[11] Cincin

94 8 0
                                    

"Ayang, udah jam 3 nih. Jadi keluar sekarang nggak?" tanyaku kepada Karin yang masih asyik membaca novel.

Karin mengalihkan pandangannya ke arahku, "Jadii."

Ia menyahutiku dengan penuh antusias, kemudian berkata lagi, "Kita mau main apa, Win?"

"Banana boat atau snorkeling mau?"

"Jujur, aku takut sama laut, Win."

"Kalo gitu kita main ATV aja. Gimana?"

"Hah?? Serius?? Mau, Win! Aku dari dulu pengen banget naikin ATV."

"Hahaha. Yaudah yuk kalo gitu. Kita sewa ATV aja."

"Lets go!!" sahut Karin dengan penuh kegirangan.

Kemudian, kami berduapun segera keluar kamar dan pergi menuju resepsionis. Saat ini kami hanya menggunakan kaos lengan pendek dan celana jeans pendek saja. Supaya tidak sulit membersihkannya jika kami berdua harus kotor-kotoran. Aku dan Karin sama-sama mengenakan kaos berwarna hitam. Ya. Kaos itu adalah milikku, karena Karin hanya membawa kaos berwarna putih. Aku tak mengizinkannya. Khawatir jika bajunya menjadi transparan jika bajunya terkena air. Aku tidak ingin ada orang lain yang melihatnya. Karena Karin itu sepenuhnya milikku!

Setibanya kami di resepsionis, akupun segera bertanya, "Mas, disini kalo mau nyewa ATV bayarnya kemana?"

"Oh, langsung bayar disini aja kak. Karena itu termasuk dari fasilitas hiburan hotel."

"Ohh begitu. Harga sewanya berapa yaa kak?"

"ATV yang kecil harganya Rp 50.000 dengan kapasitas 2 orang kak, yang besarnya Rp 100.000 dengan kapasitas 3-4 orang kak. Masing-masing dikasih waktu selama 1 jam."

"Kalo gitu saya ambil yang kecil aja mas."

"Baik kak kalau begitu. Saya buat notanya dulu yaa," ucap resepsionis itu, kemudian segera menuliskan harga sewa di atas nota. "Boleh saya terima uangnya kak?"

Tanpa berkata lagi, akupun segera mengeluarkan selembar uang berwarna biru. Kemudian, resepsionis itupun berkata lagi, "Baik kak. Uangnya sudah saya terima ya. Ayo ikut saya ke tempat penyewaan ATV nya."

Kami berduapun akhirnya berjalan mengikuti sang resepsionis menuju tempat penyewaan ATV. Tempat ini rupanya cukup sepi, karena sedari tadi aku melihat satu dua orang saja yang berlalu-lalang. Bahkan di tempat penyewaan ATV inipun hanya ada kami bertiga. Bukannya aku takut, tapi aku justru malah bersyukur karena tempat ini sepi, karena aku merasa tempat ini jadi lebih private, seperti sedang honeymoon bersama Karin. Hahaha.

Sesampainya kami di tempat penyewaan ATV, resepsionis itu segera memberikan ATV yang akan kami pakai, dan menunjukkan rute yang boleh kami lewati menggunakan ATV ini. Dimana kami hanya boleh bermain di sekitar kawasan resort ini serta tidak boleh terlalu dekat dengan laut. Akupun segera mengambil alih untuk menyetir ATV ini, namun ternyata Karin menyegahku.

"Win. Kalo aku aja yang nyetir boleh ga? Aku mau belajar, Win."

"Oh, mau belajar yaa? Boleh kok sayaang. Kamu nyetir yaa, nanti aku awasin dari belakang."

"Wahh. Makasih yaa, Winata-ku sayaang."

Selanjutnya Karin segera menaiki ATV tersebut, yang kemudian diikuti olehku. Lalu akupun mengajarkan Karin dengan menyalakan mesinnya terlebih dahulu, dan mulai mengendarainya. Beberapa kali Karin terlalu kencang memutar gas, sehingga setirnya tidak bisa ia kendalikan, dan membuatnya semakin panik. Aku hanya tertawa geli karena terlalu lucu melihatnya panik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lose | WINRINA / JIMINJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang