30. Kami Ikhlas (End)

4.4K 327 47
                                    

Hai, apa kabar?

Seperti judul, malam ini kisah mereka berdua berakhir dalam versi wattpad. Mereka akan tetap abadi dalam bentuk novel, dan untuk versi au masih berlanjut sampai nanti novel tiba di rumah kalian masing-masing.

Kayanya hampir satu tahun, ya, cerita ini? Bener-bener nggak kerasa, aku masih nggak percaya ini adalah cerita ketiga yang berhasil aku selesaikan dan aku terbitkan.

Kalian semua, terima kasih banyak atas semua support dalam bentuk apapun itu. Mari kita abadikan cerita mereka berdua dalam hati kita.

Tunggu cerita Azka, ya? Akan aku up setelah lanazwa selesai versi au dan wattpad.

(HAPPY READING)

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan malam, Hilmah sudah membujuk ponakan kembarnya itu untuk pulang karena sudah mulai larut. Namun Azka dan Azkia tidak ingin pulang dan mengatakan akan tetap di sini sampai Nazwa bangun dan menggendong adik kembar mereka.

Maulana membiarkan kedua anaknya itu untuk tetap berada di rumah sakit, kini Azka dan Azkia duduk di pangkuan sang Baba dengan mata mereka yang sedari tadi masih terus menatap pintu ICU.

Latifah, Hasan, Fatimah, dan Aldi sudah pulang karena harus beristirahat. Semua yang ada di sana saling diam, mata mereka sedari tadi basah dan masih mengkhawatirkan keadaan Nazwa di dalam sana.

Pikiran jelek yang sedari tadi memenuhi kepala sedikit demi sedikit mereka tepis, mereka yakin jika Nazwa akan baik-baik saja dan akan segera berkumpul bersama lagi seperti dulu.

Tangan Azka mengusap pipi Maulana yang basah itu, ia seolah mengerti akan keadaan sekarang ini dan mencoba untuk tetap tersenyum dan memberikan semangat kepada Baba nya itu.

Azka juga sama khawatirnya, tapi bocah laki-laki itu tahu jia Nazwa adalah wanita kuat dan dia tidak akan meninggalkan mereka semua sampai kapanpun, Azka juga mencoba menenangkan kembarannya yang sedari tadi menangis.

Sedangkan di dalam ruang ICU Dokter Riska dan para suster masih berusaha sebisa mereka, namun siapa yang menyangka jika perlahan Nazwa mulai membuka matanya dan membuat Dokter Riska tersenyum lega.

Mata Nazwa belum terbuka sepenuhnya, wanita itu masih berusaha membuka matanya dan melihat ke sekelilingnya seolah mencari seseorang. Dokter Riska yang melihat itu mendekat, ia mencoba mendengarkan apa yang Nazwa katakan.

"Kamu butuh sesuatu?" tanya Dokter Riska. "Kalau masih bekum bisa jangan dipaksakan, kamu harus istirahat lagi Nazwa," lanjutnya.

"Suami Nazwa mana?" tanya Nazwa dengan suara lemahnya.

"Mau saya panggilkan?" tawar Dokter Riska yang dibalas anggukan lemah oleh Nazwa.

Dokter Riska menghela napas sebentar setelah itu ia berjalan keluar untuk memanggil Maulana, baru saja ia membuka pintu semua orang yang sudah menunggu di luar langsung menghampiri Dokter Risa dan menanyakan keadaan Nazwa.

Azka dan Azkia berlari menghampiri Dokter Riska, mata mereka mencoba melirik kedalam ruangan guna untuk melihat keadaan sang Ummah yang sedari tadi mereka tunggu.

"Dokter gimana keadaan istri saya?" tanya Maulana.

"Nazwa sudah sadar, tapi keadaan dia masih lemah," ujar Dokter Riska membuat mereka semua bernapas lega dan mengucapkan syukur. "Maulana, Nazwa mau bicara sama kamu, silakan kamu masuk. Tapi maaf hanya satu orang yang boleh masuk," lanjut Dokter riska.

Mendengar itu tentu membuat Maulana senang, orang yang pertama kali dicari Nazwa adalah dirinya. Laki-laki itu tidak langsung masuk, ia berjongkok dan memberikan pengertian terlebih dahulu kepada kedua anaknya kenapa hanya dia yang boleh masuk.

LANAZWA : Let's Start A New story (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang