36. Mengiklaskan

6.4K 242 16
                                        

"ayo siap-siap, kita akan berangkat ke tempat Fani"ujar Kyai Hasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ayo siap-siap, kita akan berangkat ke tempat Fani"ujar Kyai Hasan.

"Baik Abi" tanggap Maira.

Disaat yang lain sedang bersiap-siap, Fathar mendekat kearah istrinya, "kamu mau ikut? Atau mau tinggal aja?" Tanya Fathar sedikit berbisik.

"Emangnya kenapa A'?" Tanya Aleya bingung.

"Emang kamu gak sakit hati kalau liat Hisyam bertemu dengan sahabat kamu?" Tanya Fathar.

Aleya tertegun mendengarnya, lihatlah suaminya, bahkan saat hatinya terasa sakit karna tau istrinya belum Move on dari mantannya, Fathar tetap mementingkan tentang perasaan Aleya. Apa lagi yang kurang dari suaminya itu? Bukankah pantas Aleya dikatakan kurang bersyukur dengan kehadiran suaminya?

Aleya tersenyum manis, ia mengelus pipi Fathar dengan tangan kanannya, "gak papa sakit A', ini juga buat kebaikan hubungan kita berdua, dengan melihat Kak Hisyam dan Fani nanti, mungkin Insyaallah Aleya bakal ikhlas dan melupakan kak Hisyam" ucap Aleya.

"Kamu yakin?" Tanya Fathar ragu.

"Yakin Aa', tenang aja okey" ucap Aleya, kemudian ia meninggalkan suaminya yang memandang kepergiannya.

"Sudah semua?" Tanya umi Fatimah.

"Sudah umi" jawab Fatih.

Melihat Fatih Aleya teringat sesuatu, "ummi" panggil Aleya.

"Iya, ada apa sayang?" Tanya umi Fatimah.

"Zahra boleh ajak Aisyah gak? Zahra kangen ngumpul bertiga bareng Maira dan Aisyah" ucap Aleya.

Umi Fatimah tersenyum, "sepertinya kamu sudah ingat, boleh sayang" ucap umi Fatimah.

"Kak Zaza udah ingat?!" Ucap Maira bersemangat.

"Alhamdulillah sudah" jawab Aleya.

"Aku kangen sama kakak" ucap Maira memeluk erat Aleya.

"Aku juga, ayo kita ajak Anja" ajak Aleya.

Maira mengangguk antusias dan mereka pergi sembari bergandengan tangan, mereka tampak seperti dua anak kecil yang sedang berjalan sambil melompat -lompat.

"Zahra anak yang hebat, jaga dia terus ya nak. Kasian dia punya Trauma" ucap umi Fatimah pada putra keduanya yang berdiri disampingnya.

"Umi tau tentang Trauma istri Athar?" Tanya Fathar.

"Dulu dia mengalami pembullyan saat kelas satu SMP, bahkan ia sempat depresi, itulah kenapa ayahnya memaksanya untuk berlatih beladiri, dulu dia dimasukkan kesini pun karena ia masih takut sekolah umum" ucap umi Fatimah bercerita.

"Seberat itu?" Gumam Fathar yang masih bisa di dengar umi Fatimah.

"Itulah kenapa ia membenci dan marah besar saat melihat adikmu di bully. tapi, meski ia sudah bisa beladiri dan terlihat kuat seperti itu, traumanya masih bisa kambuh. jadi jangan pernah lalai pada istrimu nak" ucap umi Fatimah.

Gus Alfathar (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang