Sastra melambaikan tangannya pada orang-orang yang masih berkumpul di depan studio, mereka masih ingin berada di sana karena suatu urusan yang membuat Sastra hanya bisa memaklumi lalu pulang terlebih dahulu meninggalkan yang lainnya.
Sebelum Sastra melihat seseorang yang turun dari motor ojek, lalu segera berlari menghampirinya.
"Embun, lo kok--"
"Gue dianterin temen tadi ke sini." Embun tampak panik, membuat Sastra kebingungan. "Lo udah liat GC belum? GC angkatan SMP, katanya Gladys! Temen Viona itu bunuh diri nggak tau karena apa."
Sastra tersentak. "Gladys?"
"Dia dulunya anggota jurnalistik. Gue yakin lo kenal Gladys, karena lo pernah deket sama Viona, 'kan?" Sastra memegangi kedua pundak Embun, agar gadis itu tetap tenang meskipun dia terkejut setengah mati.
Sastra sempat lupa.
Jika Embun tidak mengetahui hubungannya dengan Gladys.
"Gue nggak pernah lagi liat anak itu, datang-datang dia malah ngasih kabar kalau udah nggak ada. Padahal gue pengen ngobrol sama dia aja sekali ...."
"Kita ke rumahnya, ya?" Sastra mencoba terus menenangkan Embun, memegang tangan gadis itu untuk pergi ke daerah parkiran gedungnya.
Embun menggelengkan kepala. "Katanya dia hidup sendirian, keluarganya udah nggak ada sejak dia SMA. Kasian banget, ya, Sastra? Sekarang apa yang ngebuat dia sampai menghabisi dirinya sendiri ... gue nggak tau lagi. She deserved better." Embun sudah mengeluarkan bulir air mata, membuat Sastra memperlambat jalannya. "Padahal dia orang yang baik, lho."
"Mbun ... tenang, ya? Gladys nggak bisa tidur nyenyak kalau lo juga kayak gitu." Sastra mengelus punggung Embun. "Gladys juga pasti ngerasa dia udah nggak punya apa-apa lagi."
"Tapi nggak dengan bunuh diri."
Sastra membulatkan matanya. Menunduk dengan wajah sendu, sebelum dia melihat seseorang yang sedang menatapnya dari jauh. Seseorang dengan kostum tari dan make up tebalnya, yang sudah pasti berasal dari jurusan seni tari.
Membuat Sastra langsung membuang wajah, dan menuntun Embun menuju kendaraan yang ia simpan di area parkiran.
***
NEWS, Seorang perempuan berusia 20 tahun ditemukan tewas di kamar kosnya dengan mulut berbusa dan kemasan pembersih lantai yang sudah habis berada di sampingnya.
Sastra bergidik ngeri, apa yang dilakukan Gladys sebenarnya? Mengapa secara tiba-tiba dia membunuh dirinya sendiri setelah berbincang banyak dengan Sastra? Apa yang dilakukan Sastra sampai-sampai dia enggan untuk melanjutkan dunianya lagi?
Alprada: Katanya dia juga cuman tinggal sendirian, ya? Kasian banget :( menurut aku kita harus lebih merhatiin orang-orang yang sendirian kayak gini, mereka pasti juga lebih pengen kebahagiaan.
Coqgguett: Sedih banget liatnya, gw gak tau bakal tenang atau engga, tapi gw bakal tetep ngedoain dia biar cepet tenang :(
Keaero: Ini alumni SMP Bina Santara nggak, sih? Kayak sering liat gt pas SMP, kalo nggak salah dia pernah dibully bgt gt pas ada yg bund1r juga di sana
Alumni?
Apa Gladys benar-benar pernah dirundung habis-habisan?
BRUK BRUK BRUK!
Sastra menoleh ke arah pintu utama rumahnya. Bukan diketuk, tetapi seperti didobrak secara paksa, membuat Sastra langsung berjalan menuju ruang utama rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siasat Si Pengarang
Mystery / ThrillerKatanya, dia memikat banyak orang dengan ketampanannya. Katanya, dia sukses dengan segala karir melalui bakat-bakatnya. Katanya, dialah si sempurna yang diidam-idamkan semua orang. Sayangnya, dia tidak sepenuhnya seperti apa yang dikatakan orang-ora...