18. Izin

623 95 14
                                    

Ternyata putusnya hubungan KuanCheng memang benar adanya. Haikuan sendiri yang mengkonfirmasi saat Jiyang bertanya langsung padanya. Namun, alasan bubarnya mereka masih menjadi misteri.

Zhan yang mendapat kabar dari Yibo tentu saja sangat penasaran dengan alasan mereka. Ia sendiri sangat menyayangkan jika keduanya sampai berpisah. Melihat keseharian dua temannya dulu saat dirinya masih tinggal di Caiyi, Zhan sudah sangat yakin jika hubungan itu akan awet sampai pernikahan.

Takdir bukan kita yang tulis kan? Jadi hal yang tak sesuai ekspektasi seperti itu memang sering terjadi.

Saat ini Zhan tengah merengek pada mamanya di hadapan kakak dan kakak iparnya. Ia bersikeras ingin berangkat ke Yunmeng untuk menyusul Zhoucheng. Didasari rasa penasaran tentang alasan retaknya hubungan KuanCheng ia bertekad harus mendapat jawaban langsung dari si empunya masalah.

"Kau baru kembali dari wilayah Gusu, Zhan. Sekarang kau merengek mau ke Yunmeng? Kau sudah tak betah di rumah?"

"Mama, aku ke Yunmeng buka jalan-jalan. Aku ke sana dengan misi."

"Misi apa?"

Mama sudah menatap putranya dengan mata memicing penuh kecurigaan. Dua kakaknya pun saling tatap heran.

"Aku ke sana itu mau cari A-Cheng. Aku harus tahu alasan putusnya dia sama Haikuan."

"Sepenting itu?"

"Tentu saja penting. Hubungan mereka itu sangat dekat seperti Yi Ge dan Xi Ge. Gimana kalo A-Cheng jadi ibu tanpa sepengetahuan lalu anaknya lahir tanpa ayah? Kan kasihan, Ma!"

Mama melotot kaget. Ia tak habis pikir dengan ucapan anaknya yang terlalu terus terang. Sejak kapan putranya itu jadi ceplas-ceplos?

"Kamu mau pergi sama siapa?"

"Yibo." Mata Zhan berbinar saat mengucapkan nama pemuda tampan itu.

"Suruh dia ke sini kalo memang mau ngajak kamu! Jangan seenaknya janjian di tengah jalan, seperti ngajak anak gelandangan saja! Kalo mau jemput itu langsung ke rumah, biar kelihatan tanggung jawabnya!"

Zhan mengangkat ponsel yang layarnya menyala menunjukkan sambungan telepon yang masih terhubung dengan seseorang. Masih dengan senyuman lebarnya ia mulai berbicara.

"Denger kan? Jadi kalo sudah sampe depan langsung masuk saja! Bilang sama penjaga gerbang kau Yibo tamuku!"

Keluarga Zhan kembali dibuat terkejut. Jadi sejak tadi Zhan merengek dengan ponsel yang tersambung langsung ke ponsel Yibo? Astaga, tindakan Zhan memang tak bisa diprediksi.

"Aku di depan gerbang rumahmu, Bunny. Mereka belum mengijinkan aku masuk."

Zhan langsung saja berlari ke pintu utama meninggalkan keluarganya yang kehilangan kata-kata. Zhan langsung membuka pintu dan menatap garang ke arah gerbang. Ada dua penjaga di sana sedang berhadapan dengan pemuda tampan milik Xiao Zhan.

"BUKA GERBANGNYA! KALIAN TAK BISA DENGAR KALO DIA TAMUKU! KALIAN HARUS MENGINGAT WAJAHNYA BIAR LAIN KALI KALO DIA DATANG KALIAN TAK PERLU TANYA-TANYA LAGI! DIA WANG YIBO."

Mendengar teriakan tuan muda mereka, langsung saja salah satu penjaga membuka pintu gerbang. Mereka mana bisa melawan tuan mudanya.

Yibo berjalan dengan tenangnya. Wajah tampan itu semakin tampan saat tersenyum melihat pujaan hatinya.

Zhan dengan tanpa melihat sekitarnya langsung berlari menerjang tubuh tegap yang sangat dirindukannya. Untung saja Yibo sudah mempersiapkan diri, jika tidak mungkin mereka akan tersungkur bersama.

Keluarga Zhan yang melihat adegan temu rindu hanya bisa bengong kehilangan kata. Mereka benar-benar melihat sisi lain dari seorang Xiao Zhan.

"Yibo, aku kangen!"

Yi 2 Zhan (Yizhan) ✓||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang