11. Kembali Semula

605 100 7
                                    

Satu minggu sudah sejak kejadian malam itu. Sang pelaku yang tak lain adalah mantan menantu desa Caiyi sudah mendekam di balik jeruji besi. Dengan bukti dan kesaksian banyak orang, Li Bowen akhirnya mendapat hukuman 20 tahun penjara.

Keluarga Li termasuk istri dari Li Bowen saat ini datang mengunjungi rumah Jiyang sehari setelah penangkapan Bowen. Mereka datang untuk meminta keluarga mantan besan itu untuk mencabut laporannya. Keluarga gila, itu kata Yibo dan lainnya dalam hati.

Permintaan itu jelas langsung ditolak. Putra mereka menjadi korban. Bahkan luka yang diterima di hampir seluruh tubuh belum mengering. Lalu mereka dengan entengnya mengulurkan uang untuk memohon pembebasan sang pelaku? Yang benar saja.

Kalo kata Xiao Zhan nih, "Tidak semua tentang uang, meski semua memang butuh uang."

Uang yang disodorkan memang cukup banyak, tapi tak ada satupun dari mereka yang tergiur dengannya. Bagi mereka, kedamaian putra sulung Song adalah yang utama. Dan itu harus dilalui dengan menjebloskan mantan suaminya ke penjara.

Menerima penolakan, keluarga itu pulang dengan perasaan kesal. Apalagi sang istri. Ia merasa sangat malu dengan apa yang sudah diperbuat suaminya. Jadi dengan tanpa berpikir dua kali, ia langsung melayangkan surat cerai untuk suaminya itu.

Kan sudah dibilang, ikhlaskan salah satu agar tak kehilangan keduanya. Sekarang? Sudah jatuh tertimpa tangga kan kau! Serakah sih.

Sudahlah, lupakan semua yang sudah lalu. Dan sekarang mari sambut hari yang baru.

Hari ini Jiyang pertama kali kembali bekerja. Ia libur selama satu minggu karena masih sakit. Kemarin ia baru saja kembali ke dokter untuk memastikan keadaannya. Semua sudah baik dan Jiyang sudah diijinkan kembali beraktivitas seperti sedia kala.

Kali ini Haoxuan tak pernah menghilang dari sisi Jiyang. Tentang urusan di komite desa, ia akan mengerjakannya sembari menemani sang pujaan hati. Tak masalah, asal tetap bertanggung jawab pada pekerjaannya.

"Jiyang, kalo masih sakit kau bisa istirahat saja di rumah. Xuan kan sudah bisa membiayaimu," goda bibi Jia.

Jiyang tersenyum malu-malu. Ia hanya menunduk tak berani menatap orang-orang di sana.

"Ada Zhan yang membantu di sini, Jiyang. Jadi kau bisa tenang di rumah," tambah Ziyi.

"Aku akan pergi saat Jiyang sudah kembali bekerja, Zi. Kau tahu aku tak suka bekerja jadi karyawan Yibo," sahut Zhan yang ada di samping bibi Jia sedang melihat laporan pengiriman barang.

"Kau terlalu nyaman jadi pengangguran jadi malas melakukan pekerjaan!" seru bibi Jia.

Zhan menoleh menatap bibi Jia. "Uang Yibo masih banyak untuk kuhabiskan, Bi. Jadi tak masalah kalo aku masih fokus dengan acara rebahanku."

Xiao Zhan langsung tertawa setelah selesai berucap. Bibi Jia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan pemuda cantik di sebelahnya.

"Kau menolak punya hubungan dengannya, tapi seneng bener ngabisin uangnya?" celetuk Ziyi.

"Dia yang menantangku untuk keluar dari zona nyaman anak tunggal kaya raya. Aku hanya menurutinya. Aku sama sekali tak menggunakan uang yang orang tuaku kirimkan. Aku melakukan pekerjaan yang kubisa. Dan aku menggunakan uang Yibo untuk membeli kebutuhan."

Suasana gudang memang lebih ramai sejak Zhan ikut kerja di sana setiap hari. Banyak yang bilang Zhan itu seperti matahari. Selalu bersinar hampir tak pernah padam.

"Sampai kapan kau melakukan itu?" tanya Jiyang yang kini sudah berani menatap semua orang.

"Aku hanya di sini tiga bulan, Jiyang. Tenang saja, uang saudaramu akan ku hemat sampai saatnya tiba," jawab Zhan santai.

Yi 2 Zhan (Yizhan) ✓||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang