Putra mahkota

43 2 4
                                    

seorang putra mahkota yang terbunuh di Medan perang, berharap dia memiliki kesempatan kedua untuk hidup.
ia tewas di Medan perang saat berumur  15 tahun.

saat ia berharap dan berharap, ia tak kunjung hidup kembali sehingga ia memang berpikir inilah ajalnya. ketika sudah kehilangan semangat, waktu itulah ia membuka mata.

dengan pandangan kabur ia melihat beberapa orang yang mendekatinya.

Kakak...?
Siapa yang mereka panggil, bukankah kakiku patah saat peperangan? tunggu.. kakiku?! ini.. ekor? tanganku.. ucapnya dalam batin.

Saat itu ia menyadari ia telah diberi kesempatan ke dua oleh sang pencipta, tapi kenapa harus menjadi putri duyung? eh atau mungkin kapa? atau siren? benar.. aku menjadi siren

ketika kesadarannya sudah kembali sepenuhnya, ia melihat sekeliling, seorang perempuan yang memanggil dia kakak.. siapa dia? kenapa dia memanggilku kakak?

ia beranjak bangun menuju kaca, bukankah kacanya mirip seperti batu yang dapat memantulkan bayangan.
seperti yang ia duga, ia menjadi siren! tapi.. itu bukan tubuhnya.
apa ini.. aku seorang siren? sialan, bagaimana bisa, bagaimana dengan ayahanda di peperangan?

Kakak? ada apa?
Kalian siapa?
Eh.. kakak, aku adikmu.
Adik? aku tidak memiliki adik.
Kakak.. apa kau kehilangan ingatanmu..

Saat itu ia tersadar ia berada di tubuh seseorang, ia harus bersikap seperti yang sudah tubuh ini lakukan, tapi ia masih kehilangan keseimbangan akibat transformasimya dari manusia menjadi siren. adiknya begitu khawatir, apa kakaknya memang kehilangan ingatannya!

saat itu ia memutuskan, untuk menanyakan apa yang terjadi..
Sebenarnya apa yang terjadi? bagaimana bisa aku memiliki seorang adik

Waktu itu juga adiknya ragu untuk menjelaskan, tapi dia memutuskan untuk membuka suara.
Aku.. adikmu Nebula.. dan kau adalah kakakku, Dewa. Beberapa hari lalu kau koma saat terkena jebakan bom oleh manusia.
Apa??!

saat itu ia paham dengan apa yang terjadi, ia mulai mencoba berenang dengan ekornya, tapi itu masih sedikit kaku.

dua orang dewasa datang ke tempat ia terbangun dari komanya, meraka kemari karena mendengar putranya terbangun dari koma.

Nak.. anakku!! seorang wanita memeluknya yang sedang berdiri di depan cermin.
di dalam batinnya berkata siapa wanita ini.. dan siapa pria itu?
air mata mengalir dari mata wanita itu dan pria itu memeluk dirinya juga.

Putraku... aku sangat bersyukur kamu kembali dari koma.
wanita itu berbicara dengan lembut.

dalam batin ia berpikir kembali. putraku (?) apa dia ibu dan ayahku? tapi mereka kelihatannya masih muda!

Ibu?? ayah??
ia mengucapkan itu untuk memastikannya.
Iya nak..
ia terkejut dengan apa yang terjadi, jadi mereka adalah orang tuaku?

singkat waktu orang tuanya mengajak makan bersama. tapi ini tidak seperti yang ia bayangkan.
Ada apa nak?

yang disajikan adalah makanan laut mentah. ikan, ubur ubur, hiu dan kerang kerangan.
ia terdiam menatap makanannya
Kenapa kak? tanya Nebula

dalam batin ia melontarkan kata kasar.
sialan! apa apaan ini, bagaimana aku akan memakannya Bangs*t

keluarganya menyantap makanan dengan senangnya. tapi ia ragu untuk memakannya. itu menjijikkan! darah dari ikannya masih segar
tapi demi menerima kebaikan keluarganya ia mencoba memakannya.

terciptalah komuk yang mengerikan dari wajahnya, komuk merasa mual!

singkat waktu ia mencoba berkeliling mengelilingi lautan yang tenang
ia bertemu hiu, karena sebelumnya ia adalah seorang manusia wajar saja jika ia takut dan mencoba lari dari hiu itu.

tetapi hiu itu juga ikut lari. saat itu ia bertanya tanya mengapa hiunya juga ikut ketakutan??!

note: hiu takut terhadap siren, kedudukannya berada di bawah siren

ia berbalik dan terdiam di tempat
tapi hiu itu juga melakukan hal yang sama.

Apa?? kenapa kau seperti ketakutan melihatku?
Karena kau hiu sialan!! wajar saja aku takut bajingan.
Bukankah biasanya para siren memburu kami untuk dimakan!! Jangan sok polos kamu!
Apa??? untuk dimakan?
(benar juga sih tadi aku makan hiu)
Memang benar aku memakan hiu! tapi..
Eh.. tunggu sebentar.. hiu.. BISA BICARA???!!
Hah? aku memang bisa berbicara anjir
Hah anjir? apa itu anjir

hiu itu menatap sepele

Siren sepertimu itu biasanya berburu hiu!
Tapi bukankah siren juga membutuhkan makan! wajar saja kami memburu hewan sepertimu, tapi bukankah hiu biasanya tidak dapat berbicara?
Iya! aku ini siren sama sepertimu, tapi rasku hiu putih. biasanya hanya ada 10% diantara para siren. memang hiu yang lain itu tidak dapat berbicara, karena mereka memang hiu biasa! kamu kok tolol sih bukannya kamu itu putra dari raja!
Tolol? apa itu? apa tolol itu makanan?
GOBLOK

ia.. maksudku Dewa memiringkan kepalanya karena bingung

kamu ini!
hiu itu berubah menjadi siren seperti dirinya.. setengah manusia. terlihat perawakan gagah dari siren ras hiu putih itu, banyak bekas luka di dadanya, karena ulah manusia dan siren ras lain, rambutnya yang putih bergradasi hitam itu sangat indah. alisnya yang tajam mengernyit.

seiring berjalannya waktu ia berbincang dan menjadi akrab
waktu sudah malam, mereka pergi ke atas lautan, ke batu karang.

hei anak raja!
namaku Dewa
kamu ini benar benar tolol?

Under the ocean Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang