sebelas

50 9 9
                                    

Hallo gays aku update ,jangan lupa baca !

  ♡♡♡

Di tengah suasana bandara yang sejuk, gadis berabaya Milo dengan kerudung senada tampak duduk tenang. Mata teduhnya sesekali melirik jam di pergelangan tangan, memastikan waktu tak beranjak terlalu cepat sebelum panggilan penerbangan. Sebuah koper kecil di sampingnya penuh dengan makanan kesukaan sahabatnya di Belanda. Ia membayangkan senyum hangat sahabatnya saat menerima bingkisan itu, membawa sejumput kenangan dari tanah air. Baginya, perjalanan ini bukan sekadar pertemuan, tetapi juga membawa rasa rindu yang terbungkus dalam setiap makanan yang telah disiapkannya dengan penuh kasih.

Setelah menjejakkan kaki di tanah Belanda, gadis itu segera mengeluarkan ponselnya dan mengetik pesan cepat kepada sahabatnya.

“Hallo, assalamualaikum, Lia! Jemput aku di bandara ya!”

Tak lama kemudian, notifikasi balasan muncul.

“Waalaikumussalam! Ha? Kamu sudah di Belanda, Qel?”

Senyum tersungging di bibirnya saat membayangkan ekspresi terkejut sahabatnya. Tak menunggu lama, pesan balasan lain masuk.

“Yaudah, otw!”

Hati Qel berdebar senang, tak sabar menanti pertemuan mereka setelah sekian lama.

Tak lama kemudian, Lia datang dengan senyum lebar di wajahnya, melambaikan tangan begitu melihat Qela dari kejauhan.

“Qelaaaa!” teriaknya penuh semangat, menarik perhatian beberapa orang di sekitar.

Qela membalas dengan melambaikan tangan dan berjalan menghampiri, tak bisa menyembunyikan senyum hangatnya. "Haiii, gimana kabarnya?" tanyanya sambil menatap Lia dengan penuh perhatian.

Lia tersenyum tipis, meski raut wajahnya masih terlihat sedikit lelah. "Sudah lebih baik," jawabnya pelan, sedikit lesu.

Qela menepuk pundak sahabatnya pelan, berusaha menghibur. "Utututu... sudah jangan sedih lagi. Nih, aku bawain kesukaan kamu!" ujarnya sambil membuka sedikit bungkusan yang dibawanya, memperlihatkan makanan favorit Lia.

Mata Lia berbinar. "Wah, tahu aja, Qel! Pas banget, aku lapar," ucapnya penuh antusias.

Keduanya tertawa, merasa lega karena bisa kembali berbagi momen bersama setelah sekian lama.

"Yaudah, ayo masuk mobil, Qel!" ajak Lia sambil membuka pintu mobilnya. "Gimana kalau sekalian kita ke Rijksmuseum Amsterdam? Kita bisa lihat-lihat sejarah di sana."

Qela tersenyum, matanya berbinar mendengar ide itu. "Boleh banget! Sudah lama juga aku nggak ke museum."

"Yuk, berangkat!" Lia mengangguk semangat, lalu keduanya masuk ke mobil, bersiap menikmati petualangan kecil mereka.

Perjalanan ke Rijksmuseum dipenuhi cerita dan tawa, mengenang masa lalu sambil bersemangat menanti semua hal menarik yang akan mereka temui di museum. Mereka tahu, hari ini bukan hanya tentang sejarah, tetapi juga menciptakan kenangan baru yang akan mereka simpan selamanya.

♡♡♡

Pov Zidan

Suasana rumah Zidan begitu tenang, dikelilingi pepohonan rindang yang menyejukkan. Sambil memegang buku "Know Yourself", ia larut menikmati halaman demi halaman, sesekali menghirup aroma teh hangat yang mengepul dari cangkir di sebelahnya. Pemandangan di luar jendela memanjakan mata, menghadirkan ketenangan yang ia nikmati sepenuhnya.

Namun, ketenangan itu tiba-tiba terusik oleh kedatangan seseorang. Ternyata ia adalah sahabatnya, Ken.

“Assalamualaikum, Zid,” suara Ken terdengar penuh semangat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cool Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang