23. Pulang Berlibur

2.7K 309 134
                                    

Pagi ini Azka dan Azkia terlihat murung, pasalnya mereka sebenar lagi pulang dan sudah tidak ada lagi hamparan pasir putih pantai yang mereka jadikan mainan nantinya. Saat ini mereka baru saja selesai sarapan, Azka dan Azkia duduk di teras belakang sambil memandangi pantai yang indah itu.

Dari dalam rumah Nazwa dan Maulana hanya diam memperhatikan anak-anaknya itu, sebenarnya mereka bisa saja menambah hari unuk liburan, namun pekerjaan Nazwa dan Maulana sudah mulai menumpuk dan harus segera mereka kerjakan. Walaupun dibantu beberapa karyawan dan Kakak Iparnya di butik, tetap saja Nazwa harus memantau butiknya itu.

Mereka berencana akan pulang jam sepuluh nanti, agar diperjalanan si kembar bisa tidur karena kemungkinan mereka akan sampai di rumah sore hari. Si kembar masih betah duduk di teras, mereka tidak ingin pulang tapi mereka juga tidak mau tinggal di sini.

Sekitar dua puluh menit mereka berdua duduk di teras akhirnya mereka masuk ke dalam dan menghampiri kedua orang tuanya yang tengah duduk di ruang tamu, saat Azkia ingin memanggil orang tuanya ternya mereka sedang ada tamu dan memuatnya tidak jadi memanggil orang tuanya.

Azka mengagjak kembarannya itu untuk ikut duduk di sana, karena bosan jika hanya berdiam diri di kamar. Maulana membantu kedua anaknya itu untuk duduk, setelah itu ia dan Nazwa lanjut mengobrol dengan pemilik penginapan yang mereka tempati selama satu minggu ini.

Ardi, pemilik penginapan itu datang setelah mendapat telpon dari Maulana jika mereka hari ini akan pulang. Maulana takut jika nanti mereka tidak sempat berpamitan dengan Ardi, maka dari itu ia memintanya untuk datang ke sini. Ardi tidak datang sendirian, ia datang bersama putrinya yang beberapa hari lalu datang memberikan bingkisan.

Peerempuan yang mampu membuat Nazwa cemburu dan kesal, sebenarnya Nazwa tidka ingin ikut mengobrol tapi setelah mengetahui perempuan itu jua ikut, maka mau tak mau Nazwa harus d samping suaminya itu. Rupanya wanita itu trauma suaminya dijodoh-jodohkan, karena mengingat sangat sering terjadi.

Dan ia bingung apa menariknya suaminya ini? Bahkan laki-laki itu sudah mempunya dua anak dan sebentar lagi akan menjadi bapak empat anak, apa yang menarik? Apakah status suami orang sangat menarik di mata orang-orang? Ah Nazwa jadi bad mood memikirkan itu.

"Jadi kalian pulang jam berapa?" tanya Ardi'

"Mungkin sekitar jam sepuluh," jawab Maulana.

"Kebetulan lusa saya juga mau Jakarta, mau nganterin anak saya," ujar Ardi sambil melirik ke arah putrinya.

"Terus apa hubungannya sama Mas Lana?" batin Nazwa.

"Anak saya kuliah di sana, dan ini dia lagi ambil cuti kuliah karena ibu nya sakit. Jadi lusa akan saya antar lagi ke Jakarta," lanjut Ardi.

Maulana bingung ingin membalas apa, ia sudah menyadari akan perubahan ekspresi wajah istrinya itu. Padahal ia kira tadi Ardi akan datang sendiri, tapi ternyata putrinya pun ikut membuntutinya, jujur saja Maulana merasa kurang nyaman dengan situasi ini.

Baru saja Maulana ingin membuka suaradering telpon Ardi membuatnya kembali bungkam, laki-laki paruh baya itu berpamitan untuk menjawab panggilan itu dan berjalan menuju luar. Azka dan Azkia masih diam, mereka menatap perempuan asing yang baru sana mereka lihat itu. Entah apa arti dari tatapan mereka, yang jelas itu membuat Zeva sedikit tak nyaman.

Perempuan itu melihat pakaian yang ia pakai, tidak ada yang salah pikirnya. Perempuan itu memakai rok sebetis dengan atasan kaos yang cukup membentuk tubuh, apalagi ditambah rambut yang ia ikat hingga membuat lekukan tubuhnya telihat.

"Ini anak-anak mereka kenapa ngeliatin aku gitu sih? Kan jadi gimana gitu," batin Zeva.

Tak lama Ardi kembali ke dalam dan mengajak putrinya itu untuk pulang, mereka berpamitan kepada Maulana dan Nazwa karena ada beberapa urusan mendadak. Nazwa dan Maulana mengantarkan ke luar, sampai di luar Ardi dna Maulana bersalaman sebagai tanda penghormatan.

LANAZWA : Let's Start A New story (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang