BAB 7

730 118 3
                                    

Sudah 3 hari Freen dan Becky tidak bertegur sapa maupun saling komunikasi. Setelah perdebatan mereka saat di rumah Freen waktu itu, mereka memilih untuk sama² diam

Becky merasa jika apa yg ia katakan memang benar bahwa Freen seharusnya menjaga perasaannya dan tidak dekat dengan orang lain. Cemburu pada kekasihnya itu hal yg wajar

Sementara itu, Freen yg merasa tidak bersalah dengan apa yg ia lakukan maka dari itu Freen tidak mencoba untuk meminta maaf. Menurutnya, berteman dengan siapapun itu tidak ada salahnya apalagi jika itu teman sekelas. Tidak mungkin kan jika mereka sekelas tapi tidak bertegur sapa apalagi bermusuhan

"Huhh otakku rasanya ingin meledak karna ulangan tadi" keluh Freen sembari memegangi kepalanya

"Mungkin kau begitu bukan karna ulangan saja" sahut Nam

"Apa maksudmu?"

"Aku tau kau dan Becky sedang bertengkar kan?"

"Bisakah kita tidak membahasnya? Kepalaku semakin sakit"

"Kali ini apa lagi? Kenapa kalian seperti anak kecil yg suka bertengkar"

Freen menghela nafas sebelum ia akhirnya menceritakan semuanya dengan menggebu gebu. Yang awalnya biasa saja kini Freen di selimuti amarah mengingat saat dirinya dan Becky berdebat dan tidak ada yg mau mengalah

Nam yg mendengar itu juga di buat kesal dengan keduanya terutama dengan Becky. Nam tidak menyangka Becky memiliki sifat sangat posesif seperti itu. Dan juga Freen, seharusnya ia bisa membicarakannya dengan baik² dan setidaknya mengalah. Namun Nam tau jika temannya ini jika ia merasa benar pasti tidak akan mau menyerah

Saat Freen dan Nam tengah berjalan menyusuri koridor, mereka mendengar berita dari siswi yg juga kebetulan berpapasan bahwa telah terjadi kecelakaan kecil yg membuat orang itu harus di larikan ke rumah sakit

Betapa terkejutnya Freen saat mendengar nama yg tidak asing keluar dari mulut siswi tadi. Ia lantas menghentikan langkahnya dan bertanya tentang kebenaran berita yg dia dengar tadi untuk memastikan bahwa Freen tidak salah dengar

Benar saja, Freen tidak salah dengar. Lututnya menjadi lemas saat nama Becky adalah orang yg menjadi korban kecelakaan kecil itu.

"Apa yg terjadi? Bagaimana bisa sampai dia harus di larikan ke rumah sakit?" Dengan panik Freen terus mencecar siswi yg di ketahui juga adalah kakak tingkatnya dan satu kelas dengan kekasihnya itu

Jam pelajaran kembali di mulai. Freen yg ada di kelasnya itu terlihat sangat lesu dan tidak mendengarkan apa yg gurunya jelaskan. Pikirannya masih tentang Becky. Freen sangat khawatir dan ingin tau keadaan kekasihnya sekarang

"Permisi bu, saya mencari Freen. Dia di panggil ke ruang guru sekarang" salah satu siswa masuk ke dalam kelas Freen dan menyampaikan hal itu

Freen yg memang sedang tidak fokus pun tidak menyadari jika namanya di panggil beberapa kali oleh gurunya hingga saat Nam menyenggolnya yg membuat kesadarannya kembali

"Ha?"

"Freen, kau di panggil ke ruang guru"

"Untuk apa?"

"Mana aku tau. Sudah sana cepat"

Bingung itu sudah pasti. Pasalnya Freen merasa jika ia tidak memiliki masalah apapun tapi kenapa dia harus di panggil ke ruang guru? Atau jangan², ini berhubungan dengan mantan kekasihnya itu, Daren. Entahlah. Freen berjalan namun pikirannya terus saja memikirkan tentang Becky

"Permisi, bapak memanggil saya?"

"Oh Freen. Ya, duduklah"

"Jadi kamu tau kenapa kamu di panggil kemari?"

"Tidak pak saya tidak tau. Sepertinya saya juga tidak merasa melakukan kesalahan"

"Kamu di panggil kemari bukan karna masalah. Tapi apa kamu dekat dengan Becky?"

Jantung Freen berdegup kencang saat nama Becky di sebut. Ada apa ini? Apa sangkut pautnya dengan Becky, Freen benar² di buat bingung sekarang

"Sepertinya kalian memang dekat kan?"

"Emm i..iya pak. Tapi ada apa ya?"

Becky POV

Sudah Beberapa hari aku tidak berkomunikasi dengan kekasihku Freen. Aku tidak akan menghubunginya terlebih dahulu karna memang apa yg ku lakukan benar dan juga karna aku ingin dia menyadari kesalahannya dan meminta maaf padaku. Tapi ternyata sampai sekarang pun dia tidak menghubungiku

Haiss menyebalkan

Aku sangat kesal tapi di lain sisi aku juga sangat merindukannya. Sangat amat merindukannya. Aku rindu senyumnya, rindu saat dia bermanja padaku, aku merindukan segala tentang kekasihku itu

Dan hari ini aku sepertinya sangat sial. Seharian aku belum melihat Freen sama sekali, di tambah lagi aku mengalami kecelakaan kecil yg di sebabkan oleh temanku swndiri

Saat jam pelajaran olahraga, temanku tidak sengaja menendang perutku. Mungkin dia tidak sengaja, namun tendangannya sangat keras yg membuatku muntah dan sedikit mengeluarkan darah. Perutku rasanya sangat nyeri dan panas, entahlah aku tidak bisa menggambarkan bagaimana namun ini benar² sangat sakit

Di sinilah aku sekarang, kamar inap di rumah sakit yg tidak jauh dari sekolah. Aku terbaring lemah sendirian, tidak ada yg menemani. Guruku bilang jika sudah menghubungi orang tuaku tapi sudah hampir 2jam aku di sini, mereka belum datang juga. Tidak apa, hal seperti ini sudah biasa bagiku karna pasti mereka lebih mementingkan pekerjaan daripada anaknya sendiri

Sebenarnya aku tidak berharap di temani oleh orang tuaku. Yang aku harapkan adalah kekasihku, Freen aku sangat merindukannya. Aku ingin dia ada di sini bersamaku

Apa dia tidak mengetahui berita tentang diriku yg mengalami kecelakaan di sekolah tadi? Kenapa dia belum mengirimiku pesan? Setidaknya dia bertanya tentang keadaanku atau bagaimana. Padahal sekarang sudah jam pulang sekolah. Lagipula tadi aku juga meminta tolong pada guruku untuk meminta Freen menghampiriku disini. Apa dia masih marah padaku dan tidak ingin menghubungiku?

"Apa harus aku yg mengirim pesan padanya terlebih dahulu? Kenapa aku punya pacar tapi serasa tidak punya. Dia bahkan tidak khawatir denganku"

POV End

Di kamarnya, Freen mondar mandir seperti orang bingung. Sebenarnya dia memang sedang bingung karna harus menghubungi Becky atau tidak. Freen sangat ingin tau bagaimana keadaan kekasihnya itu, namun dia juga takut jika nanti malah mengganggu Becky yg sedang istirahat. Dilema dan bimbang itulah yg sedang Freen rasakan

"Bagaimana ini, apa aku harus menghubunginya atau tidak? Tapi bagaimana nanti jika yg menjawab adalah orang tuanya? Haiss apa yg harus ku lakukan?"

Setelah bergelut dengan dirinya sendiri, Freen akhirnya memutuskan untuk menghubungi Becky. Cukup lama tidak ada jawaban yg membuat Freen semakin cemas

"Apa dia sedang istirahat? Apa lukanya sangat parah? Kenapa dia tidak menjawab panggilanku"

Jarinya kembali menekan nomor Becky. Dengan harap harap cemas Freen menunggu panggilan itu tersambung

"Hallo?"

Dengan girang Freen melompat dari sofa saat mendengar suara kekasihnya. Walaupun terdengar cukup lemah namun itu sudah cukup membuat hatinya lega

"Sayang, kamu baik² saja kan?"





























Jangan lupa tinggalkan komen dan vote ya guys :)

RELATIONSH!TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang