30. No Title 🔞🔞🔞

775 82 12
                                    

Saat ini Yibo dan Zhan sudah berada di rumah orang tua Liu. Zhan sudah berhenti menangis. Ia sudah sedikit lebih tenang.

Tak lama, orang tua Liu datang. Mereka langsung bertanya pada maid keberadaan Yibo dan Zhan. Maid yang ditanya langsung menunjuk taman kelinci karena dua orang itu memang sedang berada di sana.

Orang tua Liu menghampiri mereka. Mama Liu langsung memeluk menantunya. Yibo menatap papanya.

"Pengacara kita sudah mengurusnya. Sepertinya dia juga dipecat," ujar Papa Liu.

Yibo mengangguk saja. Tadinya ia akan kembali ke perusahaan untuk membalas wanita itu, tapi Zhan menahannya. Hatinya masih sangat kesal. baru semalam ia berkata pada Zhan untuk tidak menceritakan kisah itu lagi. Ternyata malah orang lain yang mengungkitnya. Tentu saja Yibo sangat kesal.

"Ma, Pa, terima kasih. Maaf gara-gara masalah Zhan...."

Zhan sudah menunduk dengan rasa bersalahnya.

"Zhan, papa tidak pernah menyalahkanmu. Semua yang terjadi di masa lalu bukan salahmu, dan biarkan itu tetap menjadi bagian dari masa lalumu." Papa Liu mengusap lembut kepala calon menantunya.

"Kamu itu lebih penting dari perusahaan itu. Kamu tenang saja, sekarang sudah ada kami yang akan selalu melindungimu dari orang-orang sampah seperti itu!"

Mama Liu kembali menarik Zhan ke dalam pelukannya. Zhan merasa tenang berada di tengah keluarga kekasihnya. Mereka selalu menganggap Zhan seperti anak sendiri.

"Yibo, ajak Zhan istirahat! Nanti kami akan memanggilmu saat makan malam." Mama Liu menatap calon menantu keduanya. "tenangkan dirimu dulu. Ada Yibo yang menemanimu sekarang. Jika kamu terus sedih, Yibo akan merasa gagal menjagamu."

Zhan menoleh menatap Yibo. "Maaf."

Yibo tak bersuara. Ia langsung menarik Zhan ke dalam pelukannya dan mengajaknya meninggalkan taman. Mereka berdua naik ke atas, ke kamar milik Yibo. Yibo langsung mengunci pintu setelah keduanya masuk.

Yibo mengajak Zhan duduk di tepi ranjang. Tangannya menggenggam tangan yang lebih kecil. Mata madunya menatap dalam mata abu yang selalu bisa menenggelamkannya.

"Aku tak akan mengatakan apapun. Hari ini memang salahku yang tak bisa menjagamu. Kau bisa melakukan apapun padaku untuk membalasnya."

Zhan menggeleng. Ia melepaskan tangan Yibo yang sedari tadi menggenggam tangannya.

"Aku tak pernah menyalahkanmu, Bo. Kau selalu menjagaku dengan sangat baik."

Zhan sudah mengalungkan kedua tangannya di leher Yibo. Perlahan wajahnya mendekat hingga bibir tipisnya bertemu dengan bibir tebal Yibo.

Yibo memejamkan mata untuk menikmati ciuman yang baru kali ini dimulai kekasihnya. Biasanya selalu Yibo yang harus memulai.

Beberapa detik, Yibo tak tahan lagi untuk diam saja. Ia mulai ikut membalas ciuman itu. Saling mengecap dan bertukar saliva.

Tangan Yibo kini bergerak untuk mendorong Zhan hingga terlentang di atas kasur empuknya. Ia melepaskan sejenak ciuman memabukkan itu untuk sekedar melihat wajah sayu kelinci cantiknya.

"Kau sangat cantik, Bunny!" bisiknya dengan suara serak.

Suara Yibo membuat Zhan merinding. Embusan napasnya yang menyapu selangka membuat tubuh Zhan panas dingin.

Yibo kembali mencium bibir yang sudah menjadi candunya. Ciuman kali ini lebih bernafsu. Hal yang biasanya selalu ditahan Yibo sepertinya kali ini gagal. Yibo benar-benar merasa panas sekarang.

"Zhan, aku tak bisa menahannya lagi."

Suara serak Yibo membangkitkan gairah Zhan. Dengan sangat sadar, Zhan membalas ucapan itu hingga membuat Yibo menatapnya.

Yi 2 Zhan (Yizhan) ✓||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang