[10] Pindah

69 11 0
                                    

Aku terbangun dalam keadaan diriku yang tengah memeluk Karin. Tangan kiriku menjadi bantalan untuk dirinya. Karin. Walaupun ia sedang tidur, tapi wajahnya masih terlihat sangat cantik. Benar ya ternyata, orang cantik mau bagaimanapun bakal tetap cantik. Tapi kecantikan Karin bukanlah satu-satunya yang aku sukai, melainkan sifatnya. Aku suka sifat Karin yang begitu lembut terhadapku. Aku suka sikapnya yang sangat dewasa. Pokoknya aku suka apapun yang ada di dalam dirinya. Untuk kecantikannya, itu adalah bonus. Aku selalu suka apapun yang berhubungan dengan dirinya.

"Karin..." panggilku lembut, kepada orang yang saat ini masih tertidur di atas lenganku.

Aku sentuh hidungnya beberapa kali, supaya ia merasa terusik karena aku mengganggu tidurnya. "Karin, ayo bangun. Siang ini kita harus pindah hotel loh."

Ini adalah hari kelima kami di Yogyakarta. Sebuah kabupaten di Jawa Tengah yang terkenal akan kekayaan budaya dan sejarahnya. Kabupaten ini menjadi pusat kebudayaan Jawa yang masih mempertahankan tradisi keraton, dan menjadi rumah bagi banyak seniman dan budayawan. Sebab itulah, aku sangat suka sekali ke Jogja. Budaya Jawa yang masih kental, serta kulinernya yang memiliki cita rasa khas dan lezat.

Empat hari kemarin, aku sudah menghabiskan waktu bersama Karin untuk pergi ke beberapa tempat wisata yang ada di Jogja. Kami ke taman bunga, Restoran Bukit Indah, bioskop drive in, Taman Sari, Candi Borobudur dan Candi Prambanan, Hutan Pinus Pengger, Taman Pelangi, Taman Pintar, Sindu Kusuma Edupark, Yogya Gokart, dan kemarin malam kami baru saja dari Malioboro.

"Eunghhh," Karin menggeliatkan badannya. Khas orang bangun tidur. Ia mengerjapkan matanya, lalu kemudian membukanya. "Good morning, sayang."

Matanya yang masih terlihat sayu itupun perlahan mulai menutup kembali. Karin masih mengantuk. Ia belum mau bangun sekarang. Aku hanya bisa menyunggingkan senyuman kecil. Memperhatikan wajahnya. Kemudian segera mencium kepala, kening, dan bibirnya itu.

"Sayang, bangun yuk. Ini udah jam 9. Kita harus beres-beres, terus sarapan. Abis itu kita pindah ke resort yang ada di deket pantai."

Karin buru-buru membuka matanya, kemudian ia menatapku sembari tangan kirinya memegang pipi kananku, "Hah?! Serius resort?! Yang bener, Win?!"

Lucu sekali melihat reaksinya yang menggebu-gebu seperti itu. Aku hanya bisa tersenyum lucu. Memegang tangannya yang masih bertengger dipipiku. Kemudian menganggukan kepala.

"Wah gila!! Perasaan duit kamu ga abis-abis, Win?" ujarnya. "Gila! Aku nggak nyangka kalo kita bakal nginep di resort, Win. Kamu keren banget."

"Hahaha. Biasanya aja ah, sayang. Kamu seneng ya bakal nginep di resort?"

"Banget!"

"Yaudah, kalo gitu mending kamu mandi dulu ya. Biar aku beres-beresin barang dulu."

"Siap bos, Win!" ucapnya, seraya tangannya bergaya hormat. Lalu dengan gerakan kilat ia langsung menyambar bibirku dengan bibirnya.

"Makasih banyak, Win."

Setelah berkata demikian, Karin pun segera bangkit dari atas kasur, kemudian pergi ke kamar mandi. Sekali lagi, aku sangat senang melihat reaksinya. Sederhana, namun bisa membuat hatiku berbunga-bunga dan merasakan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perutku.

***

"Barang-barangnya udah beres semua kan, Win?" tanya Karin, disaat aku baru saja keluar dari kamar mandi.

"Udah, sayang. Udah aman kok. Kita tinggal cuz ajaa ini."

"Makasih yaa, Win. Udah bantu beresin barang-barangku. Padahal niatnya tadi mau aku beresin pas aku selesai mandi."

Lose | WINRINA / JIMINJEONGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang