[08] Yogyakarta

66 12 0
                                    

"Win, nasi goreng yang semalem udah aku angetin di microwave. Ini mau kamu makan apa mau ditaro mana?" tanya Karin ketika aku baru saja keluar dari kamar mandi.

"Eh, iya. Makasih, Rin. Sini, aku taruh di totebag aja. Biar nanti kita bawa buat makan siang." balasku kemudian menghampirinya untuk mengambil dua kotak nasi goreng dan memasukkannya ke dalam totebag. "Kamu gimana, Rin? Udah laper? Kalo laper ayo kamu mandi dulu, terus kita ke bawah sekalian sarapan."

"Iyaa, ini aku mau siap-siap mandi kok," balasnya sembari mengambil baju gantinya di koper yang kemarin ia bawa.

Tiba-tiba sesuatu yang lembut mendarat dipipiku. Membuatku terkejut bagaikan sehabis tersetrum listrik.

"Aku mandi dulu, ya, sayang. Nggak usah tegang gitu mukanya. Hahaha," ucapnya dan setelah itu ia langsung melenggang pergi ke kamar mandi meninggalkan diriku yang masih membeku di atas sofa.

***

"Jadi kita mau ke mana?" tanya Karin yang baru saja keluar dari kamar mandi dan langsung membuyarkan fokusku yang sedari tadi sedang membaca novel.

"Hm, jujur aku gatau. Tapi aku pengennya seminggu ini kalo bisa kita udah ngunjungin semua destinasi yang ada di Jogja," jawabku.

"Okelah. By the way, kamu udah siap berangkat sekarang?"

"Aku sih udah. Kalo kamu juga udah siap, ayo kita ke bawah, sarapan dulu."

"Eh, wait. Tunggu aku lima belas menit lagi buat siap-siap."

"Iya. Jangan lama-lama ya, cewek," ucapku seraya tersenyum tengil ke arahnya, namun dia hanya melirikku dengan tatapan tajamnya. Hahaha. Lucu sekali.

Aku sangat bersyukur, karena pada akhirnya aku bisa mengajak Karin untuk liburan bersama. Menghabiskan waktu selama seminggu, hanya berdua saja dengannya. Sebenarnya, di liburan kali ini aku ingin menuntaskan janjiku untuk main bareng Nindy. Tapi ternyata dia sungguh sibuk dengan keluarganya, sehingga kami jadi tidak bisa main lagi. Padahal kita sudah lama sekali tidak main bersama. Tapi tidak apalah, sebagai gantinya aku justru mengajak Karin untuk liburan. Ada untungnya juga. Hehe. Menghabiskan waktu berdua bersama Karin ternyata memang semenyenangkan itu.

"Sayang, aku udah selesai nih," ucap Karin yang membuyarkan lamunanku, seraya tersenyum kegirangan.

"Oh iya, Rin. Ayo kita turun," balasku, yang sedikit terpana dengan style-nya yang casual, namun tetap terlihat cantik dimataku.

"Ish. Sayangnya mana? Ran Rin Ran Rin. Kita udah ada status loh."

"E– eh. Iya, sayangku, Karin. Maaf yaa. Aku belum terbiasa soalnya," ucapku seraya mengusap-usap dan mencium kepalanya. "Yuk, sayang. Kita sarapan."

"Yuk!" jawabnya penuh semangat.

Kemudian kamipun segera keluar dari kamar ini, dengan tanganku yang menjinjing totebag berisi nasi goreng untuk makan siang nanti. Kami berjalan beriringan, dengan tangan yang saling bergandengan. Tidak ingin melepas satu sama lain. Padahal bukan pertama kalinya aku mengandeng tangannya, tapi rasanya tetap sama. Jantungku memompa lebih cepat dari biasanya. Inikah rasanya jatuh cinta?

"Win, kamu mau makan apa?" tanya Karin, setibanya kami di resto hotel.

"Hmm. Aku mau ambil nasi sama soto aja deh. Kamu mau apa?"

"Samain aja deh. Lagi pengen yang anget-anget soalnya."

"Yaudah yuk, kita ambil makanannya dulu."

Lose | WINRINA / JIMINJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang