awal

482 69 35
                                    

Assalamualaikum guys, maaf kalau masih banyak typo, karena ini cerita pertamaku. Aku sudah berusaha yang terbaik. SELAMAT MEMBACA ya, cantik, ganteng, sholeh, sholihah! Jangan lupa tekan bintang di pojok, ya. Kalau penasaran dengan alurnya, baca terus dan pantengin ceritanya.

Pagi hari yang cerah, seorang gadis berbaju hitam dan berkerudung senada melaju di jalanan ibu kota Jakarta dengan motor sport kesayangannya, menuju mansion keluarga Smith, kediaman orang tuanya. Dia adalah Azareena Aqeela Kalia Smith, putri tunggal keluarga Smith yang paling disayangi oleh sang nenek. Gadis ini memiliki kepribadian yang sulit ditebak, namun wajahnya cantik bak bidadari dan matanya meneduhkan, sehingga siapa pun yang menatapnya seolah tenggelam dalam pesonanya.

Brum... brum... kikkk! Suara motor terdengar lalu berhenti di garasi rumah keluarga Smith.

Tok... tok...

“Assalamualaikum, Bun, Qela pulang,” ucap Qela.

“Waalaikumsalam, putri bunda yang cantik jelita,” jawab bunda sambil memeluk putri tunggalnya.

“Bagaimana kabar nenek, sayang?” tanya Qela sambil menatap bundanya.

“Baik, Bunda. Nenek malah makin kuat, the power of nenekku!” ucap Qela sambil tertawa.

“Kamu bisa aja. Memangnya kamu baru tahu kalau nenekmu yang di Bandung (nenek dari ayah) itu kuat? Dia dijuluki 'Si Merah', artinya berani,” jawab bunda.

“Iya, Qela tahu.”

“Makan yuk, Qel. Pasti kamu lapar setelah perjalanan jauh. Panggil ayahmu di ruang kerjanya,” ucap Bunda Dewi.

“Iya, Bun. Ayah sibuk sekali dengan 'selingkuhannya' itu, sampai pagi-pagi sudah ada di ruang kerja.”

“Hahaha, Qela ada-ada saja. Ayahmu bekerja buat kamu. Kalau ayah tidak sibuk, mau makan apa kita?”

“Iya sih. Yaudah, Qela panggil ayah dulu, ya. Bunda siapkan makanan.”

---

Tok... tok...
“Assalamualaikum, Ayah,” ucap Qela sambil mengetuk pintu.

“Waalaikumsalam, masuk, sayang. Pintu tidak dikunci. Putri ayah sudah pulang. Bagaimana kabar nenekmu? Sehat?” tanya ayahnya.

“Alhamdulillah, nenek sehat, Yah,” jawab Qela sambil mencium punggung tangan ayahnya.

“Apa saja yang diajarkan nenek, Qel?” tanya ayahnya sambil melayangkan pukulan lembut yang ditangkis oleh Qela.

“Eits, Ayah nggak kena. Aku kan sudah pintar, hehe... sombong dikit sama Ayah boleh lah,” ucap Qela sambil tertawa.

“Wah, refleks anak ayah sudah bagus ya. Hebat, nih, ajaran dari Bunda ayah.”

“Dih, nenek Qela juga hebat. Ayo, cepat, nanti Bunda marah kalau kita nggak segera ke meja makan.”

“1, 2, 3... lari!” Qela langsung berlari, diikuti oleh ayahnya yang menyusul dengan cepat.

---

Di meja makan

“Menang! Hore, Qela menang, Bunda! Ayah kalah!” teriak Qela sambil melompat-lompat.

“Keberuntungan sedang di pihakmu, Qela. Ayah ngalah biar putri ayah senang,” ucap ayahnya sambil menggoda.

“Bunda, lihat tuh Ayah,” ucap Qela dengan manja.

“Mas, sudah, jangan menggoda putri kita terus,” ucap bunda membela Qela, membuat ayahnya hanya bisa tersenyum.

“Ayo makan, baca doa dulu,” ajak Bunda. Mereka pun berdoa, dan suasana hening menyelimuti meja makan.

Setelah makan selesai, Qela dan bunda pergi ke supermarket, sementara ayah kembali ke kantor.

Cool Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang