereka, ia ingin mendengar apa yang dibicarakan para remaja itu.
Saat Lunara mendekat ia tidak sengaja tersandung dengan akar pohon dan mengerang.
Kemudian bulu kuduk Lunara meremang, ia tidak menduga. Para remaja itu menatap Lunara. Mereka menyadari kehadiran Lunara.
Wajah Helena berubah menyeramkan. Senyum tersungging di bibirnya yang dipenuhi sisik ular. Kemudian Helena dan ketiga temannya menjerit bersamaan diikuti pengelihatan Lunara yang mengabur.
Lunara terbangun diatas tanah yang lembab. Ia kembali terbangun di pohon itu. Aneh. Harusnya Lunara tidak bisa merasakan lembabnya tanah. Lunara berdiri. Merasakan kakinya benar-benar menapak di tanah itu, seolah-olah ia memang benar disitu.
Terdengar suara langkah kaki di belakangnya. Lunara segera bersembunyi di belakang pohon rindang itu. Takut kalau sosok disini bisa melihatnya lagi.
Seorang remaja laki-laki menarik lengan seorang perempuan yang kemudian ditepis kuat oleh perempuan itu. Meski menggunakan masker, Lunara mengenali perempuan itu adalah Helena-kakak perempuan Haikal.
Lunara mencoba menguping pembicaraan dua orang itu, tetapi jarak mereka terlalu jauh. Walau begitu jelas Lunara bisa merasakan kemarahan diantara kedua orang itu.
Lunara bertanya-tanya siapa lelaki itu. Seingatnya Haikal belum pernah menceritakan lelaki itu. Lunara mengamati wajah lelaki itu yang memakai masker. Yang bisa dilihat dari laki-laki itu hanyalah matanya. Rasanya Lunara ingin menghampiri dua orang itu dan membuka masker wajah sang lelaki. Tapi hal itu tidak mungkin. Sangat berbahaya jika sosok 'disini' mengetahui kehadirannya.
Helena pergi meninggalkan lelaki itu, disusul lelaki itu yang pergi ke arah berlawanan bersamaan dengan dering telepon yang berbunyi memekakkan telinga.
Lunara mencari-cari bunyi itu sampai akhirnya ia kembali ke realitas. Ia terbangun di kamar ibunya, bunyi dering telepon itu masih terdengar. Lunara mengambil ponselnya dan menggeser tombol hijau bergambar gagang telepon.
"Lo dimana?"
Sapa suara diseberang telepon. Suara Haikal diikuti suara deru angin dan mesin motor.
"Rumah" jawab Lunara
"Gue otw rumah lo" kata Haikal sebelum mematikan sambungan telepon.
Lunara melihat angka di sudut kiri ponselnya. Jam menunjukkan pukul 9.00. Cukup malam untuk keluar rumah, tetapi ia sangat perlu bertemu Haikal.
Lunara menunggu Haikal di teras rumahnya. Tidak lama lelaki itu tiba. Haikal mengajaknya ke suatu tempat yang ternyata merupakan tempat tongkrongan lelaki itu.
"Gimana?" tanya Haikal setelah mereka duduk di salah satu kursi.
"Not good. Penunggu pohon itu jadi ngikutin gue"
"Gue bisa bantu apa?" tanya Haikal tulus, lelaki itu merasa penderitaan Lunara adalah karena gadis itu mengikuti permintaan dirinya.
"Lo kemana aja?" bukannya menjawab Lunara malah mengajukan pertanyaan dengan nada kesal.
"Sorry, gue ada urusan penting" jawab Haikal.
"Lo gak inget kesepakatan kita? Gue gak minta lo ngapa-ngapain kan, lo cuma harus diem disebelah gue."
"Inget. Sekali lagi maaf, gue gak maksud buat ingkar. Tapi ada hal yang lebih gue prioritasin saat ini"
Lunara meredam rasa kesalnya. Ia sedikit lebihnya paham perasaan Haikal. Setiap orang punya masalahnya masing-masing kan? dan masalah itu gak harus dan perlu untuk diceritakan ke orang lain. Tapi entah kenapa rasanya Lunara sangat ingin tau keseluruhan hidup Haikal.
Hening menghampiri mereka beberapa detik sampai Lunara membuka suara.
"Kakak lo, Helena, punya pacar?" tanya Lunara
Haikal terdiam, "gak ada"
"Temen laki-laki?"
Haikal mengeluarkan ponselnya memperlihatkan foto dua laki-laki dan dua perempuan yang memakai seragam sekolahnya. Salah satu perempuan di foto itu adalah Helena.
"Setau gue mereka temen deket Kak Helena" jawab Haikal
Lunara mendekati ponsel Haikal dan memperbesar tampilan wajah satu persatu laki-laki di foto itu.
Lunara memundurkan wajahnya, "Ada lagi?" tanyanya.
Gadis itu yakin orang yang dilihatnya lewat vision bukan salah satu dari foto ini. Wajah lelaki di vision itu begitu kecil dan memiliki fitur mata yang unik sehingga mudah untuk membedakannya dengan orang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary of Lunara - sound of the other side . æspa [✓]
Mystery / ThrillerLunara selalu membenci kemampuannya yang dapat melihat dan berkomunikasi dengan makhluk tak kasat mata. Kemampuannya membuat ia terasingkan dari orang-orang disekitarnya. Suatu hari takdir mempertemukan Lunara dengan seorang lelaki yang dapat meruba...