BAB 13

342 68 15
                                    

Ujian akhir semester pun telah tiba dan itu membuat Freen menjadi super sibuk untuk belajar. Bahkan terkadang ia sampai lupa untuk memberi kabar pada Becky. Keduanya juga lebih sering bertengkar karna masalah kecil akhir² ini karna kurangnya komunikasi diantara mereka

Seperti saat ini. Becky terlihat uring²an karna pesannya sama sekali tidak di balas oleh Freen. Seharian Becky menunggu balasan pesan yg ia kirimkan tapi sampai sekarang jam sudah menunjukkan pukul 9 malam tidak ada notifikasi sama sekali dari nama Freen

"Apa yg dia lakukan sebenarnya? Dia tidak membalas pesanku, telfon ku pun tidak di angkat. Begitu sibuknya dia sampai lupa jika punya pacar"

Becky berusaha untuk menghubungi Freen lagi dan kalo ini panggilan itu terjawab. Namun bukannya memberi penjelasan yg baik, Freen justru marah² dan mengatakan jika Becky sangat menganggu. Hal itu pun membuat Becky juga tersulut emosi. Mereka berdua malah cekcok

"Aku menunggu kabarmu seharian tapi sekarang kau bilang jika aku sangat menyebalkan? Bagus sekali perilakumu Freen"

"Kau tau kan aku sedang ujian semester. Aku perlu banyak waktu untuk belajar tapi kau malah menggangguku dengan mengirim puluhan pesan dan panggilan tidak jelas"

"Apa yg kau bilang? Panggilan tidak jelas? Dengar. Aku hanya ingin tau bagaimana kabar pacarku apa itu salah?"

"Kau benar² sangat menganggu Bec"

Panggilan itu di putus sepihak oleh Freen. Jelas Becky sangat marah saat ini. Penantiannya seharian menunggu kabar dari kekasihnya tapi dia malah di katai mengganggu. Hatinya sangat terluka dengan ucapan dan sikap Freen padanya. Becky tidak menyangka jika Freen melakukan ini padanya

Freen membuang ponselnya ke tempat tidur. Tadi saat pulang sekolah tiba² ia di marahi oleh ibunya entah karna apa dia pun juga tidak tau. Padahal Freen juga merasa tidak melakukan kesalahan apapun tapi kenapa tiba² dia kena marah. Itu sangat membuat moodnya langsung hancur seketika

Beban belajar yg harus ia lakukan, di tambah terkena marah oleh ibunya membuat isi kepala Freen semakin mendidih. Belum lagi Becky yg terus saja memspam nya dengan puluhan pesan dan panggilan membuat emosi Freen benar² mengambil alih dirinya

Tadinya Freen yg harus belajar untuk ujian besok, menjadi tidak bisa berkonsentrasi. Nafasnya memburu dengan dadanya naik turun karna amarah yg masih menyelimuti dirinya. Buku yg ada di atas meja itu ia lemparkan ke sembarang arah. Mengobrak abrik apapun yg ada di atas meja belajarnya

Air matanya mengalir begitu saja. Freen adalah type orang yg cengeng. Saat dia tidak bisa mengendalikan emosinya, ia akan menangis. Jika orang lain akan melakukan apapun untuk meredam amarahnya, Freen hanya bisa menangis

"Aku sangat lelah. Tapi kenapa tidak ada satupun yg mengerti?"

Gadis itu semakin terisak. Menumpahkan segala sesuatu yg ada di kepalanya dengan tangisan itu. Menangis, meraung dan berbicara pada dirinya sendiri itulah cara Freen untuk mengendalikan dirinya kembali

_______

Hari pun berganti. Dan sejak kemarin karna dirinya masih sangat kesal dengan sikap Freen, Becky sama sekali tidak sekali pun mengirim pesan maupun menghubunginya. Parahnya, Freen tidak merasa bersalah sehingga ia juga tidak mengirim pesan pada Becky. Bahkan pesan yg kemarin pun tidak ada balasan apapun

Walaupun masih kesal, tapi tangan Becky terasa sangat gatal ingin menghubungi kekasihnya itu. Namun karna merasa gengsi dan egonya sangat tinggi, Becky mengurungkan niatnya

"Dia bahkan sama sekali tidak menghubungiku. Baiklah jika ingin terus seperti ini. Aku juga tidak akan peduli padanya"

Meskipun mulutnya mengatakan seperti itu, tapi hati dan pikirannya sama sekali bertolak belakang. Sedari tadi ia terus saja memandang ponselnya berharap ada nama Freen di sana
*

*

*
Ujian hari ini tidak terlalu membuat otak Freen berfikir keras karna jadwal hari ini adalah mata pelajaran yg ia sukai. Semalam walaupun dengan semua kekacauan di kepalanya tapi untungnya saat ia mempelajari materi, otaknya masih bisa menerima dengan baik

Seperti biasa, saat jam istirahat Freen juga akan meluangkan waktunya untuk kembali mengingat apa yg ia pelajari semalam. Meskipun di selingi dengan canda tapi itu adalah hal yg wajar

"Freen kau setiap hari bertemu dan pulang bersama Gerald, apa kau tidak merasakan ada getaran sesuatu?" Tiba² saja salah satu teman Freen mengatakan hal seperti itu dan itu membuat kening Freen berkerut

"Getaran apa yg kau maksud?"

"Aku lihat jika Gerald sangat perhatian padamu"

"Wajar bukan seorang teman jika perhatian dengan temannya"

"Itu benar. Tapi kau sama sekali tidak perhatian padaku Freen meskipun kita adalah teman dekat"

Mereka semua tertawa mendengar gurauan salah satu temannya itu. Freen sangat bersyukur karna di kelilingi oleh teman²nya yg sangat supportif. Setidaknya dia mendapatkan sedikit banyak hiburan jika bersama dengan mereka

Tak terasa jam istirahat pun telah usai. Para murid harus kembali masuk untuk menghadapi soal² ujian kembali. Ada yg terlihat sangat frustasi, ada juga yg terlihat biasa saja seperti Freen

Sekarang jam menunjukkan pukul 1 siang. Bel pulang sekolah berbunyi dan itu membuat para murid bersorak bahagia

Freen keluar dari kelasnya bersama teman²nya. Namun saat menyusuri lorong sekolah itu Freen tidak sengaja berpapasan dengan sang mantan. Lelaki itu terlihat ragu saat akan menyapa Freen dan Freen pun hanya bisa membalas seadanya saja tanpa terlalu peduli

"Kau akan langsung pulang?" Daren terlihat gugup saat bertanya pada Freen. Melihat tatapan tajam dari teman Freen juga membuat nyali lelaki ini sedikit menciut

"Tidak. Aku akan belajar kelompok"

"Ah begitu ya"

"Iyaa adik kelas yg lugu. Kenapa kau tiba² bertanya seperti itu pada Freen? Apa kau ingin mengajaknya kencan? Kau belum bisa move on dari temanku yg cantik ini?"

Freen menyenggol lengan dan memberikan tatapan tajam pada temannya ini. Bagaimana bisa dia mengatakan hal seperti itu pada mantan kekasih Freen ini

"Tidak sih. Aku hanya ingin sekedar menyapa Freen saja"

Ucapan Daren yg terkesan angkuh itu membuat teman² Freen dibuat tidak percaya. Mereka tau jika lelaki di depannya ini adalah anak Mama yg sangat dimanja. Dan karna lelaki ini juga Freen berurusan dengan guru BK. Hal ini masih menyisakan dendam di hati teman² Freen pada Daren

"Jika kau tidak ada perlu lagi dengan Freen, biarkan kami lewat. Kau membuat jalan kami terganggu"

Tanpa menunggu respon dari Daren, tangan Freen di tarik oleh salah satu temannya untuk segera pergi dari sini diikuti oleh teman² yg lain. Saat mereka berjalan pun teman² Freen ini juga malah menggosipkan dan membicarakan tentang lelaki itu. Sementara Freen tidak memberikan reaksi apapun dan memilih untuk menjadi pendengar saja






























Jangan lupa vote dan komen guys :)

RELATIONSH!TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang