Rubah

332 34 2
                                    

Typo bertebaran
Alur gaje

Renjun as Remy si rubah
Jeno as Dokter Noah

Noah adalah seorang dokter hewan yang bekerja di sebuah pusat rehabilitasi yang bertujuan untuk menyelamatkan hewan-hewan yang terluka atau tidak sengaja terjerat oleh perangkat penduduk setempat.

Suatu hari Noah dan teman-temannya tidak sengaja menemukan seekor rubah yang tengah terluka tidak jauh dari tempat rehabilitasi tempat mereka bekerja.

Sepertinya rubah tersebut terkena jerat atau perangkap yang di pasang para pemburu atau penduduk.

Noah dan teman-temannya lalu membawa rubah tersebut ke tempat rehabilitasi untuk di rawat.

"Jadi siapa yang akan merawat dan rutin mengecek kondisi rubah ini?" Tanya salah satu teman kerja Noah setelah mereka selesai mengobati luka si rubah.

"Aku saja" kata Noah mengajukan dirinya.

Mendengar itu teman-teman Noah pun mengangguk pertanda setuju jika dokter manis kelahiran bulan April itu yang merawat si rubah.

"Kalau begitu kami pergi dulu No~, jika butuh sesuatu atau bantuan kau bisa memanggil salah satu dari kami"

Noah lalu di tinggal sendiri bersama si rubah. Dan setelah teman-temannya pergi Noah pun memindahkan rubah yang masih dalam kondisi terbius tersebut ke kandang pemulihan.

"Semoga kau cepat sembuh!" Ucap dokter manis itu sembari mengelus si rubah.

.

.

.

Keesokan paginya seusai sarapan, Noah pergi untuk melihat kondisi si rubah sambil membawa wadah kecil yang berisi daging segar untuk di beri pada mamalia tersebut.

"Pagi! Aku membawa makanan untukmu"

Noah membuka kadang pemulihan dan menyapa si rubah yang tampak masih lemas.

Dokter manis itu kemudian memberi makan pada si rubah sebelum ia memeriksa lukanya.

Si rubah makan dengan lahap walaupun masih terlihat lemas membuat Noah tersenyum senang.

"Makan yang banyak, ya!" Ucapnya sambil mengelus kepala si rubah.

Selesai si rubah makan, Noah pun mulai mengecek lukanya memastikan semua aman dan tidak ada yang infeksi.

"Lukamu cukup parah jadi seperti butuh waktu beberapa minggu untuk sembuh" kata Noah pada si rubah yang sejak tadi terus menatapnya.

Noah lalu kembali mengelus kepala mamalia tersebut.

"Kau akan lama di rehabilitasi di sini semoga kau tidak bosan. Dan... Sepertinya aku harus memberimu nama agar lebih mudah untuk memanggilmu seperti hewan-hewan yang lain yang di rawat di sini. Tapi nama apa yang bagus ya?" Noah tampak berpikir sambil sesekali memperhatikan si rubah yang masih terus menatapnya.

"Remy! Bagaimana kalau Remy!" Celetuk Noah kemudian.

Mendengar nama itu si rubah mendekatkan kepalanya ke tangan Noah dan mengusap-usapkannya seolah menyutujui nama yang di sebutkan oleh sang dokter.

"Kau menyukai nama itu! Baiklah, jadi mulai sekarang aku akan memanggilmu Remy" kata Noah.

.

.

.

Tak terasa satu Minggu telah berlalu. Dan Noah yang telah merawat Remy selama itu pun kini sudah sangat dekat dan berteman baik dengan si rubah.

Si dokter manis bahkan selalu menghabiskan harinya bersama si rubah yang luka-lukanya sudah mulai sembuh dan telah kembali aktif seperti rubah kebanyakan itu.

Saat sedang bersama, kedua mahluk yang berbeda jenis itu seolah memiliki dunia mereka sendiri, sehingga kerap kali membuat teman-teman kerja Noah heran melihat kedekatan keduanya.

"Ini pertama kali aku melihat Noah begitu dekat dengan hewan yang dirawatnya. Ya dia memang menyukai binatang dan dekat dengan semua hewan yang ada di tempat rehabilitasi ini, tapi dengan Remy agaknya sedikit berbeda" kata salah satu teman Noah.

"Iya kau benar, Noah memang dekat dengan hewan lainnya tapi tidak seintens jika ia bersama rubah itu. Aku jadi sedikit aneh melihatnya." Timpal teman Noah yang lain.

"Tapi menurutku wajar saja sih jika Noah sedikit lebih intens dengan Remy. Secara dari semua hewan yang ada di sini, Remy adalah satu-satunya yang hewan yang di tangani dan di rawat oleh Noah sendirian tanpa bantuan dari kita jadi jadi itu wajar saja, seperti aku yang lebih dekat dengan Ben si beruang kecil" kata teman Noah yang lainnya lagi.

Kedua teman Noah yang tadi sempat berpikir yang aneh-aneh tentang kedekatan dokter manis itu dengan si rubah mengangguk-anggukkan kepala mereka.

"Ya, kau benar. Aku pun di banding dengan hewan yang lain yang ada di sini, aku lebih dekat dengan Amber si rusa".

Ketiga orang yang memperhatikan Noah itu pun saling bertukar tatapan dan tertawa kecil lalu berbalik pergi untuk melanjutkan pekerjaan mereka meninggalkan si dokter yang masih sibuk bermain dengan pasien rubahnya.

.

.

.

Malam pun tiba Noah dan teman-teman kerjanya telah kembali ke mess mereka masing-masing untuk beristirahat.

Di tempat rehabilitasi tepatnya di kandang tempat Remy si rubah berada, sebuah cahaya yang menyilaukan keluar dari tubuh rubah tersebut menyinari seisi kandang. Dan saat cahaya itu meredup sosok seorang pemuda tampan pun terlihat.

Remy si rubah berubah menjadi seorang manusia.

Mata Remy yang awalnya tertutup perlahan terbuka dan memperhatikan kondisi sekitarnya. Setelah memastikan tidak ada seorang pun di sana Remy membuat pintu kandang dan keluar dari sana.

Fyi, Remy sudah di pindahkan ke kandang luar yang lebih besar yang bertujuan agar rubah itu bisa lebih leluasa untuk bergerak.

"Akhirnya aku bisa berubah ke wujud manusiaku lagi" ujar Remy senang dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Ia lalu berjalan keluar dari tempat rehabilitasi menuju ke mess tempat Noah berada dengan mengikuti bau tubuh sang dokter yang sudah sangat ia kenali.

Remy berdiri di depan jendela kamar Noah yang gordennya tidak tertutup rapat.

Dari tempatnya dengan di sinari cahaya rembulan, Remy dapat melihat Noah yang tengah tertidur pulas di tempat tidurnya.

Sudut bibir Remy tertarik mengulas sebuah senyum tampan saat melihat wajah manis sang dokter.

"Terimakasih karena telah merawatku selama ini! Sekarang aku harus pergi, jaga dirimu baik-baik suatu hari nanti aku akan datang untuk menemuimu lagi!" Ucapnya.

Remy lalu hendak berbalik pergi, namun baru selangkah kakinya melangkah ia kembali menoleh menatap Noah yang terlelap.

Di tatapnya dokter manis yang telah mencuri hatinya itu lama kemudian ia berjalan mendekati jendela dan membukanya.

Rubah tampan itu melompat masuk ke kamar Noah dan menghampiri dokter tersebut.

Cup

Sebuah kecupan ringan ia bubuhkan pada ranum sang dokter dan tersenyum setelahnya.

"Aku akan kembali untukmu, dan kuharap saat aku kembali kau belum memiliki orang lain di sisimu!" Ucap Remy.

"Selamat tinggal Noah, dokterku yang manis!"

Untuk yang terakhir Remy mengusap rambut Noah setelah itu ia pun berbalik pergi dan menghilang di balik gelapnya malam.

🦊x🐶

Ninit 🍊

Renjun x JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang