31. Menyesal? Tentu tidak

596 83 8
                                    

Hari sudah malam. Pintu kamar Yibo diketuk seseorang dari luar. Yibo yang baru saja keluar dari kamar mandi menatap kekasihnya sejenak sebelum beranjak untuk membuka pintu.

"Tuan Muda, makan malam sudah siap," ujar salah seorang maid yang mengetuk pintu kamar Yibo.

"Aku akan turun sebentar lagi."

Tanpa menunggu balasan, Yibo sudah kembali menutup pintu kamarnya. Ia berjalan ke arah ranjang untuk melihat kekasihnya yang masih terlelap.

"Zhan, mau makan malam di kamar apa ikut turun?"

Tangan Yibo mengusap lembut wajah cantik kekasihnya. Yang diusap seperti enggan membuka mata. Yibo tersenyum. Ia sadar kekasihnya pasti masih sangat lelah karena pergulatan panas yang mereka lakukan baru berakhir satu jam yang lalu.

"Yibo, aku masih ngantuk. Aku tak makan." Tanpa membuka mata, Zhan menjawab kekasihnya.

"Baiklah, aku akan membawa makannya ke sini setelah aku bicara pada papa mama tentang kita."

Yibo mengakhiri ucapannya dengan mengecup ringan bibir yang masih terlihat bengkak itu. Ia beranjak keluar kamar untuk menemui orang tuanya.

Sampai di bawah, ia melihat orang tuanya sudah duduk di ruang makan. Ia berjalan menghampiri mereka dan ikut duduk di samping kiri papanya.

"Yibo, Zhan mana?" tanya mama Liu saat sadar putranya hanya datang sendiri.

"Zhan masih tidur, Mah, kecapekan," jawab Yibo enteng.

Kedua orang tuanya langsung berpikir. Yibo dan Zhan hanya tidur siang kan? Capeknya datang dari mana?

Belum mereka melontarkan pertanyaan, Yibo sudah lebih dulu bersuara.

"Pa, Ma, Yibo mau minta ijin lamar Zhan besok!"

Kedua orang tua Yibo melotot kaget. Rasa lapar yang tadi menyerang seketika langsung menghilang karena mendengar ucapan yang keluar dari mulut putra kedua mereka.

"Yibo, kenapa tiba-tiba?" tanya mama Liu berusah setenang mungkin.

Yibo menghela napas sebelum menjawab pertanyaan mamanya.

"Yibo kelepasan, Ma. Maaf, Yibo gagal menjaga kesucian Zhan hingga pernikahan."

Lagi. Pasangan orang tua Liu sekali lagi dibuat jantungan oleh ucapan anak kedua mereka. Mama Liu langsung berpindah duduk di samping putranya.

"Kapan kamu melakukannya?"

"Tadi siang, di kamar, enam ronde dalam beberapa jam."

Plakk...

Satu tamparan sudah mendarat di pipi Yibo. Ada sebersit kecewa yang tersirat di mata mama Liu.

"Mama tidak pernah melahirkan anak kurang ajar sepertimu! Kenapa kamu bisa berlaku seperti binatang pada anak sebaik Zhanzhan?"

Air mata sudah menetes di pipi mama Liu. Papa Liu mendekati istrinya dan memeluknya. Yibo menunduk. Ia tidak marah atau kesal. Ia tahu dirinya melakukan kesalahan besar kali ini.

"Di mana Zhan sekarang, Yibo?" tanya papa Liu.

"Masih tidur di kamar, Pa," jawab Yibo masih dengan menundukkan kepala.

"Dia bisa bangun?"

"Tadi Yibo ajak turun dia tak mau, katanya masih ngantuk."

Papa Liu menghela napas lelah. "Cepat makan dan bawakan makan malam untuk Zhan. Besok pagi kita semua berangkat ke Yiling untuk menjelaskannya pada keluarga Xiao. Apapun keputusan mereka nanti, itulah yang akan menjadi keputusan kami."

Yi 2 Zhan (Yizhan) ✓||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang